Our family***
Sudah lima hari Adit terbang, rasa lelahnya terbayar ketika sampai dirumah. Di atas karpet yang ada di ruang tamu, Daffa sedang duduk sambil mengigiti mainannnya. Adit tersenyum, langsung menghampiri anaknya. Sedikit melonggarkan dasinya. Daffa yang menyadari kehadiran ayahnya langsung terkikik senang. Tangannya di rentangkan, minta di gendong.
Adit menggendong Daffa, mengangkatnya tinggi-tinggi. Daffa tertawa senang, menurunkan lagi, Adit menjatuhkan bokongnya di sofa, menaruh Daffa di dadanya. Daffa terlihat nyaman tengkurap di atas dada sang ayah, Adit tersenyum, melirik Daffa yang terlihat akan tertidur.
"Mama mana sayang?" Tanya Adit kepada Daffa. Daffa mengadah menatap ayahnya. Mulutnya terbuka, mengucapkan kata tak jelas khas bayi. Mungkin Daffa sedang memberitahu Mamanya dimana hanya saja tak jelas.
Diakhir ocehan bayinya Daffa tiba-tiba menangis, "ya..yaya Huee!!"
Adit terkejut, lalu mengusap-usap punggung si kecil. "Cup cup. Jangan nangis, ayah disini" Babysitter Daffa datang, ia panik mendengar Daffa menangis. "E-eh. Maaf tuan, tadi saya ke toilet sebentar"
Adit mengangguk mengerti, Daffa diambil oleh Babysitternya. Adit beranjak berdiri, sedikit merengangkan badannya sebentar. Lalu menarik kopernya ke arah tangga.
Saat sudah di depan kamar Adnan, Adit mendengar suara Vera yang sedang tertawa oleh lelucon yang di buat Adnan. Dulu itu Adit, tapi semuanya berubah. Posisinya tergeser oleh saudara-saudaranya. Adit melanjutkan langkahnya, ia membuka pintu kamarnya pelan, dan ditutup lagi. Adit menaruh kopernya sembarangan, Adit menjatuhkan tubuhnya asal di kasur.
Kalo boleh jujur, dalam menafkahi Vera secara batin Adit jarang melakukannya, ia ingin. Tapi Kakaknya selalu marah jika mengetahui Adit menyentuh Vera Padahalkan itu juga kewajiban Adit sebagai seorang suami, apalagi lelaki memiliki hasrat seksual yang cenderung tinggi. Melihat yang bening sedikit juga dilirik.
Terpaksa setiap Adit ingin, ia cuman bisa bermain sendiri sambil berkhayal yang tidak-tidak tentang istrinya. Adit melepas Dasi dan name-Tagnya. Menaruh asal di atas nakas. Bangun dari tidurannya, melucuti semua pakainnya, lalu mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.
Adit menyalakan Shower berdiri di bawahnya, Adit menyesal kenapa harus dia, kenapa harus Adit yang mandul. Ini tidak akan terjadi jika penyakit itu tidak hadir dalam tubuh Adit, tak terasa setetes air mata turun dari pelupuk mata Adit. Bercampur dengan air yang mengucur membasahi badannya.
Adit meremas rambutnya sendiri, semuanya terlambat. Telat. Mungkin benar kata Vera, ia tidak boleh mengalah terus. Senyuman miring tercetak di bibir tipis Adit.
"Udah ah Mas! aku ke kamar Mas Adit dulu" Ujar Vera karena sudah lelah tertawa melihat tingkah konyol suami ketiganya. Ia mulai beranjak dari kasur, tapi Adnan menarik tangan Vera, otomatis Vera terjatuh di atas tubuh Adnan.
"Aditnya masih flight sayang, sini aja. Temenin aku" bisik Adnan di depan bibir Vera. Nafas Adnan begitu terasa di wajah Vera.
"Aku cuman mau kesana sebentar oke?" balas Vera lembut, ia menepuk dada bidang suaminya lalu benar-benar beranjak pergi. Adnan hanya diam, lalu tersenyum samar. Harusnya Vera jadi adik iparnya, tapi, tak apa. Justru Adnan bangga dan merasa beruntung punya istri seperti Vera.
***
Setelah mengirim foto itu di instagram, banyak sekali para fans Adit yang mengucapkan selamat, banyak juga yang men-Tag Vera di komentarnya. Adit melempar ponselnya ke atas kasur, mencopot handuknya dan bertelanjang sambil memilih baju di lemari.
Vera masuk ke kamarnya dan Adit, setelah menutup pintu Vera berbalik dan..
"MAS!" teriak Vera kaget, pasalnya Adit sangat santai memilah baju, melupakan ketelanjangannya. Adit menoleh, berdecak. "Kenapa? Kayak yang belum pernah liat aja." Ucap Adit sedikit ketus.
Vera menghampiri Adit, "kamu pulang. Aku seneng deh!" Vera memeluk Adit dari belakang. Adit tersenyum senang, membalikkn tubuhnya. Mencium bibir Vera sekilas. "Happy Anniversary pernikahan kita yang ke 2 tahun."
Vera mengangguk, menyadarkan kepalanya pada dada bidang Adit. "Happy Anniversary juga Mas. I love you"
"Mee to"
Adit menegakkan badan Vera, melumat bibirnya kasar. Menjatuhkan Vera di kasur, Vera tahu, ia juga harus memberi kepuasan kepada Adit. Adit ingin egois sekarang, persetan dengan semuanya, bahkan mereka'pun tidak pernah menganggap perasaan Adit. Hari ini Vera miliknya, tidak ada yang boleh ada menyentuhnya sedikit pun.
***
Aditya.
Siapa yang mau punya lakik ke Adit? Sabar, penyayang, romantis. Aku yes ingin😂
Udah ah minta voment aja😊.
Regards
Silviyani_rahayu
KAMU SEDANG MEMBACA
POLIANDRI (3 suami)
Любовные романы-SUDAH TERBIT DI PLAYSTORE VERSI EBOOK LENGKAP- terserah orang mau liat gue gimana, yang jelas gue punya suami tiga dan mereka bersaudara. awalnya gue cuman punya satu suami, tapi karena suami gue gak bisa kasih gue keturunan, Ya, dia mandul. akhirn...