Seperti apa tempat kencan kalian ?
Di Mall ?
Taman kota ?
Area bermain ?
Atau mungkin sudah menyentuh hotel atau warung esek-esek ?
.
.
.
.
.
.
.Atau kemungkinan terbesarnya kalian tidak pernah melakukannya karena kalian JOMBLO !?
Entah datang ide darimana tapi disinilah Veranda dan Naomi sekarang. Menghabiskan malam disebuah festival tahunan yang bertajuk Magic atau segala hal yang bermuatan tentang hal-hal yang berbau sihir atau sulap atau yang lainnya.
Mata Veranda tampak takjub mengamati trik-trik sulap umum seperti halnya memainkan koin atau mengubah selembar tissue menjadi setangkai mawar atau mungkin hal yang ingin dipelajari semua orang adalah bagaimana cara mengubah kertas putih biasa menjadi selembar uang seratusan.
Sedangkan Naomi sendiri yang berdiri disebelahnya hanya diam sambil mengamati setiap lekuk dan ekspresi dari wajah cantik Veranda yang terkena lampu-lampu penerangan dimalam ini. Senyumnya tak luntur sedikitpun sedari tadi menatap Veranda yang terlihat begitu antusias mengamati pertunjukkan kecil dari ahli-ahli sulap.
Tak pernah dia sangka atau terfikirkan olehnya, bahwa Veranda telah terlahir sebagai nafasnya. Pertemuan singkat 6 bulan waktu itu mampu membuat Naomi mau melabuhkan hatinya pada hati gadis yang hampir menghancurkan hidupnya sendiri dalam lembah gelap narkotika. Genggaman erat tangan Veranda mampu membuat Naomi bertahan sampai detik ini, dan karena senyumnya pula Naomi bernafas.
"kesitu yuk !" ajak Veranda saat melihat tenda yang cukup ramai oleh pengunjung. Tenda peramal.
Naomi hanya tersenyum mengganguk dan membiarkan tangannya yang sedari tadi menggengam tangan Veranda ditarik perlahan mengikuti langkah kaki kecil Veranda memasuki tenda itu.
"hay anak muda ! Selamat datang di tenda saya yang penuh dengan keajaiban" sapa sang peramal dari arah mejanya yang terdapat sebuah bola lampu khas penyihir dihadapannya. Baik Naomi maupun Veranda hanya tertawa pelan mendengar sambutan dari sang peramal.
"perkenalkan nama saya Frieska dan saya adalah peramal yang bisa membaca raut wajah seseorang"
Veranda tersenyum senang mendengarnya. Bahkan tanpa berfikir dua kali atau meminta persetujuan dari Naomi, Veranda langsung meminta sang peramal membaca raut wajah mereka berdua.
"wow ! Ini mungkin suatu yang hebat. Raut wajah kalian terlihat sama seolah mengatakkan bahwa kalian sudah ditakdirkan untuk bersama sejak lahir" ucap Frieska, sang peramal penuh kekaguman dan kejujuran setelah mengamati raut keduanya cukup lama.
Hati Naomi menghangat mendengarnya dan semakin terasa hangat kala tangan Veranda menggengam erat tangannya yang berada dibawah meja. Mungkinkah ini membuktikan bahwa didalam darahnya sudah terukir nama Veranda sejak dia menghembuskan nafas pertamanya didunia ?
Keduanya keluar dari tenda itu dengan senyum yang menggembang satu sama lain. Hati mereka terasa ringan saat mendengar kata dari sang ahli membaca raut wajah tersebut.
"kamu percaya bahwa yang dikatakannya tadi adalah nyata ?" tanya Veranda.
"semua yang berhubungan denganmu selalu kupercaya. Begitu juga saat dia mengatakan bahwa kita seolah ditakdirkan bersama sejak dilahirkan,dan aku mempercayainya" ucap Naomi tulus.
Terdengar musyrik memang, tapi mempercayai omongan seseorang yang bisa membuat dirimu dan pasanganmu bahagia tidakkah itu salah ? Itu semua terdengar benar atas nama Cinta meski dalam konteks seperti ini.