JUNGKOOK P.OV
Aku masih memikirkan kejadian tadi sore. Aku pikir dengan membasuh diriku dengan air aku bisa melupakan semuanya. Kenapa si bawel Soojung itu tidak mendengarkan penjelasanku. Kalau seperti ini aku akan dihantui rasa bersalah.
"Aiisshh, kenapa juga tiba tiba aku membayangkan bibirnya.. bodoh." Runtukku dalam hati, karena otakku tidak bisa berhenti membayangkan bibir lembut milik Soojung. Harus ku akui aku memang salah tiba tiba menciumnya. Itu hanya reaksi reflek tubuhku yang tidak ingin Soojung si Singa itu mulai mengaum.
Tapi sekarang kenyataannya aku yang dibuat gila. Ah sudahlah. Ku harap esok pagi pikiranku akan jauh lebih baik. Dan semuanya akan kembali jernih. Aku tidak ingin si Soojung aneh itu menguasai diriku, hanya karna bersentuhan bibir.
•••••••••••••••
Pagi ini aku bangun tidur dengan harapan tidak ada sesuatu yang dapat menghancurkan mood ku seperti kemarin. Bertemu Soojung setiap hari sudah cukup membuat kepalaku sakit, sekarang ditambah dengan Yoojin yang kembali ke Seoul.
Untuk apa gadis itu kembali kesini. Aku pikir dia sudah bahagia di Jepang mengejar karir juga mimpinya dan melanjutkan kisah cintanya yang sudah tidak perlu ia tutupi lagi dariku, dengan si aktor "seksi" asal jepang yang entahlah namanya siapa, aku tidak perduli.
Ku langkahkan kakiku menaiki bus yang akan membawaku ke sekolah. Ketika kusadari bis itu penuh dengan sesak orang orang yang akan berangkat menuju kesibukannya masing masing. Aku mendecak kesal. Karena ini berarti aku harus rela berdiri sepanjang perjalanan.
Bukannya aku lemah, hanya saja berdesak desakan dengan orang seperti ini membuatku sedikit jengkel. Sudah dapat dipastikan, perempuan dan lansia pasti akan mendapat prioritas tempat duduk dan aku sebagai laki laki harus rela berkorban berdiri dan berhimpitan.
Ku mencoba menembus himpitan orang orang di dalam bis tersebut, sebelum akhirnya menemukan posisi terbaikku. Ketika hendak mengangkat tanganku untuk meraih pegangan, aku menyadari pemandangan tak asing dihadapanku.
"Astaga.. kenapa harus dia.." batinku.. ya, siapa lagi kalau bukan Lee Soojung si Singa Betina. Ia terlihat memejamkan matanya dengan headset yang terpasang sempurna di telinganya. Aku memutar bola mataku malas.
Halte tempat ku turun sudah dekat, perempuan dihadapanku masih saja memejamkan matanya. "Apakah gadis ini benar benar tertidur pulas?" Tanyaku dalam hati. "Apa aku harus membangunkannya? Aahh.. tidak tidak, aku hanya akan menambah masalahku sendiri." Aku memukul kepalaku sendiri karena berpikiran bodoh.
Bis yang kunaiki berhenti di halte yang kutuju. Tetapi Lee grumpy Soojung masih memejamkan matanya. Aku masih berdebat dengan gengsi ku sebelum akhirnya kuputuskan untuk membiarkan tasku menyenggol kepalanya yang tersandar di kursi penumpang.
Sepertinya aku melakukannya cukup keras hingga aku mendengar sedikit suara "akh" sebelum aku turun. Ketika aku melangkahkan kakiku menuruni bis itu. Tiba tiba saja sesuatu menimpaku dari belakang. Akupun jatuh tersungkur dan kepalaku terkena hantaman sebuah barang bawaan dari pejalan kaki yang lewat dihadapanku.
Kepalaku berdenyut menahan nyeri, sebenarnya yang lebih membuat ku nyeri adalah karena, orang yang barusan menghantamku dengan barang bawaanya pergi begitu saja tanpa meminta maaf. Aku baru bersiap ingin memaki, sebelum suara menyebalkan itu terdengar di telingaku.
"Maafkan aku.. sungguh aku tidak sengaja, tali sepatuku lepas dan aku tersan.. Jungkook?!"
Ternyata akar dari masalah ini yang membuatku "terjatuh dan tertimpa tangga" adalah dia, Lee Soojung. Mungkin ini balasan dari diriku yang menyenggol kepalanya dengan tas ku, tapi apakah ini adil? Bahkan sepertinya akan ada benjolan yang sangat besar di kepalaku.
"Ck, kau ini bodoh atau apa? Sekarang tali sepatu, lalu selanjutnya kau akan bilang apa? kau di tendang oleh supirnya? Alasanmu basi." Aku masih kesal, karena dirinya aku tertimpa sial. Iya aku tahu perbuatanku kemarin juga pantas mendapat ganjaran. Tetapi balasan seperti ini sungguh tidak adil menurutku. Bahkan kemarin ia tidak menerima permintaan maaf ku.
Aku baru akan meninggalkannya sebelum dia menarik pergelangan tanganku. "Apa lagi?! Iya aku tau, yang kemarin memang salahku, aku minta maaf, sekarang kita impas." Aku memutar tubuhku untuk kembali melanjutkan perjalananku, tetapi gadis itu masih mencengkram tanganku.
Akupun menoleh memperhatikan tangannya yang memegang tanganku "wae?" Tanyaku sedikit sinis sambil menatapnya dengan wajah kesal dan bingung.
"berdarah.." ucapnya pelan sambil menunjuk ke arah dahi ku. Bisa kurasakan ada sesuatu yang mengalir disana, aku pun memastikannya, ku sentuh bagian yang nyeri dengan telunjukku, dan memang benar saat ku lihat jari telunjuk ku tadi, ada darah yang menempel disana. Sepertinya ini karena barang bawaan pejalan kaki tadi.
Akupun menarik pergelangan tanganku yang sedari tadi ia pegangi. "Memangnya kenapa kalau berdarah? Kau mau menghisapnya sampai habis? Lupakanlah keinginanmu untuk membunuhku hari ini, aku tidak ingin terlambat sampai di sekolah." Akupun meninggalkannya yang masih diam dengan ekspresi rasa bersalahnya.
Dapat kurasakan darah segar itu masih mengalir bersamaan dengan rasa nyeri dari luka yang terbuka. Oh Jeon Jungkook, betapa sial nasibmu hari ini.
AUTHOR P.O.V
Jungkook sampai di depan ruang kelasnya, sebelum teriakan Taehyung memecah keheningan koridor sekolahnya.
"Jungkook ma man!!!" Jungkook hanya diam dan menghela nafas, sebelum sebuah rangkulan berhasil menangkup tubuhnya. "Jungkook my hero, what's up dude? kenapa kau.. yaakk!!, ada apa dengan dahi keren mu itu man??!" Ekspresi priceless Taehyung ketika melihat noda darah yang mengering di dahi Jungkook tidak dapat di deskripsikan.
Taehyung baru akan menyentuhnya sebelum Jungkook berhasil menepis tangannya "bukan apa apa, sepertinya hari ini aku tidak akan latihan. Mood ku sangat buruk, sampaikan permintaan maafku pada pelatih Choi."
Harus Jungkook akui, walau Taehyung sedikit aneh dan sering melakukan hal gila, tetapi laki laki itu merupakan teman yang baik. Taehyung yang selalu setia mendengarkan setiap cerita Jungkook, dan tanpa ragu memberikan nasihat. Yaa ketika serius, Taehyung juga bisa memberikan nasihat.
"Yaa, yaaa, akan aku sampaikan, sekarang bersihkan dulu lukamu itu, anak ini benar benar... aishh" Taehyung menarik Jungkook ke ruang UKS untuk membersihkan lukanya dan mengobatinya. Bagi Taehyung, Jungkook sudah ia anggap seperti saudaranya dan begitu pula sebaliknya.
Saat ini Jungkook tidak mengkhawatirkan keningnya yang terluka.. melainkan Soojung.. karena perlahan gambaran akan gadis itu mulai memenuhi kepalanya.
"Sejak hari itu.. kurasakan hari hariku kembali terang.. seperti kegelapan malam dengan cahaya bulan."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon and The Star
Fanfiction"Kalau ku ibaratkan.. Ia bagaikan bintang yang berhamburan di langit luas.. memenuhi langit malam yang sulit kau tebak.. Bintang yang tidak pernah berubah.. Hanya saja disuatu malam ia akan muncul dan di malam berikutnya ia akan hilang.. Lalu.. Baga...