Cek Dulu Kebenaran

3.5K 254 48
                                    

"Apa kau bilang? Si keriting jabrik itu punya anak ilegal?"

Wajah galak naik tingkat menjadi sangar. Aura mencekam nan kelam meliputi tubuh sang oni no fukuchou. Kepalan tangan kuat membuat sarung pedang yang tergenggam retak.

Siapapun yang melihat Hijikata Toshirou saat ini lebih memilih pergi hingga ke planet lain dibandingkan berhadapan dengannya. Mungkin hanya si sadis-maksudnya kapten regu satu Shinsengumi, Okita Sougo yang berani menghadapi.

"Sougo teme, kalau kau salah memberikan informasi, kubelah duren kau sekarang juga!"

"Kau boleh lihat sendiri, Hijikata-san."

Di sana, di genggaman Sougo, terpampang jelas telepon selulernya. Maaf, lebih spesifik lagi, yakni layar telepon yang menunjukkan sebuah gambar berisi sosok pria berambut putih bergelombang menggendong bayi dengan ciri khas sama. Helai rambut putih dan pandangan mata malas seperti ikan mati.

Siapapun yang berada di dekat Hijikata dapat merasakan panasnya api emosi. Pemuda pirang pasir sudah sedia dengan tameng anti pelurunya, kalau-kalau pecinta mayones tersebut menyerang membabi buta.

Brak.

Pintu shoji terbelah diagonal. Jelas karena tebasan pedang tajam. Sosok sang Wakil Komandan sudah layak disebut iblis. Seolah tanduk tumbuh dari atas kepala, ditambah asap rokok mengepul bagai keluar dari neraka.

Oni no fukuchou siap membantai bersimbah darah.

"Yo~ro~zu~ya~ bersiaplah akan hukumanmu ...."

Dan sosok sang iblis menghilang secepat kilat. Ya, lebih cepat dari The Fl*sh.

Dari tempat Hijikata berdiri tadi hanya tersisa bekas tapak kaki gosong seperti terbakar api. Iris crimson Sougo memandang datar kelakuan atasannya. Seringaian sadis terpampang kemudian.

"Ini akan menarik."

*

*

*

Disclaimer : Hideaki Sorachi

Setting after episode 51 & 52 Infant Strife arc

Pair : HijiGin (Hijikata Toshirou x Sakata Gintoki) slight OkiGin

*

*

*

Lantai dua kedai Snack Otose, papan bertuliskan "Yorozuya Gin-chan" terpampang besar. Si pemilik usaha, Sakata Gintoki tengah duduk di sofa biru. Ekspresi wajah yang biasa malas tampak semakin malas dengan kerutan kesal. Helaan napas pun dibuangnya.

Seseorang memainkan rambut perak jabriknya dengan riang meski wajah tak berekspresi. Tak peduli bagaimana keadaan si pemilik rambut. Meski mantan Jouishishi itu menggerutu, sosok itu tetap gembira memanjakan helai rambut Gintoki.

"Mungkin seharusnya aku tidak mengambil pekerjaan ini. Kenapa juga masih kuterima? Ah, benar. Karena bayarannya. Jadi seharusnya pekerjaan ini dilakukan bersama, 'kan? Lalu kemana para Kusogaki itu? Sial, mereka melepas tanggung jawabnya padaku. Lihat saja takkan kuberi gaji."

Tawa kejam disertai seringai licik keluar dari bibir pria itu. Disusul tawa kecil dari sosok yang memainkan rambutnya sedari tadi. Iris crimson memandang sosok di sebelahnya. Sumber masalah Gintoki justru berada tepat di sini.

Seharusnya ia memang menolak permintaan kali ini. Sayang, orang ini sudah terlanjur suka dengan Gintoki. Ingin menolak tapi tak kuasa. Terlalu banyak faktor, terutama keuangan.

Susu Saya Susu Stroberi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang