Aku tidak tahu mengapa aku terisak, tapi yang jelas, aku sangat merasa sesak aku ingin menangis sekarang.Tanpa ku duga, ha-ni masuk dan langsung memegang pundaku. "Apa dia melakukan sesuatu yang buruk?"
Aku mengeleng dan masih mendekap wajahku dengan telapak. Dan dia menarik nafas dan nengelus punggungku, aku masih terisak walau hanya kecil.
"Aku tidak tahu kau menangis karena apa, jadi bicaralah."
"aku juga tidak tahu mengapa. "
"Apa karena Suzy? bicara macam-macam?"
Aku melepas tanganku, dan menatapnya, "Tapatnya tidak begitu, tapi, dia memang bicara padaku... Aku, aku merasa dia merampas, tapi di sisi lain. Aku merasa, aku merampas.
Ini membuatku emosional, bahwa aku memang buruk, hingga membuat wanita lain mengasihani aku layaknya jalang tak berperasaan," kataku dengan susah paya, karena isakan ku.
Ha-ni tersentak dan memandang ku dengan tatapan tak percaya, membuat aku menundukan kepala, dan masih meneteskan air mata.
"Dari mana Fikiran Picik itu berasal. Ya Tuhan jiyeon, kau sadar apa yang telah kau katakan. Jangan pernah merendahkan diri sendiri hanya karena masalalu," kata-kata membuat ku mendongak "Kau dulu terluka. Jadi sudah sepantasnya kau marah, Ne!"
Aku menerawang jauh kelantai, yang jelas, sekarang aku ingin memperbaiki semuanya, dan akan menjadi lebih baik.
***
Tanpa konsentrasi aku menyelesaikan semua tugasku di cafe, aku juga berbincang dengan beberapa pegawai, apa saja yang bisa ku bantu, karena jika aku diam saja di ruangan-yang Sebenernya luas tapi terasa menyesakan-itu , aku akan meledak oleh tangisku lagi.
Untung ha-ni dengan baik hatinya membantuku melupakan masalah tadi. Tapi itu hanya sementara, karena buktinya suasana hatiku kacau kembali saat melihat myungsoo berjalan mendekatiku yang tengah duduk di dekat jendela setelah pengunjung terakhir cafe pergi, yah, hari ini aku memutuskan untuk lembur, aku juga telah memberi tahu myungsoo lewat pesan, dan aku manfaatkan waktu itu untuk menyepi di tengah keramaian.
Tapi waktu itu sudah habis saat dengan sialnya dia duduk di sampingku dan mencium pipiku tanpa izin, mengabaikan beberapa pelayan yang masih hilir mudik membersikan kekacauan. Dan mengangguk risih padaku. Aku sedikit menyenggol bahunya dan membuat dia sadar, tapi dia malah semakin jahil, dia melilini rambutku dan aku menepisnya.
"Kelihatannya harimu tak begitu baik, sayang?" tanyanya dengan melingkarkan tangannya di pundaku, merangkulku dengan mesra. Yah, aku tahu yang dia maksud, tapi dengan enggan, aku bertanya pesannya.
"Kenapa kau berfikir seperti itu?"
Dia menarik telunjuknya pada sudut bibirku, dan membuatku berdebar. "Kau lupa menarik sudut ini keatas." dia menarik paksa bibirku agar tersenyum. Dan dengan senyuman puas, dia mengangguk, karena aku menurutinya.
"Hmm, aku terkejut kau benar-benar pulang larut," yah aku juga terkejut, aku mengangkat bahu, membuatnya mengangkat alisnya. "Ada masalah apa? "
"Shhh, mengapa kau berfikir buruk dejak tadi." dia menyengit mendapat jawabanku, membuatku merasa bersalah karena terkesan mengacuhkannya.
"Hanya... Hmm rasanya aku sangat lapar. "
Hah?
"apa kau belum makan malam?" perubahan topik yang benar-benar ekstrim.
"Belum, niatnya aku menunggu kau. Tapi saat melihat pesanmu, aku jadi berubah fikiran, dan aku langsung menyusulmu setelah pekerjaan ku selesai. "
"Hmm, iya," jawabku pendek, yah aku memberi pesan padanya beberapa jam Yang lalu. Aku sengaja telat memberi pesan padanya.
Menghindar! Tapi tidak lagi. Dia sangat kasihan, membuat ku merasa sangat bersalah.
