Chapter 14

958 43 0
                                    

"Ada apa? Kenapa Swara pergi, kau bicara apa dengannya?" Tanya Saanskar yang berbalas lirikan dari Laksh.

"Tanya saja pada dirimu.." Ujarnya santai.

"Lupakan!! Terserah dia mau apa... Lihat Laksh! Baguskan?" Ucap Saanskar menujukkan foto2 Ragini. Laksh hanya menatap foto itu samar.

"Biasa saja .." Singkat Laksh, Saanskar pun duduk di samping Laksh.

"Dasarnya kau sudah kesal dengan Ragini.. Jadi ya begitu!" Laksh pun segera berdiri.

"Mau aku kesal atau tidak dengan Ragini, setidaknya itu tidak menyakiti Ragini, daripada aku hrs sok manis di depan Ragini.. Tapi bs menyakitinya.." Saanskar pun segera melirik Laksh kesal, ia merasa tersindir. Namun ia tetap berusaha untuk sabar dengan sikap adiknya ini. Laksh yang tak merasa bersalah pun segera pergi meninggalkan emosi Saanskar terpendam.

"Apa maksudnya? Siapa yg dia maksud? Aku? Tapi siapa yang ku sakiti? Swara? Hah.. Lupakan.." Pikir Saanskar sambil masih memendam emosi, dan dalam amarahnya yang terpendam ia bertemu, dilihatnya sebuah dompet merah muda. Saanskar pun melirik kemana2, melirik resah serasa mencari sesuatu. Ia pun segera mengambil dompet itu, dan mulai membukanya.

Dilihatnya foto seorang gadis kecil, dengan rambut dikepang 2, dan dengan senyum manis. Lalu disebelahnya ada foto yang menggambarkan seorang gadis dewasa, dengan rambut terurai. "Swara..." Ucapnya tenang. "Dia melupakan dompetnya.. Hey apa ini..." Lanjutnya sambil mengambil sebuah lipatan kecil kertas hvs, ia buka sedikit lipatannya, dilihatnya tulisa, bertuliskan "Saanskar.." Karna perasaan penasarannya tinggi. Saanskar pun mengundurkan diri untuk menemui Swara.

****

"Ragini.. Dimana? Dimana dompetku?" Seru Swara mengacak2 tasnya, dan sekitarnya. Ragini yang baru saja memasuki kamar pun mendekati Swara.

"Ya aku mana tau.. Aku kan tdk memegang, sekali pun..." Jawab Ragini membereskan bajunya di lemari. Swara pun hanya menghela nafas panjang.  Tiba2 saja handphonenya berdering.

Diangkatlah, dan mulai terdengar suara seseorang menyapa Swara. "Hai...hai Swara, kau bnr Swara kn?" Tanyanya. Swara pun terkejut.

"Darimana kau tau nomoeku?" Tanyanya gugup.

"Ya... Tau aja.. Kau sedang mencari dompetmu ya..?" Dari nada dan cara ia bicara, Swara mulai mengetahui siapa yang menelponnya.

"Saanskar..." Serunya menyebut nama si penelfon.

"Apa?" Si penelfon rupanya terkejut dengan pernyataan Swara."Kau tahu darimana kalau aku Saanskar?"

"Ahahaha... Sudah kuduga kau akan bertanya begitu... " Tawanya "Cepat!! Dimana kau sekarang?? Kembalikan dompetku!!!" Pintanya tegas, dan hanya mendapat tawa dari Saanskar.

"Kau mau aku mengembalikan dompetmu?? Silakan, datang ke... Ke sebuah danau..sendiri, dan sekarang! Aku akan berikan alamatnya..." Ujar Saanskar yang lalu menutup telfonnya, dan berhasil membuat Swara emosi.

"Manusia macam apa dia?? Menyebalkan!" Kesal Swara membanting hpnya ke sofa dan mengenai tangan Ragini.

"Kau ini kenapa Swara?" Tanyanya sabar.

"Saanskar mencoba bermain2 dgku... Dialah yg mengambil dompetku dan ...dia memanfaatkan itu, dia memintaku untuk datang ke danau di malam yg dingin seperti ini.. Dan sendiri.. Bagaimana jika aku ada apa2?? Hrhh...sudah Ragini aku pergi dulu.. Bye!" Ragini yg serasa mencermati setiap oceh Swara hanya terdiam tak mengerti.

****

Dirumah Maheswari, tampak seorang pria yang tidak lain ialah Saanskar, mencoba turun dari tangga menuju ruang keluarga, yg rupanya telah ditempati, Laksh dan Yash.

Tak lama pula seorang anak gadis yang imut, keluar dari dapur membawa baki yang berisikan 6 cup cake, yang lalu diberikan pada Yash dan Laksh.

"Ayah.. Aku dan ibu berhasil membuat cupcake!!" Seru gadis itu. Yash yang melihatnya langsung memeluk gadis itu.

"Oh jadi sekarang ayah punya 2 chef ya..?" Goda Yash sambil mencium pipi Payal, si gadis imut itu. Sedangkan Payal tersenyum manis sembari merebut cake yang di bawa Yash.

"Aku suapi ya ayahh.." Ujar Payal menyuapi Yash. Datanglah seorang wanita muda, dengan rambut dikucir, dan mengenakan saari hijau. Berjalan dengan anggun menuju Yash.

"Bagaimana ? Apa enak Yash?" Tanya wanita bernama Madhubala dan merupakan istri Yash. Wajah Yash pun seketika berubah aneh. "Yash..."  panggilnya. "Yashhh.. Aku bertanya!"

"Emhhh..." Laksh yang melihat pemandangan aneh ini pun hanya diam dan mengunyah cakenya, sambil melirik-lirik keluarga yg suka bertengkar, namun jika sdh akrab bisa 180" berbeda. Sedang Saanskar hanya tetap menuruni anak tangga.

"Gak..." Ujar Yash mengejutkan ibu dan anak yang ada di sebelahnya, termasuk Laksh, karna Laksh sendiri menyatakan dalam hati bahwa cupcakenya enak.

"Gak mungkin klo gak enak..." Lanjutnya menbuat Madhu dan Payal tertawa. Senyum manis benar2 terpapar indah diwajah mereka bertiga, trmasuk Saanskar dan Laksh.

"Paman Saanskar mau kemana..?" Tanya Payal menghampiri Saanskar.

"Paman.. Mau jln2 saja.." Ujar Saanskar tersenyum. Madhu yang melihat itupun kembali bertanya.

"Mau kemana Saanskar? Jangan malam2 ya pulangnya, ibu bisa khawatir nanti." Ucap Madhu yg rupanya mendapat lirikan dari Yash, namun menurut Madhu, lirikan ini tidak seperti biasa.

"Hati2 Saanskar!" Lanjut Yash. Sedang Saanskar kembali tersenyum.

"Tumben, Kak Yash biasa saja atas sikap care Kak Madhu ke Kak Saanskar, ada apa ini?" Saanskar pun melambaikan tangan pada setiap orang yg ada disana, dan segera pergi.

Seusai Saanskar pergi, Madhu pun bertanya pada Yash, "Dia rapi sekali ada apa?" Tanyanya dengan ragu pada Yash, takut jika Yash marah lagi.

"Kenapa?" Dengan pertanyaan singkat itu, Madhu mengambil kesimpulan bahwa Yash mulai cemburu. "Saanskar ingin menemui gadisnya Madhu.. " Mendengar itu Laksh pun terkejut bukan main. "Dia bercerita semua denganku.. Dari awal dia bertemu sampai saat ini.. Dia bilang dia mencintainya, dann... Ya kau tahulah.." Madhu pun tersenyum senamg.

"Sungguh? Waw..  Itu bagiku adalah hal yg sangat indah Yash.. Setelah sekian lama aku menanti adik ipar, akhirnya...." Yash pun merangkul manis Madhu, sedang Laksh seperti penasaran dengan gadis pujaan hati Saanskar, apa jgn2 Swara?

"Siapa namanya..?" Tanya Laksh, yang berbalas lambaian tangan dari Yash, tanda tak tahu.

"Madhu, kau pasti cemburu dg kenyataan ini? Kau pasti tidak..." Ucapan Yash terhenti dengan telunjuk Madhu yang membungkam manis mulut Yash.

"6 Tahun kita hidup bersama, kau juga sudah mengerti sifatku, masa laluku dg Saanskar, ataupun pribadi... Aku sudah selalu menjelaskan padamu.. Saanskar adalah masa laluku.. Tapi kau dan Payal adalah masa depanku.. Kau juga sudah bilang padaku, jika kau akan lebih percaya lagi, jika Saanskar sudah menikah. Dan kini, kita akan mempersiapkan pernikahannya... Haruanya kau sudah bisa merubah jalan pikirmu Yash.." Jelasnya tenang, yang berbalas kecupan manis dari Yash di kening Madhu.

"Sungguh Madhu, jika bukan karna saat Saanskar SMU tidak memintaku menjemputnya, aku tidak akan mengenal bidadari dg hati yang tulus ini Madhu.." Madhu pun tersenyum bahagia, diikuti pelukannya ke Yash, dan Payal yang tiba2 memeluk mereka berdua.

Madhu berharap jika setelah ini, tak akan ada lagi, hal yang bisa menghancurkan keluarga kecilnya yang sudah ia bangun dg penuh kesabaran dan ketulusan cinta. Sedang Laksh yang mulai tidak tenang karna Yash tadi, ia pun memutuskan untuk ke kamarnya.

#bersambung

i See The Love 💞 (END) [PINDAH KE KBM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang