14

6.6K 326 8
                                    

"Jadi bagaimana nak?Manda tidak ingin bertemu dengan kamu."ucap Bibi Hoole dengan tampang wajah kurang enak.

Setelah insiden tadi pagi, Marriot bersikeras menunggu Manda agar keluar dari kamarnya, tapi yang ada Manda berteriak, marah-marah tidak jelas dan sebagainya.

"Iya nak, maaf kami tidak dapat berbuat apa-apa."bahkan Paman Sam pun sama terkejutnya setelah mendengar pengakuan Marriot lepas dia pulang dari kampus.

"Saya akan menginap di Hotel Paman, Bibi, saya tidak akan pulang tanpa Manda."lirihnya disertai nada keyakinan yang keluar dari bibirnya.

Paman, dan Bibi menghela nafas, bingung ingin berbuat apa.

"Terserah kamu saja nak, kami juga tidak mau Manda larut dalam kesedihan, Paman percaya kamu pasti bisa membujuknya."

"Iya nak, meskipun Bibi sudah lama tidak bertemu Manda tapi Bibi tau Manda anaknya pemaaf kok."tambahnya memotivasi Marriot.

Marriot tersenyum manis.

"Terimakasih Paman, Bibi, apapun caranya agar Manda bisa kembali kepada saya akan saya lakukan."

Kedua paruh baya itu mengangguk, sambil tersenyum.

Marriot bergerak menyalam kedua paruh baya itu, lalu dia pamit pergi.

0ooo0

"Tok..tok..tok."suara ketukan pintu itu lagi-lagi membuyarkan lamunan Manda.

"Aku gak mau keluar, kalau masih ada pria itu Bi!"serunya.

"Buka Man, Marriot sudah pergi, kamu keluar dulu, Paman mau berbicara sama kamu."ucap Bibi Hoole dari luar.

Manda akhirnya memilih keluar.

"Dia udah pergi Bi?"tanyanya usai membuka pintu.

"Udah kok,"

"Eh satu lagi cuci wajah kamu."lanjut Bibi Hoole. Manda meringis sambil memegang wajahnya lalu mengangguk.

"Baik Bi."

Manda melihat pantulan dirinya di Kaca, wajahnya kusut, matanya merah dan sembab, bibirnya pucat. 1 kata, menyedihkan!

Manda membasuh wajahnya cepat, malas melihat wajahnya yang kusut karena penyebabnya pria sialan itu.

Setelah mengganti pakaiannya, dan memoles wajahnya dengan bedak putih agar keliatan segar, Manda keluar.

"Manda, sini nak Paman mau bicara dengan kamu." Manda hanya mengangguk, duduk di sofa yang berseberangan dengan Paman dan Bibinya.

"Ada apa Paman?"tanyanya pura-pura tidak tau.

"Marriot sudah menjelaskan semuanya pada Paman dan Bibi, sekarang Paman tanya sama kamu, apa tujuan kamu yang sebenarnya ke Boston?"

Sialan!

Apa yang diucapkan pria gila itu kepada Paman dan Bibinya?

"Kuliah Paman."

Paman mengernyit.

"Paman minta kejujuran dari keponakan Paman."kalau sudah seperti ini Manda bisa berkata apa? Mengarang kebohongan lainnya? Yang ada akan mempersulit dirinya!

"Paman, Manda jujur kalau Manda memang menghindari pria itu, tapi Manda benar-benar ingin kuliah juga." Manda tak sepenuhnya berbohong, meskipun niatnya kesini poin pertama tapi dia juga ingin kuliah meski 40%.

"Manda, kamu tau tidak baik kamu kabur dari Indonesia karena hal ini, Paman tau kamu masih cinta dengan Marriot,"

Memang!

"Tapi tolong, kamu sudah dewasa, perbaiki hubungan kalian, Marriot sangat mencintai kamu nak."

Mata Manda memanas.

"Jadi Paman, Bibi bela dia? Aku mau kuliah disini! Aku gak mau denger nama dia lagi!"bahkan Manda tak sadar bahwa dia berteriak.

"Manda!"bentak Pamannya.

"Uncle,Aunt not Understand!!"

"I Hate him, Hate him!!" Teriaknya berkali-kali lalu pergi kekamar, membanting pintu keras hingga kedua paruh baya itu sempat memejamkan mata sebentar.

"Manda benar-benar berubah."

#Tbc

Krisannya dong😂

Room Attendent (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang