###
Sungguh, aku kasihan dengan Nadya yang harus menjadi korbannya Rai dan Saka yang sedang berlomba untuk gombalin Nadya. Dari informasi yang kuperoleh, mereka akan bertanding sampai Sabtu, yang artinya Nadya akan mengalami 3 hari terbaperkan. Mana seingatku, Nadya itu gak diapa-apain aja baper apalagi digombalin. Entah jadi apa dia tiga hari kedepan, mungkin dia akan jadi sehelai gombal.
Sekarang sudah waktunya pulang, tapi aku dan Nadya masih berada di kelas karena Saka dan Rai berjanji akan menraktir kami.
"Luss."
"Iya?" aku menoleh kearah Nadya
"Kenapa aku merasa berbeda kalau dekat Saka dan Rai, ya?"
"Apa itu cinta?"
"BUKAN!" Nadya mencubit pelan tanganku dan memberiku wajah cemberut
"Lalu kenapa?"
"Nggak ngerti. Kamu ngerasa nggak, sih, pernah ketemu mereka dimana gitu?"
"Hmm.. nggak tuh?"
"Hoy kalian!" Saka dan Rai ternyata sudah berada di ambang pintu dan masuk untuk mengambil tas mereka
"Lama amat!" Nadya pura-pura memrotes mereka
"Hehe, maaf. Ayo!" Saka sudah memanggul tas dan jaketnya kemudian langsung keluar kelas, begitu juga Rai. Aku bangkit dan melakukan hal yang sama, sebelum lenganku ditarik oleh Nadya.
"Bener kamu belum pernah ketemu mereka sebelumnya?"
"Kalau ketemu aku nggak tau, kalau kenal, hmm.. juga nggak ngerti." aku tersenyum, Nadya hanya menghela nafas, "Tapi kaya'nya iya deh, aku pernah ketemu mereka–"
"Bener, kan? Kau pernah ketemu mereka, kan?–"
"Ya udah deh, lupain aja."
Sampailah kami di depan rumah makan, di papannya bertuliskan 'Rumah Makan Abadi'
"Wow, rumah makan tradisional, ya?" aku menengok kearah Saka dan Rai. Mereka mengangguk hampir bersamaan
"Karena kami bekerja disini. Makanya kami memilih disini." Rai tersenyum
"SAKAA! AMARAI!!" terdengar suara dari dalam
"Karyawankyu yang gantyeng-gantyeng ini udah dateng, toh?"
"E.. maaf boss, kami masih harus menemani mereka untuk makan dulu, kami baru dapet shift nanti jam 6, kan?"
"Oh, gityu? Okeeehhh. Selamat menikmatiyy." orang yang disebut Rai 'boss' itu melangkah kearah mobil yang tidak jauh diparkir dari rumah makan itu.
"Itu bossmu? Hahahahaha–mpph" Nadya yang tertawa langsung dibekap oleh Rai
"Ssst! Jangan sampe ketauan! Tahu rasa!" Rai kemudian melepaskan bekapannya, lalu melangkah masuk diikuti Saka. Rai, tanggung jawab kamu! Kau buat mukannya Nadya memerah, tuh. Aku yang melihat kejadian itu hanya tertawa kecil.
"Kalian duduk dulu. Aku dan Saka akan berganti seragam." Rai dan Saka kemudian menghilang. Aku dan Nadya memilih meja dekat jendela. 10 menit kami menunggu dan mereka tak kunjung datang. Hingga akhirnya aku hampir berdiri untuk memanggil pelayan, aku mendengar suara di belakangku
"Silakan pesanannya."
"Ok–what?!" Nadya yang tadi menerima buku menu dari tangan pelayan tersebut, menjerit dan hampir melemparkan buku menunya.
"Saka?!" aku yang menengok tak kalah kagetnya. Aku melihat Saka yang berpakaian maid seperti dalam anime-anime.
"Ssst, kalian jangan keras-keras. Ganggu pelanggan lainnya." Saka menaruh telunjuknya di depan bibir tanda diam
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN DI MUSIM PANAS
Random"Mengapa si Sempurna mau bersama dengan si Terbelakang?" Ya, kisah tentang seseorang yang gila secara harfiah, dengan temannya yang super sempurna, dia berhasil membangun kehidupan yang baik. Namun, semua itu perlahan menggelap lagi ketika ada orang...