Bab 2

194 24 4
                                    

“Rumah lo di mana?” tanya Andra.

“Komplek Permai Indah, no. 24 A” jawab Dyandra gugup.

“Ouh, bentar lagi nyampe,” kata Andra.

Andra memberhentikan motornya tepat di depan gerbang rumah Dyandra.

“Hm, makasih ya. Maaf buat yang tadi siang,” kata Dyanra.

“Iya, gak apa-apa,” jawab Andra.

Setelah Andra jauh dari rumahnya, Dyandra masuk ke dalam. Saat di dalam Dyandra di sambut oleh pertanyaan oleh Tiara, ibu tiri Dyandra.

“Dari mana saja kamu? Siapa lelaki tadi?” tanya Tiara dengan nada kasar.

“Itu bukan urusan Anda,” ucap Dyandra lalu naik ke atas menuju kamarnya.

“Dyandra! Jawab pertanyaan Mama!” bentak Tiara.

“Mama? Setau saya Mama saya sudah meninggal karena kecelakaan 2 tahun yang lalu. Dan Anda bukanlah mama saya,” ujar Dyandra dan di sambut dengan tamparan keras Tiara.

“Tampar! Tampar saja sepuas Anda! Saya tidak peduli, manusia macam apa Anda? Saya kehilangan mama karena Anda. Anda sengaja bukan? Merusak rem mobil mama sehingga mama kecelakaan dan tidak dapat diselamatkan?” ucap Dyandra dengan suara meninggi diiringi oleh air mata yang menetes dari matanya.

Dyandra meninggalkan Tiara yang masih diam di depan pintu.

Menjelang malam Dyandra keluar kamarnya dengan dress merah selutut.

“Dyandra! Mau pergi kemana lagi kamu?” tanya Aldiano.

“Bukan urusan papa,” ucap Dyandra.

Dyandra pergi ke garasi dan masuk ke dalam mobilnya. Dyandra mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi dan tak lama kemudian ia sampai pada sebuah club lalu ia masuk ke dalam club itu. Sudah ada Lyra, Alena, dan Vriska di dalam.

“Dateng juga lo Ra,” ucap Alena. 

“Gue pasti datang, males gue di rumah. Di omelin mulu,” ujar Dyandra.

“Miris banget hidup lo Ra,” ucap Vriska.

“Anjir gue di bully di sini,” ucap Dyandra.

Mereka semua bersenang-senang di sana. Sambil meminum minuman beralkohol yang disediakan oleh club tersebut.

“Udah Ra, gue mau pulang. Capek gue,” ujar Lyra.

“Ayolah Ly, baru jam segini udah pulang,” ujar Dyandra sambil berjalan sempoyongan menghampiri Lyra.

“Yaudah deh Ra, gue juga mau pulang,” ucap Alena.

“Ah, lo pada mah gak asik. Masih awal ini,” ujar Dyandra. “Yaudah deh gue pulang aja kalau gitu,”

Dyandra pulang mengendarai mobilnya dalam keadaan mabuk.

***

23.45


“Masih ada cafe yang buka pasti jam segini,” ujar Andfa pada dirinya sendiri.

Andra menuruni anak tangga dan di lantai bawah masih ada ibu dan ayahnya sedang duduk berdua menonton acara di televisi.

“Andra, mau kemana malam-malam begini?” tanya Tania, ibunya Andra.

“Mau beli makanan Ma, laper,” ujar Andra.

“Kalau sudah selesai langsung pulang, gak usah kemana-mana lagi,” perintah Tania.

“Biarkan sana dia sayang, dia sudah besar. Dia bisa menjaga dirinya,” ujar Prasetyo, ayah Andra.

“Kalau begitu, Andra pergi dulu ma,” ucap Andra.

“Iya, hati-hati,” ucap Tania.

Andra mengeluarkan mobilnya dari garasi mobil dan menyetirnya ke jalan raya. Saat di perjalanan Andra melihat seorang yang menyetir mobil ugal-ugalan.

“Siapa lagi yang nyetir mobil ugal-ugalan? Mentang-mentang jalanan sepi seenaknya aja bawa mobil ugal-ugalan,” gerutu Andra.

Andra menyelip mobil itu dan mobil itu mengerem mendadak.

“Woi keluar lo,” teriak Andra. “Kalau bawa mobil gak usah ugal-ugalan, entar nabrak orang gimana?” teriak Andra sambil memukul kaca mobil. Orang yang ada di dalam mobil keluar dari zona amannya.

“Lo mau begal gue? Gue gak ada bawa apa-apa ini,” racau perempuan itu.

“Lo? Dyandra?” Andra terkejut. “Lo mabuk?” Andra tak percaya apa yang ia lihat.

Dyandra hanya meracau tidak jelas. Andra langsung membawa Dyandra ke dalam mobilnya.

“Ra, kalau mabuk itu gak usah bawa mobil. Nanti lo bisa kenapa-kenapa,” ujar Andra cemas.

“Lo siapa mau cegah gue? Bukan urusan lo,” teriak Dyandra di depan wajah Andra. Itu membuat Andra tidak nyaman, aroma yang keluar dari mulut Dyandra adalah bau minuman keras.

Andra memasukkan mobilnya ke dalam garasi lalu menggendong Dyandra masuk ke dalam rumah.

“Andra? Siapa perempuan yang kamu bawa?” tanya Tania terkejut.

“Temen Andra ma, dia tadi bawa mobil dalam keadaan mabuk. Jadi, Andra bawa aja ke rumah,” ujar Andra.

“Ya sudah, cepat bawa dia ke kamar tamu,” ucap Tania khawatir.

Prasetyo heran melihat tingkah laku istrinya itu. Ia hanya menggelengkan kepalanya.

***

DYANDRA update lagi guys, jangan lupa vote and comment ya.

DYANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang