AUTHOR POV
Akhir pekan pun tiba, kyungsoo mematut dirinya dicermin rumah. Celana jeans pendek diatas lutut, sweater berwarna pink muda dan rambut panjang yang digerai membuatnya terlihat lebih muda dari pada umur aslinya.
“Ah, kenapa jantungku berdegup sangat kencang?” monolog kyungsoo memegang dadanya yang sebelah kiri, menatap pantulan dirinya dicermin. “Apa aku terlihat berlebihan?” gumamnya.
“Unnie mau kemana?” Tanya luhan tiba-tiba masuk kedalam kamar kyungsoo tanpa mengetuknya dulu.
“Yak!” teriak kyungsoo karna kaget tiba-tiba luhan sudah disampingnya mengamati dirinya dari atas sampai bawah.
“Kau tidak bisa mengetuk pintu dulu kah?” kesal kyungsoo kembali merapikan rambutnya yg sebenarnya sudah rapi.
“Unnie mau kemana?.”
“Pergi!”
“Tunggu! kencan?” tanya luhan sedikit tak percaya.
“Yak! Jangan samakan kau yang selalu berkencan. Aku hanya mau kepasar malam dengan temanku.”
“Pasar malam? Tapi kalau bersama teman penampilan unnie sedikit— menawan.”
“Kau baru sadar jika aku menawan? Kemana saja kau!” kata kyungsoo ketus, dia mengambil tas ransel kecil miliknya berwarna pink pastel dan bergambar boneka beruang. “Sudah sana keluar! Aku mau berangkat.”
“Eh tunggu dulu. Aku mau pinjam charge, punyaku aku lupa menaruhnya.”
“Di almari paling atas. Tutup pintunya jika sudah” kyungsoo berjalan meninggalkan luhan didalam kamarnya.
“Ck, dasar. Kenapa unnie selalu seperti itu, pantas saja sampai sekarang belum punya kekasih” gumam luhan sambil mengambil charge dialmari kyungsoo. Luhan mendengar suara motor berhenti didepan rumahnya, dia berjalan kejendela dan melihat keluar jendela, “Jongin?” luhan melihat unnienya keluar rumah dan membonceng jongin, kemudian dia buru-buru keluar.
“Ayah-ibu” ucap luhan berhenti diruang keluarga, “Unnie pergi kemana?.”
“Pasar malam” jawab tao, ibu luhan.
“Dengan?.”
“Tadi katanya bersama temannya.”
“Siapa?.”
“Unniemu tidak bilang pergi dengan siapa. Sepertinya dia senang, apa unniemu sedang dekat dengan seseorang, lu?” Tanya ayah yifan.
“Lulu tidak tahu ayah. Ya sudah luhan kekamar dulu.”
“Kau tumben tidak keluar di sabtu malam?.”
“Temanku sedang punya acara sendiri” jawab luhan dan ia pergi ke kamarnya. Luhan merasa janggal, memang beberapa hari yang lalu jongin meminta nomor unnienya, saat ditanya untuk apa jongin tidak menjawab malah berkata ‘Tenang, lu. Aku tidak akan memonopoli unniemu untuk mendekatimu’. Tapi jika jongin sampai KEN—CAN dengan unnienya. SUNGGUH luhan tidak percaya. “Apa aku bermimpi? Tapi tadi aku melihat unnie dan jongin— ah molla!.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Bronies (Brondong Manies)
Romance"Iya kyung, mau sampai kapan kau akan terus seperti ini? Ibu sudah ingin menggendong cucu seperti Bibi Kang tetangga kita" itu ibuku yang berucap. Entahlah, ibu selalu mengatakan ingin memiliki cucu dengan memaksaku segera me-ni-kah. Huh, kenapa ibu...