6

23 3 0
                                    

----------------------------------------------------
"Na Anna, Annaaaaa banguuunnn". Teriak wulan membangunkanku dari tidurku.

"Masya Allah, aku tadi tidur? Sudah jam berapa ini ?".
Aku langsung terbangun dari tempat yang paling nyaman senyaman nyamannya, ya tempat tidurku. Hehe.

"Tadi setelah bibimu pulang, kamu pergi ke kamar, pas aku liat kamu tidur pulas sekali udah kayak kebo aja dah. Sekarang sudah dzuhur anna, ayo kita sholat".

"Terimakasih wulan sayang, sudah mau membangunkan si kebo ini untuk sholat dzuhur". Sahutku sambil mencubit pipi wulan.

Aku dan wulan bergegas mengambil air wudhu. Dan setelah sholat dhuzur, aku mengajak wulan untuk makan siang bersama.

"Wulan, kamu kenapa tidak pulang ke rumahmu saja. Apa kamu tidak takut jika orang rumah mencarimu?".
Tanyaku kepada wulan saat berada di meja makan.

Wulan diam saja tanpa sepatah katapun. Seperti tidak mendengar pertanyaanku saja. Kenapa anak ini. Dimana sebenarnya dia tinggal. Dari pertama aku menemukannya, dia seperti enggan menjawab pertanyaanku yang satu ini. Hmmm.. Yasudahlah.

Setelah selesai makan aku membereskan meja makan dan mencuci piring. Tapi wulan diam saja. Aku jadi merasa bersalah. Apa pertanyaanku menyinggung wulan.

"Anna, aku ingin ice cream".
wulan tiba-tiba mendekatiku dan di malah merengek meminta dibelikan ice cream padaku. Haddeuh anak ini..

"Hmmm kamu ini tiba-tiba minta dibelikan ice cream. Baiklah, sebentar aku selesaikan cuci piring dulu".

"Hehehe". Wulan cengengesan menampakkan gigi nya padaku dengan polosnya.

***
"Kamu mau ice cream yang mana wulan ? Ambil yang biasa saja ya, aku hanya ada uang sedikit". Permohonanku pada wulan saat sampai di toko ice cream.

"Mmmmmm... Annaa.. aku tidak jadi beli ice cream".

"Loh, kenapa wulan, bukankah tadi kamu minta ice cream?".

"Iyya. Tapi jika uangmu hanya cukup untuk beli 1 ice cream saja, lebih baik aku tidak membelinya. Bagaimana kalau kita bikin ice cream dari serbuk jus minuman saja anna. Itu lebih murah dan mudah. Kita bisa menjual es itu. Bagaimana ?".

"Kamu ini, pintar juga yaa. Ayolah".
Jawabku sambil memukul pelan jidat wulan.
Wulan hanya cengengesan dengan gaya polosnya.

***
Aku pergi kepasar bersama wulan. Lumayan jauh jarak pasar dari rumahku. Aku pinjam saja sepeda bibi. Aku dan wulan menggoes sepeda dengan bergantian. Huh lelahnya. Setelah 20mnt menggoes sepeda, akhirnya kami sampai juga di pasar.

***
Pulang dari pasarpun begitu. 20mnt kami mengoes sepeda dengan bergantian. Lelah, tapi menyenangkan. Kami larut dalam tawa di sepanjang jalan.

***
"Anna ayo kita buat, aku sudah tidak sabar". Ajak wulan dengan semangatnya.

"Ayoooooo".

Setengah jam kami selesai membuat ice cream stik nya. Lama bangat yah:v bagaimana tidak lama. Wulan selalu saja menggodaku. Selama membuat ice creampun kami terlarut dalam tawa. Entah apa yang dibicarakan. Mulai dari membicarakan lelaki tampan sampai banci-banci di pasarpun kami bicarakan.

"Anna, aku lelah. Tidur yuu kebooooo".
Nada suara wulan yang menggodaku dan mengata-ngataiku kebo, ya mungkin karna aku sangat suka sekali dengan tidur. Wkwk
Aku mencubit pipi wulan dan berlari ke kamar tidurku.

"Hey dasar ya kamu memang kebo, aku membicarakan tidur kamu langsung lari ke kamar".
Teriak wulan sambil mengejarku ke kamar tidur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bahagia Dalam KhayalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang