Sesuai judulnya, sebelum aku meninggalkan cerita Didit dan Ara sebagai tokoh utamanya, aku ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Pembaca yang selalu rajin vote dari prolog sampai extra part
2. Pembaca yang selalu komen
3. Pembaca yang selalu vote sama komen
4. Pembaca yang sudah sudi mau membaca
5. Pembaca yang sudah menambahkan cerita Adipati di Reading List
6. Pembaca yang sudah follow aku sampai saat ini
7. Pembaca yang sudah mau menyarankan cerita Adipati untuk bacaan teman- temannya yang lain.Mungkin cerita ini banyak kurangnya. Ambil pesan baik yang ada di cerita ini, tinggalkan yang sekiranya jelek. Mungkin masih abal- abal, tapi dalam setiap membuatnya selalu aku selipkan pesan kepada para pembacaku. Aku harap kalian bisa menangkap pesan itu.
Jujur saja cerita ini beda versi sama cerita yang dulu aku buat sampai end. Walapun akhirnya sama, tapi sebenarnya konfliknya gak seberat yang saat ini ada di lapak Adipati. Dulu cuma ada 30 part menuju end, namun setelah aku pikir- pikir semua itu kurang menarik. Aku kurang sreg.
Ini cuplikan yang aku hapus dari part yang seharusnya ada di part saat ini:
"Selama ini gue kira gue ada kelainan karena suka ngegodain Arkan. Lo tahu gak sih gue hampir gila karena memikirkan itu? Terus waktu gue tahu kalau lo itu sebenarnya cewek, gue seneng banget Ra. Sebisa mungkin gue gak nunjukin ke lo kalau gue bener- bener seneng karena tau fakta itu. Lo tau karena apa, karena gue gak mau ngerusak hubungan persahabatan kita. Tapi waktu gue ngelihat dan juga denger sendiri percakapan lo sama Rio di toko minggu lalu gue gak bisa kalau harus kehilangan lo Ra." Part 21
"Gue gak mau berubah hanya untuk ngedapatin hati lo. Terlihat buruk dimana orang lain tidak membuat gue sedih, percayalah gue akan berkali- kali lebih sedih jika orang menyangka gue udah menjadi yang lebih baik disaat gue masih terlihat berantakan." Part 22
"Semua orang bisa berubah. Tapi kalau lo belum siap jangan memulai perubahan itu dengan keterpaksaan, itu sama aja bohong Dit." Part 23
"Andai kamu tahu, melepaskan yang hampir tergenggam bukanlah hal yang mudah untuk aku jalani."
"Maaf. Aku berhenti. Semoga orang itu bisa mencintaimu lebih dari diriku. Semoga orang itu bisa menunggumu sesabar cara ku."
"Gak boleh cengeng. Gak boleh nangis lagi." Part 24
"Setiap anak pasti punya fase dimana dia harus nakal, dimana dia harus jatuh cinta, dimana dia harus menyudahi kenakalannya dan tubuh menjadi orang dewasa. Dan apapun perubahan dari setiap fase itu mama mengenalmu dengan sangat baik nak. Mama percaya kamu pasti bisa melewati setiap fase itu dan menjadikkan dirimu menjadi anak yang lebih dewasa. Dan lihat sekarang kamu sudah menyadarinya bukan?" Part 25
"Ajakin gue kawin lari Dit!" Part 25 b
"Lo tahu kan kalau gue juga sayang sama lo? Gue pengen bukan hanya lo saja yang bisa menyukai gue dengan segala kekurangan yang gue miliki. Gue berharap kedua orang tua lo juga bisa menerima itu. Tapi faktnya engak kan? Dan dengan cara yang lo bilang tadi itu akan membuat orang tua lo semakin membenci gue Ra." Part 26
"Gue cuma mau memperthankan apa yang menjadi kebahagiaan gue. Gue cuma mau mempertahankan lo supaya lo tetap disisi gue, selalu ada di samping gue." Part 27
"Setiap anak itu pasti punya fase dimana dia harus nakal diamana dia harus berubah untuk menajadi lebih dewasa. Kita sebagi orang tua hanya bisa memantau mereka dari jauh. Jangan mengekang apalagi menjadikan mereka seperti yang kita mau. Tugas kita itu hanya membantu mereka agar tetap menjadi anak yang berguna bukan menjadikan mereka seperti boneka kita. Mereka juga punya hati punya perasaan. Sebisa mungkin kita harus menjadi orang tua sekaligus sahabat bagi mereka. Bukan menjadikan mereka seorang anak yang harus patuh dan taat pada semua perintah kita. Kita sebagi orang tua juga harus mau mendengarkan bukan hanya di dengarkan." Part 28
Secara garis besarnya itu setelah Didit tahu kalau Ara itu cewek, Didit mulai suka sama Ara. Tetapi ayahnya Ara gak suka sama Didit karena Didit itu begajulan anaknya. Pokoknya bukan tipe calon mantu yang baik yang ayah Ara cari. Saking frustasinya Ara karena akan dinikahi Rio, akhirnya Ara mengajak Didit untuk kawin lari tapi Didit menolak mentah- mentah. Bahkan Ara sudah menyiapkan tiketnya. Di perjalanan Ara dan Didit bertengkar lagi hingga membuat keduanya kecelakaan. Dan setelah itu ayah Ara sadar kalau perbuatannya itu salah.
Di versi lama, peran Didit sebagai boyfriend goals belum ada sama sekali. Dia cuma memberi tahu Ara kalau tindakan ini itu gak baik. Didit gak pernah tahu apa yang menjadikan Ara menyembunyikan identitasnya hingga masalahnya dengan keluarganya. Setelah aku pikir- pikir, ini kan boyfriend goals series, seharusnya aku nyiptain karakter cowoknya itu yang bener- bener boyfriend golas. Dan akhirnya aku merubah semua part yang dulu pernah aku selesain menjadi sekarang ini.
Jujur prosesnya lama dan aku sangat senang bisa menciptakan karakter seperti Didit. Ini cerita pertama yang sangat aku niati dalam menyelesaikannya karena aku suka banget sama karakternya Didit. Butuh enam bulan aku menyelesaikan versi barunya karena aku memang benar- benar ingin membuat cerita yang berkesan untuk para pembacaku.
Oh iya jangan sedih kalau kalian tidak bisa ketemu Didit lagi, karena Didit sebentar lagi akan muncul juga di ceritanya Peter.
Sampai bertemu lagi di lapak Peter dan Vania. Jangan bosan menunggu ya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Adipati [END]
Novela Juvenil[BOOK TWO] Private Acak Boyfriend Goals Series "Aku sayang kamu Ara. Menjad pacar mu adalah sesuatu yang saat ini aku inginkan. Bahkan dalam mimpi sekalipun. Karena aku sangat ingin melindungi kamu sebagaimana kamu melindungi ku. Aku ingin status ya...