2

257 46 11
                                    

"sometimes, this road seems far away

and tears flowing from my cold heart

when all of everything becomes memories

we, two people, will be shelter for each other"

- Sung Shi Kyung -


-TP-


Sinar matahari memasuki celah jendela dan membiaskan cahayanya didalam kamar utama yang ditempati oleh pria berwajah tampan itu. Lee Jonghyun masih tertidur pulas, ia masih mengelilingi alam mimpinya. Tapi sesaat setelah cahaya matahari memaksa matanya untuk terbuka, seketika matanya pun mengerjap.

"Hassh sudah jam berapa ini?" kemudian ia melihat jam wekernya, "MWO?!! Ashh jinjja aku telat!" dengan segera ia melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Melepas pakaian tidurnya, memperlihatkan otot-otot yang terpampang jelas di perut dan lengannya. Hasil olahraga sedari ia remaja dan juga hasil latihan bela diri yang sejak kecil digelutinya.

Lee Jonghyun adalah pemegang mendali emas olympiade Judo di Korea Selatan. Sabuk hitam sudah dipegangnya. Lelaki sempurna dengan segala harta yang dimilikinya, dengan ketampanan yang menghiasi wajahnya, dan juga dengan badan atletisnya yang membuat para wanita akan jatuh dalam pesona seorang Lee Jonghyun.

Tetapi sekali lagi harus diperjelas, sekarang status Lee Jonghyun bukanlah lagi seorang lajang yang bisa bersenang-senang dengan gadis di luar sana. Ia telah memiliki istri yang walaupun bahkan tidak pernah terpikir olehnya mengapa ia bisa menikah dengan seorang wanita yang tak pernah dikenalinya.

Ia segera masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Membersihkan badannya dan pikirannya yang membuat pria tampan itu sangan pusing dan lelah. Segera ia menyelesaikan mandi dan kemudian memakai pakaian kerja yang entah dari mana sudah disiapkan di tempat tidurnya. Jonghyun menghela nafas. Ia tau jika yang menyiapkan semua pakaiannya adalah wanita itu. Seharusnya ia merasa senang dengan statusnya sekarang, tetapi kenapa wanita itu yang harus menjadi istrinya. Kenapa bukan wanita yang dicintainya?


-TP-


Im Yoona sudah menyiapkan sarapan untuk Jonghyun. Ia tahu jika Jonghyun belum mengambil cutinya pasca menikah. Ia bahkan sangat paham, kalaupun harus ada bulan madu pasti tidak akan mengubah apapun juga. Yoona tetaplah istri Jonghyun, tapi ia adalah orang lain di hati lelaki itu.

"Kau sudah siap?" sapa Yoona saat Jonghyun terlihat menuruni anak tangga. "Aku telah membuatkanmu sarapan untukmu," lanjutnya.

Tetapi lagi-lagi Yoona harus menelan kekecewaan karena sedikitpun Jonghyun tidak meliriknya, lelaki itu bahkan mengabaikannya.

"Ahjussi, apa mobilku sudah siap?" tanya Jonghyun kepada Jung Ahjussi.

"Sudah Tuan Muda. Tuan Muda ingin berangkat sekarang?" sesekali ahjussi melihat kearah Yoona yang menatap Jonghyun dengan mata rusanya. Terlihat sekali jika wanita itu berusaha untuk tegar. Sebenarnya Jung Ahjusi merasa kasihan terhadap Yoona, karena menurutnya Yoona adalah wanita yang baik.

"Ya. Aku akan berangkat sekarang," ucap Jonghyun dengan tegas dan kemudian berlalu dari pandangan Yoona.

Ahjussi menundukkan kepalanya kepada Yoona dan kemudian mengikuti Tuan Mudanya. Yoona hanya tersenyum miris melihat makanan yang telah disediakannya. Menghela nafas secara perlahan untuk menghilangkan rasa sakit dihatinya.

Two PeopleWhere stories live. Discover now