wonhui

2.1K 130 11
                                    

"Mohon bantuannya!" Ketiga belas member Seventeen merunduk hormat ke arah para staff yang akan membantu mereka dalam photo shoot mereka untuk majalah yang akan memasukka Seventeen di dalamnya. Mereka menjadi highlight dari majalah ternama tersebut dan itu suatu kehormatan bagi grup rookie seperti mereka.

Mereka mendengarkan penjelasan dari PD-nim yang akan menginstruksi apa-apa yanga harus Seventeen lakukan nantinya. Kali ini, mereka akan shoot dengan berkelompopk acak. Pertama-ta, Seokmin dan Jisoo serta Chan terlebih dahulu. Mereka terlihat seperti keluarga sungguhan dengan Jisoo yang menautkan jarinya ke dalam tangan kekr Seokmin yang tersenyum kegirangan. Semua orang mencibir bagaimana Seokmin sangat beruntung dapat satu frame dengan orang yang selama ini dia sukai.

Wonwoo menunggu gilirannya dengan menghabsikan waktu memainkan game yang ada di ponselnya. Wonwoo—game adalah suatu kesatuan yang susah untuk dipisahkan. Wonwoo fokus dan tenggelam dalam kegiatannya sehingga tak menyadari sepasang mata menatapnya penuh dengn kekaguman serta pujaan yang ditujukan untuk Wonwoo seoraang.

"Kenapa dia terlihat sangat manis sih?" Jun menggertu sambil menopang dagunnya menatap Wonwoo intens dari seberang. Mereka memang duduk berhadapan hanya dibatasi meja panjang. Semua orang sibuk dan fokus dengan jalannya pemotretan. Tapi Jun? Dia masih menatap kekasihnya yang lebih memilih bermain game daripada monitoring photoshoot dengan handphone serta chocomilk di tangannya.

"Kenapa?" Tanpa mengalihkan pandangannya dari benda pipih miliknya ia bertanya pada lelaki tampan asal china tersebut. Jun tersenyum lebar, Wonwoo-nya menotis. Jun segera bangkit dari duduknya dan duduk di kursi kosong sebelh Wonwoo. Dia menelengkan kepalanya bersandar i bahu Wonwoo mencari posisi nyaman.

"Jangan nge-game terus! Perhatikan aku~" Jun melingkarkan tangannya di pinggang Wonwoo yang kini mendengus namun tak urung juga mematikan dan meletakkan ponselnya di atas meja. Jun tersenyum kegirangan.

"Kenapa sih kamu tiba-tiba?" Wonwoo mengusap lengan Jun lembut. Meskipun galak, tapi Wonwoo sebenarnya sangat suk skinship. Bahkan ia seringkali yang memulainya walaupun tanpa berkata apa-apa. Tau-tau dia sudah menggerayangi Jun dengan tangannya.

"Kangen Wonwoo." Jun mencium pundak Wonwoo pelan. Wonwoo menggelengka kepalanya tak habis pikir. Jun ini dominant-nya, namun mengapa tingkh lakunya seperti submissive sih? Wonwoo 'kan jadi gemas. Eh?

"Ketemu tiap hari astaga." Wonwoo menggeplak kepala Jun ringan membuat Jun mengaduh kecil daan mempererat pelukannya di tubuh kurus Wonwoo yang menggoda. Jun mengendus leher Wonwoo membuat si empunya kegelian dan menjauhkan lehernya dari sang pelaku.

"Jun, ih, jangan gitu. Geliiii." Wonwoo menutupi wajah Jun dengan telapak tangannya. Jun memberontak dengan menjilatnya. Wonwoo langsung melepaskan dan menatap Jun horror.

"Jorok!!!"

"Alah, kamu 'kan udah...." Sebelum Jun mengatakan sesuatu yang tidaktidak di hadapan banyak orang, Wonwoo membekap mulut Jun dan menepuknya kesal dengan pipi merah padam.

"Sialan kamu, Junhui." Jun terkekeh dengan makin yang terlontar dari mulut kekasihnya tersebut. Dia mencium pipi Wonwoo singkat dan melepaskan rangkulannya.

"Jeon, Wen, giliran kalian." Seru leader Seventeen memanggil keduany yanng bersorak ketika mereka dijadikan satu frame. Jun lekas menggenggam tangan Wonwoo dan menariknya ke arah lokasi pemotretan. Namun, langkahnya terhenti sejenak ketika melihat pemuda Kim juga berada di sana. Sepertinnya dewi fortun bermain-main dengan nasib mereka.

"Kalian bertiga akan melakukan pemotretan dalam satu frame. Wonwoo-ssi, kau berada di tengah dan Mingyu-ssi kau di sebelah kan, Jun-ssi kau berada di kiri Wonwoo." PD-nim mengintruksikan apa yang harus mereka lakuka. Wonwoo menggaruk sisi kepalanya yang tak gatal. Ia juga bisa merasakan genggaman Jun di tangan kirinya semakin mengerat. Mingyu adalah mantannya, dan Meanie masih mendapat dukungan yang berlebih dari para fans. Hal itu membuat Jun seringkali menjadi tak percaya diri dan berakhir dengan dia tak mau makan.

Kekanakan memang, namun Wonwoo amat sangat mencintai lelakinya tersebut.

Mata Jun menatap Mingyu sengit seolah berkata –awas saja kau, Kim.— di pancaran matanya. Wonwoo menepuk pundak Jun pelan dan berbisik agar segera menyelesaikan tugas mereka. Mingyu menatap Jun tak enak hati dan mengucapkan permintaan maaf dari matanya. Ketiganya segera melakukan pemotretan dalam keadaan canggung namu mereka selesai sehingga ketiganya dapat menghela napas lega.

Setelah mengucapkan terima kasih, Jun menarik Wonwoo keluar dan mereka menuju atap gedung dengan genggama tangan yang mengikat mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengucapkan terima kasih, Jun menarik Wonwoo keluar dan mereka menuju atap gedung dengan genggama tangan yang mengikat mereka. Wonwoo tersenyum dan menatap punggung Jun penuh kekaguman. Lelakinya begitu tampan walaupun hanya dari belakang.

Jun mengunci Wonwoo dalam kungkungannya. Matanya menatap Wonwoo dalam, meyakinkan bahwa hanya namanyalah yang ada di dalam hati dan pikirn pemuda Jeon tersebut. Wonwoo menelusur rahang tegas Jun.

"Relax, Juniy. I'm officially yours. Wonhui is real."

"Wonhui is real. But baby, i think i wont let go of you tonight." Jun mencium bibir dengan rasa greentea tersebut dengan rakus.

"You are mine."

"I know, Wen, i know." 

cuplik-cuplik √ Seoksoo WonhuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang