Prolog

33 6 0
                                    


Seorang anak laki-laki itu berjalan menghampiri seorang anak perempuan yang sedang menangis tersedu-sedu sambil memegang lututnya yang terluka.

"Kamu kenapa nangis? Kan lukanya cuma lecet dikit." kata anak laki-laki itu.

"Hu...hu...hu... Tapi perih kak!" sahut anak perempuan itu sambil sesekali cegukan.

"Huft... Ya udah ayo kakak gendong sampe rumah ya?"

"Hu...hu... Gak mau masih sakit kak! Hu...hu...hu..."

Kini anak laki-laki itu menatap intens kedua mata adiknya yang terlihat sembap, perlahan tapi pasti di dekat kan nya bibirnya arah mata adik nya yang tertutup itu dan mengecupnya secara bergantian.

"Masih sakit?" tanyanya pada sang adik yang saat ini sudah tidak menangis lagi dan malah menatap kakak nya itu. Tapi tak urung juga ia menggelengkan kepala nya dan tersenyum manis.

"Udah nggak, tapi gendong ya kak!" katanya sambil merentangkan kedua tangannya.

"Ya udah sekarang Dena naik, kita pulang sekarang. Ayah sama Bunda pasti lagi khawatir dan nyariin kita" katanya sambil mengendong adiknya yang bernama Dena itu di punggungnya.

"Tapi nanti Bunda marahin Dena, Dena takut kak." katanya pada sang kakak yang sudah mulai melangkah kan kakinya pulang.

"Kamu tenang aja biar kak Darren yang jelasin ke mama. Kamu nggak usah takut." ujar anak laki-laki bernama Darren itu.

"Makasih kak Darren, Dena sayang kakak!" kata Dena dengan semangatnya. Darren yang mendengar  hanya tersenyum tipis.

"Kakak Darren juga sayang Dena." ucap nya pelan yang mungkin hanya ia yang mendengarnya.

My Beloved TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang