fourteen

37 6 1
                                    

Disinilah awal baru mulai berjalan. Menghapus masa lalu dan mencari kehidupan baru. Melupakan kenangan dan menatap masa depan. Berhenti menoleh kebelakang dan focus pada tujuan.

Mulai dari sini lah aku belajar lebih tegar. Dan semuanya berbeda. Setelah aku pergi ke Austria selama 2 tahun, aku pindah sekolah tanpa pamit dan secara mendadak. Entah karena terlalu pahit perpisahan ini ataukah karena terlalu sakit, aku tidak tahu. Yang aku tahu hanyalah sekarang kehidupanku berbeda. Mulai dari penampilan sampai yang lainnya. Aku pindah ke Austria dengan keluargaku. Ayah yang bekerja sebagai milioner dan ibu yang mengikuti jejak suami pun harus mengikuti jejaknya. Banyak perbedaan yang aku alami 2 tahun terakhir ini. Seperti aku tidak pernah mengabari teman temanku dan aku tidak pernah bertemu fais lagi. Itulah tujuanku. Menghapus masa lalu dengan menginjak masa depan. Disinilah kehidupan sebenarnya dimulai. 

Aku: ayah, apa kita tidak akan kembali ke indonesia

Ayah: Tidak nak, kita harus tetap tinggal disini, mungkin jika kau ingin ke Indonesia kau bisa tinggal bersama nenekmu dan ayah akan membeli tiket untukmu

Aku : Baiklah ayah akan aku pikir pikir lagi

Ayah : Baiklah putriku, kau adalah peri kecil ayah. Sekarang biarkan ayahmu ini bekerja ya.

Aku : Baiklah ayah,aku sayang ayah

Ayah : Aku juga menyanyangimu sayang.

****

Pesan singkat yang biasanya aku lakukan sehari hari pada ayahku. Entah berapa lama semua ini berakhir. Tapi aku tak putus asa. Aku tetap melanjutkan pendidikanku disini. Tanpa sengaja aku melakukan hal yang membuatku merasa terpuruk. Hari ini adalah ulang tahunku yang ke 18 . Banyak dari teman lamaku yang mengucapkannya termasuk viona,yufa, dan tasya. Aku ingin sekali membalasnya. Tetapi aku akan mengejutkannya dengan kedatanganku di Indonesia. Ya hari ini juga."ayah biarkan aku ke Indonesia hari ini" ujarku dengan menaruh pulpen yang berada dimeja belajarku dan dengan lamunan tadi, aku segera berlari pada ayahku dan meminta agar kembali ke Indonesia.
"Tapi apa kau akan pergi sendirian sayang" ujar ayah sambil menaruh sebagian rambutku dibelakang telinga."tidak ayah,aku akan pergi kerumah nenek,ayah tidak perlu takut akan masalah dipesawat. Aku juga sudah terbiasa. Ayah, putri ayah sekarang sudah besar dan ayah harus melatihnya dengan mandiri. Ayah bolehkah aku pergi". Ujarku dengan mencoba menghasutnya. "Meski kau sudah besar,kau adalah peri kecil ayah. Dan ayah tidak akan membiarkanmu menangis sayang". Ujar ayah dengan memelukku. " terima kasih ayah, aku sangat menyanyangi ayah". Ujarku dengan membalas pelukan itu.

pada saat itu ayah memberikanku tiket dengan uang yang cukup banyak. Aku tidak takut dengan pergi sendiri, tetapi aku takut jika aku harus menoleh kebelakang, ke masa lalu yang membuatku benar benar patah hati. Ya untuk apa aku memikirkannya aku akan selalu bersenang senang. Bagiku tersenyum itu sudah cukup dan mungkin aku akan mengalihkan perhatianku ini dengan selfie yang bangga.

Sesampai dibandara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampai dibandara. Aku disambut oleh nenek tercinta. " nenek apa kabar ". Dengan cipika cipiki aku memeluk nenek dan aku akan tinggal dengan nenek untuk sementara waktu. "Sayangku". Ujar nenekku dengan menggandeng dan mengajakku ke rumahnya dengan rasa senang. Ya rumah nenek tidak jauh dari rumah teman temanku dulu. Jadi aku bisa mampir dan bermain bersamanya.

Haloo.....

Jangan bosen ya....

Ayo siapkan hati guys....

Ceritanya bakal ga terduga....

Dan bakal ngebuat ngreget loh....

FaiSintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang