⌕ chapter 12: menerima

1K 94 3
                                    

Setelah pertengkaran terakhir kali dengan Jisung. Hani tak pernah lagi bercengkrama dengan lelaki itu, bahkan lelaki itu juga sangat acuh terhadapnya. Tak pernah menyapa sekalipun tak sengaja saling berpapasan.

Hubungannya dengan Shungchan pun semakin canggung.

Hani benar-benar tak enak sebenarnya tapi ia pun begitu takut untuk memulai percakapan. Ia hanya bisa memandang sendu dari jauh, kata-kata maaf yang ingin ia ucapkan pun terasa kelu baginya apalagi mengingat pertengkarannya dengan Jisung yang bahkan entah apa masalahnya.

Sementara dengan Sungchan, lelaki yang merupakan kakak kelas lebih dapat memahami Hani, ialah yang selalu memulai percakapan meski terkadang hanya dibalas senyuman atau kata-kata yang seperlunya saja dari Hani.

Hani selalu menahan napas setiap kali Sungchan berpapasan dengannya kemudian tersenyum dan berkata, “Hai.”

“Hai, juga kak.”

“Pulang sekolah nanti, ikut kumpul kan?” tanya Sungchan memastikan Hani kali ini akan kumpul atau tidak.

Mendapat pertanyaan itu membuat Hani menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal. Ia tak tahu harus menjawab apa. Tapi kemudian ia balas tersenyum pada Sungchan, “Aku usahain kak.”

“Kalau kamu gak kumpul Osis karena ada kakak, lebih baik kamu pura-pura gak liat aja. Lagian keberadaan kamu di Osis itu penting Han, ada banyak yang perlu kamu tanggung. Masalah pribadi bisa kita selesain belakangan.” kata Sungchan lagi membuat Hani terenyuh untuk sesaat.

Ia sadar bahwa dirinya egois sampai melupakan tanggung jawabnya dan janjinya ketika pengesahan Osis, Hani mengangguk, “Iya kak. Maaf aku...”

“Gak papa, lagian salah kakak juga yang buat kamu gak nyaman di kepengurusan.”

“Gak kok. Bukan gak nyaman, tapi...” Hani memelankan suaranya ketika ia harus berpikir alasan apa yang bagus untuk menyangkal perkataan Sungchan. Pasalnya memang perkataan Sungchan tak ada benarnya ketika menyalahkan dirinya sendiri untuk keegoisan Hani.

Sungchan hanya tersenyum menunggu yang kemudian lebih memilih untuk pamit pergi karena sedari tadi ia berniat untuk pergi ke perpustakaan.

Disaat Hani masih terdiam tak berkutik sedikit pun dari tempatnya berdiri. Ara menghampirinya dan menepuk pundaknya pelan.

“Kak Sungchan baik ya.” katanya tiba-tiba.

Hani hanya mengangguk membenarkan.

“Jarang banget loh ada cowok yang masih respek padahal udah di tolak. Lo udah nyia-nyiain dia deh Han.”

“Gue tahu Ra.”

“Lo nolak Sungchan karena masih suka sama kak Jaemin?”

Hani mengangguk pelan, “Salah satunya itu juga, gue tahu gue egois banget tapi di lain sisi gue juga gak enak sama Jung Mina, Ra.”

Ara memandang Hani dengan lekat, “Emang lo deket banget sama Jung Mina ya? Ambe bela-belain mikirin perasaan dia.”

“Gak terlalu juga sih, cuman gue gak enak aja. Awalnya kan gue deket sama kak Sungchan buat nyomblangin sama Jung Mina.” Hani menundukkan kepalanya.

“Tapi masalahnya kak Sungchan sukanya sama lo bukan sama Mina, dan dia udah suka sama lo dari lama loh Han. Kak Sungchan tuh ganteng iya, pinter iya, baik juga iya. Apa coba yang kurang?” kata Ara yang sangat menyayangkan keputusan sahabatnya itu ketika menolak Sungchan.

.......

Hani kembali berkumpul dan ikut kegiatan Osis, meskipun begitu ia masihlah menghindar setiap kali bersitatap dengan Jisung karena lelaki itu masih marah terhadapnya.

Sementara itu Hani sudah mulai memperbaiki hubunganya dengan Sungchan. Mereka jadi masih sering berkomunikasi lewat chat. Setiap malam Sungchan akan mengirim beberapa pesan dan juga di setiap paginya.

Mendapat begitu banyak perhatian dari Sungchan tentu saja siapapun bisa luluh.

Begitu pun Hani.

[“Beneran Han? Kamu terima aku?”] suara Sungchan yang begitu senang lewat telpon begitu terdengar sampai-sampai membuat Hani tak tahu harus berkata apa lagi.

“Iya kak. Kak Sungchan maaf banget ya aku..”

[“Gak papa. Yang lalu biarlah berlalu, yang terpenting adalah hari ini.”]

Hani cukup terkejut dengan reaksi Sungchan yang sangat senang sekali, dan tentu saja membuat hatinya juga ikut terenyuh. Dan ia akan bertekad mulai hari ini ia akan membuka hatinya untuk Sungchan.

Ia juga berpikir apa salahnya untuk menerima Sungchan?

Dan tentu saja tentang jadiannya Sungchan dan Hani yang meskipun di tutup-tutupi dari pengurus Osis lainnya, mereka tetap mengetahui dari setiap Sungchan yang kini lebih banyak bersama dengan Hani.

Mulai dari berangkat dan pulang bersama sekolah.

“Cie.. Udah jadi nih?” goda Taeri setiap kali Hani berusaha menyangkal.

“Udahlah jujur aja Han, lo udah jadian kan sama kak Sungchan?”

“Emm..” Hani mengantungkan katanya sebentara, kemudian berbicara pelan, “Iya..”

“Tuh kan apa aku bilang, Hani pasti terima kak Sungchan.” sahut Ama tersenyum senang lalu menadahkan kedua tangannya di depan Taeri dan Ama hingga mereka pun mengeluarkan selembaran uang dan memberikannya pada Ama.

Hani yang melihat itu langsung mengerutkan dahinya, “Kalian bertiga jadiin gue bahan tarohan?”

“Hehe.. Buat seru-seruan aja sih, nah sekarang hubungan Ama sama kak Shotaro kira-kira bakal bertahan berapa lama yuk tarohan, Han ikutan juga kan?” ucap Taeri sesekali tertawa bersama Ara.

Ama sendiri sudah menyunggingkan senyumnya, “Liat aja ya, gue sama kak Shotaro bakal awet banget.”

Melihat reaksi Ama saat inu tentu saja membuat Ara, Taeri dan Hani pasalnya Ama itu orangnya adalah tipe serius dan sulit sekali berpikiran tentang cinta-cintaan tapi kali ini setelah memiliki hubungan dengan Shotaro ia menjadi lebih bucin dari biasanya.

.......

BERSAMBUNG

OSIS | Park Jisung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang