10:38 a.m
TING...TONG...
"sebentar, akan kubuka."
Teriak Namjoo.
Ceklek...
Namjoo terlihat bingung.
Semuanya juga terlihat bingung karna Namjoo hanya terdiam dan kedatangan dua laki-laki tersebut membuat kami ikut terkejut.
"eoh, hai nonna-daeul."
Sapa laki-laki yang berkesan santai dan remaja.
"Hanya ingin memberikan ini. Saya pamit."
Setelah mengatakan itu lalu laki-laki berbaju formal itu pergi.
"Dan kau bocah! Masih ada yang perlu kau sampaikan?"
Kata Namjoo.
"tidak. Salamkan saja pada temanmu, untuk membalas pesanku."
Lalu laki-laki tadi pun ikut pergi.
Namjoo kembali dengan membawa sebuah panci sedang dan plastik hitam.
"Ada-ada saja, mereka tampan dan manis hanya saja sedikit aneh."
Heran Namjoo.
"apa yang mereka berikan?"
Tanya Eonnie Park.
"Entah, si tampan dingin itu memberi panci ini lumayan berat sepertinya. Dan bocah manis menyebalkan tadi memberikan ini."
Ucap Namjoo, dan menunjukkan barang yang diterimanya.
"Tunggu, si tampan dingin? Kekasih Hayoung?"
Tanya eonnie Park terkejut.
"Tidak mungkin, yang kutahu daerah rumah-rumah ini milik perusahaan Park's , dan juga mana mungkin Namjoo tidak mengenalnya."
Ucap Bomi menjelaskan.
"tidak lagi."
Jawab Hayoung datar.
"Apanya yang tidak lagi?"
Tanya Namjoo.
"Kau berakhir?"
Tanyaku memastikan.
"Hayoung-ah wae??"
Tanya Naeun khawatir.
Hayoung diam...
"Sudahlah, jangan bertanya lagi. Buka saja panci itu."
Ucap Eonnie Park menengahi.
"Ahh... aku hampir lupa bocah itu menyuruhku untuk berkata jika antara kalian harus membalas pesannya."
Ucap Namjoo lagi.
"aku tidak mendapat pesan sedari pagi."
Ucap Naeun.
"aku mematikan teleponku."
Ucap Hayoung.
"aku hanya mendapat pesan dari joonmyeon."
Ujar Eonnie Park, lalu dia membuka isi panci tersebut.
"wahh.. sebuah sup. Dan ini enak."
Ucapnya girang.
"aku juga belum melihat pesan sedari tadi."