Seusai pertemuannya dengan Michelle dan Okta yang tak ia inginkan. Ia mengikuti kelas seperti biasa. Namun pikirannya memang berantakan kemana mana bahkan ia beberapa kali terkena teguran dosennya yang heran apa yang terjadi dengan dirinya.
Hingga kelasnya usai Boby hanya diam tak tahu apa yang akan ia lakukan bila ia bertemu dengan Anin. Walaupun Michelle sudah memberikannya keringanan membuatnya merasa sedikit tenang. Serta sudah ada orang yang akan membantunya, Okta.
Boby sudah berada di dalam mobilnya. Ponselnya bergetar, Ia mendapat pesan singkat dari Anin.
Anin : Aku ke apartemen yaaaa!!!! See youuuu muachhh
Boby melajukan mobilnya menuju apartemen melewati jalanan kota ini yang kian lama kian padat. Selama perjalanan Boby sangat sering melamun, beberapa kali ia mendapatkan protes dari pengguna jalan lainnya karena ia sibuk melamun.
Hingga sampailah ia di apartemennya. Setelah memastikan pintu mobilnya terkunci ia segera menuju lantai 12 dimana kamarnya berada.
Boby membuka pintu apartementnya dan wajahnya seketika berubah bingung karena ada beberapa tas serta ada 2 pasang sneakers berada di dekat kakinya. Satu sneakers itu jelas sekali adalah milik Anin lalu siapa pemilik sneakers satunya? Boby berusaha berpikir positif, ia berjalan memasuki beberapa kamar hingga ia terdiam melihat 2 gadis tengah bercanda di dapurnya.
"Hi By!!" Sapa Anin saat sadar dengan keberadaan Boby. Boby tersenyum kikuk ketika tau bahwa gadis lain yang berada di sebelah Anin adalah Michelle. "Halo Boby" Sapa Michelle dengan ekspresi yang biasa saja seperti tak ada yang terjadi. "Ah hai..."
"Kamu udah makan?" Boby menggeleng. "Wah kebetulan aku buatin makanan kesukaan kamu nih, Michelle juga bantu" Boby mengangguk. "Aku mau ke kamar mandi bentar" Boby berjalan menuju kamarnya, ia meletakkan tasnya di kasur dan segera berjalan menuju kamar mandi.
Ia membasuh wajahnya dengan air dari wastafel. "Dia dateng kesini? Apa yang dia pikirin? Padahal udah jelas jelas dia bilang dia nyerahin semuanya ke gw tapi dia malah muncul di depan Anin"
Pintu di belakang Boby terbuka. "Gw dateng kesini karena secara kebetulan gw ketemu Anin di minimarket deket sini. Dan dia maksa gw buat dateng kesini"
"Lu jangan nuduh gw dulu. Gw gak akan ngingkarin janji gw soal itu. Anin bakalan tau semuanya bukan dari gw. Entah itu dari lu atau dari Okta" Michelle bersandar di bibir pintu. Boby menegakkan tubuhnya berjalan menghampiri Michelle. "Mending lu balik bantuin Anin daripada kita ketauan"
Michelle terkekeh. "Ketauan juga gapapa toh bukan urusan gw juga" Michelle tetap menuruti Boby dan berjalan kembali ke dapur. Boby menatap dirinya di pantulan cermin di kamarnya. Ia merasa Michelle memaksanya secara halus.
Beberapa menit kemudian Anin masuk ke kamar Boby. Boby yang sedang bergulat dengan laptopnya cukup terkaget dengan kehadiran Anin. "Hih ngapain kaget gituuu hahaha"
"Namanya aja baru fokus. Apalagi laperrr" Anin menoyor kepala Boby. Tangannya ia lingkarkan ke leher Boby. Anin mengecup pipi Boby. "Kamu keringetan"
"Kenapa? Nafsu ya?"
"Apasih. Kamu kiran aku cowok nafsuan apa?"
"Nyatanya gitu kan?" Anin mencubit pipi Boby gemas lalu menjauhkan dirinya dari Boby. "Aku mau mandi dulu baru makan"
"Nanti mandi lagi.."
"Apaan deh. Aku aja mau pulang habis makan" Boby tertawa. "Kirain kesini minta jatahhh" Anin mencubit bahu Boby kesal. "Aw aww sakittt Nin!!"
"Bodo!!" Anin melangkah pergi dengan wajah kesal. Sementara Boby berjalan mengikutinya masih dengan rasa sakit di bahunya. "Katanya mau mandi" Boby berjalan menyetarakan jalannya dengan Anin "Nanti" Ucapnya ketus. Boby meringis ngeri juga Anin kalo ngambek begini. Gimana nanti ya, pikir Boby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trip 2
Fanfiction[18+] "Kecerobohan yang menyebabkan semua ini terjadi!" -Anin "Maafkan aku, aku tau aku salah" -Boby "Aku butuh tanggung jawabmu Boby, Ini anakmu Boby!" -Michelle