1. Habits that shape us

20.7K 1.2K 104
                                    

Dyorchestra Present
~•~
Dilemme XXX

.

.

.

⚠️ Warning

Cerita ini berisikan konten dewasa untuk chapter tertentu. Kekerasan perkelahian yang sangat tidak layak untuk ditiru. Dimohon kesadaran pembaca dalam memahami cerita ini.

Fanfiction! Family-Crack, Drama! Dunia male x male bisa punya anak! Restricted

Disclaimer: Karya fiksi ini murni milik saya. Beberapa nama di dalamnya digunakan untuk kepentingan entertainment, dan tokoh-tokoh yang digunakan bukan hak cipta milik saya.

Prakata

______________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________

Satu kata terlempar kata lain. Rentetan kalimat disanggah untaian kalimat. Empat raga saling menghadap, bersitegang dengan keadaan.

Bayangan kabur terbelenggu noda hitam samar setiap sisinya bagai potret kelam yang telah lama ditinggalkan. Akan tetapi, baginya potret itu tidak pernah usang terlupa oleh waktu. Seperti awan yang terus bergerak, bayangan itu selalu hadir, menghantui, mengingatkannya setiap hari, menjadikannya terbiasa berdampingan.

Fragmen yang mengakar kuat di pikirannya tiap terlelap. Ia mengernyit gelisah, harus sampai kapan terbayangi kilasan ini seperti kebiasaan yang tertanam begitu dalam?

"Pergi dari sini! Bawa dia pergi!"

Badan remaja tanggung yang tengah dilindungi semakin meringkuk bersembunyi. Pelindungnya menghadang tangan yang ingin mendorong sembari menyergah, "Berhenti Yong! Apa salah anakku sampai kamu begini kan?"

"Karena dia berani suka pada Mark!"

Mata pelindung itu membelalak, dia lantas membawa remaja yang di belakangnya berhadapan untuk mencari kebenaran. Namun, mulut anak itu bungkam.

"Aku tidak tau apa ini karena masalah kita sampai kamu membawanya pada mereka, tapi Yong, kamu yang akan menyakitinya nanti."

"AKU TIDAK PEDULI! YANG PENTING JAUHKAN ANAKMU DARI MARKKU!

That's my Mark too. "Baiklah, kami pergi, kamu dapat itu dan kupastikan mereka tidak bisa bersama," cetusnya sebelum benar-benar pergi.

Sosok dalam gulungan selimut mendadak terlonjak. Napasnya terengah-engah seperti habis dikejar-kejar. Pemuda yang baru saja terbangun karena mimpi buruk pun memandang kosong di depannya sampai derap langkah kaki terdengar mendekat di luar sana. Ia kembali menutup diri dalam selimut dan berpura-pura tidur.

✔ Dilemme XXX [NoRen] RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang