"Lusa kita ke stadion yuk!" Ajak Adrey ke gue yang baru saja dateng ke rumah gue bersama Revi dan Fera.
"Woy lo kenapa ngga berangkat?" Sambar Revi saat gue mau jawab ajakan Adrey.
"Nanya satu satu dong. Oke, ngapain ke stadion" tanya gue ke Adrey. "Males gue berangkat, buang buang uang saku doang, toh ngga ada kegiatan apa apa di sekolah,cuma penerimaan rapot doang." Lanjut gue membalas pertanyaan Revi. Sementara Fera masih asik main hp sambil rebahan di kasur gue.
"Nonton bola lah" Jawab Adrey.
"Lah iya maksud gue siapa yang main?" Tanya gue lagi.
"Persija vs Mitra Kukar."
"Demi apa? Ada mas David dong?!" Gue pun langsung melonjak bersemangat.
"Iya ada, tapi ntar kita bergabung sama jakmania."
"Apa apaan! Gak mau! Rusuh! Bau keringet! Desak desakan! Gue ngga mau! Mending gue dukung Mitra Kukar aja, gue memisahkan diri aja!" Jawab gue ngotot.
"Di, banyak amat tisu di kasur." Kata Fera yang tiba tiba ikut ngomong aja. "Lo abis nangis? Kenapa?"
Muka gue langsung kecut, males gue bahas itu, tapi mau gimana lagi, udah terlanjur basah.
"Gue putus sama Bredy." Jawab gue datar.
"APAAAA?!!!!!" Sahut mereka bertiga berbarengan.
"Ngga usah lebay, biasa aja kali." Jawab gue lagi yang kemudian gue pergi meninggalkan kamar untuk ke dapur.
Lalu mereka bertiga mengejar gue, meminta kejelasan atas ucapan gue tadi. " Jelasin ke kita kita,Di" Gerutu Fera sambil menghalangi gue untuk keluar dari kamar.
"Minggir ih, gue mau ke dapur dulu. Entar gue balik lagi, pasti gue bakal jelasin deh." Kata gue sebel. Fera pun langsung minggir.
Gue datang lagi dengan membawa jus alpukat dan kacang bawang. Dan mereka bertiga langsung menyambar apa yang gue bawa dan nyuruh gue buat cepet jelasin.
"Ceritanya panjang" kata gue sambil menyalakan televisi.
"Ya panjangnya gimana, kalo lo butuh waktu 2 jam butuh jelasin, kita bertiga siap kok dengerin sampe selesai." Kata Adrey kekeh.
"Ya kalian si cuma dengerin aja. gue yang cape ngoceh." Jawab gue lagi sambil ganti ganti channel tv.
"Cepetan ih jelasin, kenapa kalian bisa putus?" Tanya Revi dengan rasa penasaran tingkat tinggi.
"Sebenernya salah gue juga sih." Jawab gue enteng.
"Lah kok? Kalo salah lo kenapa lo yang nangis?" Tanya Revi semakin penasaran.
"Yailah Rev, namanya juga cewe ya gitu." Jawab gue.
"Gara gara dia liat foto gue lagi jalan sama Sagara." Lanjut gue.
"APAAAA?!!" Sahut mereka bertiga berbarengan.
"Sumpah? Demi apa? Anjirrr! Serius? Hahhhh!? Whaattttt! OMG!!" Teriak Fera kaya orang ngga makan satu bulan.
"Diandraaa, demi apa lo jalan sama Sagara? Demi apaaa?!! Bilang ke gue cepetan!" Adrey menggoyang goyangkan tubuh gue. Disini gue kaya orang linglung karena semua temen temen gue pada lebay kaya begini. Di tambah lagi si Revi yang tiba tiba nimpuk muka gue pake bantal "Hwaaaaa!! Kampreeett lo! Anyiing! Kok bisa sih!" Tambah Revi yang semakin gemes karena gue belum juga ngomong.
"Jadi gini" gue pun mulai menjawab.
"Gimana?" Tanya Revi yang merhatiin gerak bibir gue, begitupun dengan Adrey dan Fera.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOOD&BALL (Need Time) [COMPLETED]
Ficção AdolescenteSebuah kisah anak SMA yang mengidolakan pemain sepak bola. Cover by HurdWood