Aku melingkarkan tanganku di pinggang nya, dan mengajaknya untuk keruanganku, setelah memeberi intruksi pada ha-ni untuk membawa beberapa makanan ke dalam. Aku harus bicara padanya tanpa ada yang mengganggu.
"Perubahan sikap mu benar benar drastis," katanya setelah beberapa saat telah dudu.
Aku berjalan mengambil air dan memberikannya pada kim myungsoo. "Tenang saja, aku, hanya sedang merasa labil. Kau ingat? Mungkin ini karena efek aku dan usiaku, kau tahu kan, aku merasa bahwa aku berusia 17."
Dia meneguk minumnya dan mengangguk, "Oh. Baiklah, apa kita harus menjemput seyi selarut ini? "
Aku menggeleng, "Tidak, aku sudah menelepon ibumu, dan menitipkan Seyi lebih lama lagi. "
Tawa kecil keluar dari mulutnya "Mereka akan sangat senang malam ini. "
Aku menatapnya dan mengangguk, "aku senang anakku bisa di terima sangat baik oleh mereka," aku menatap lantai dan merasa kejadian siang tadi berputar kembali. Membuatku menggeleng keras.
"Haii? Kau kenapa? " myungsoo bangkit dari duduknya dan menghampiriku. Dan aku meyakinkannya dengan mendongak dan menatap tenang kearahnya.
"Aku, baik baik saja."
Dia menjalarkan tangannya pada pipiku. Membuat aku mengerjap "Tapi wajahnya pucat."
"Sungguh. Aku tidak apa-apa."
Sesaat aku menatap matanya, yang tengah menatap dalam kearahku, bagai ribuan kupu-kupu menjalar perutku, jantungku berdebar sangat hebat, aku merasa aliran darahku semuanya bertuju pada kepala ku, membuat kegugupan merayap hatiku. Menatap dan di tatap dia seperti ini, sepeti menyelam di samudra. Penuh adrenalin.
Aku yakin, aku tak perlu lari pagi saat ada matanya berbagai pemacu jantungku.
"Aku-" ucapan myungsoo terhenti saat ada ketukan pelan dari pintu, dia otomatis menjauhkan badannya dariku membuatku merasa nafas lagi, dan naru sadar, sedari tadi aku nenahan nafas.
Dia membuka pintu dan menerima. Nampan makanan dan menutup kembali pintu setelah berterimakasih pada pelayan yang ku tahu namanya Hee joo.
"kau mau mau berdiri saja? " tanya kim myungso setelah duduk dan menaruh nampan di meja.
Aku bergabung dengannya dan sedikit tersentak saat dia malah menarik ku dan memeluku.
"Kenapa tiba-tiba kau seperti ini? "
Myungsoo memperdalam pelukanya dan membuatku melingkarkan tangan di pinggang rampingnya. Aku yakin dia telah mandi, karena dia sangat amat harum. Berbeda denganku, aku bahkan tidak ingat untuk Mandi.
"Aku... Hanya, ingin memelukmu." jawabnya membuatku merinding padahal tak ada yang aneh dari itu
"Hmm... Kau tak mau makan? "
"Aku mau memakanmu saja, bagaimana?"
Aku mencubit pinggangnya, dan membuatnya tertawa di telingaku, aku ikut tertawa dibuatnya.
Yah, seperti ini saja. Lupakan tentang Suzy dan mulai mensyukuri yang telahku miliki, aku harus mencoba. Dan bertahan.
Tbc
hayo... Ada yang kangen? Oke. Pendek kan. Silahkan timpuk aku dengan pisau sekalipun.. Aku aja bingung, cara membagi waktu itu gimana. Hingga tulisanku terbengkalai... Maaf.
Akan ku usahakan untuk lbh rajin Up... Tinggal sering2 aja ingetin aku yah 😂
Ghamsaaaa... Maaf banyak typo, maklum hape nya belum membuatku terbiasa.. Bey...
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Cupcakes
General FictionBagaimana jika suatu hari, semua dalam dirimu berubah saat kau bangun dari tidurmu, semua nya! Bahkan status mu?. jiyeon tak pernah nyangka, disuatu malam, semuanya sudah berubah, dia tak tahu bagaimana dan untuk apa semua itu terjadi. (BERLANGSUNG)...