Guru Killer

19.2K 877 13
                                    

Namaku Ruka Rylphson Walssieg ,sebenarnya dulu aku tinggal di Rusia karena masalah pekerjaan makanya kami pindah ke Indonesia, yah di Jakarta. Menurut orang lain, aku hidup dengan berkecukupan tinggi. Yah ayaku seorang pemilik perusahaan ternama di penjuru dunia, dan ibuku seorang wartawan yang terkenal. Mereka selalu mementingkan pekerjaanya bukan mementingkan diriku yang butuh kasih sayang dari orang tua bukan dari uang.

Aku orang yang tertutup dengan kedua orang tuaku. Bahkan mungkin kami hanya bicara selama beberapa detik daam seminggu.

Aku duduk di bangku kelas 1 SMA, SMA ku merupakan sma favorit. Dulu saat aku smp, aku Rifan, dan Lily saling berjanji untuk dapat masuk ke sekolah ini, yah kami bertiga merupakan sahabat lama.

Pagi ini ,Aku berlari menuju ke sekolah dengan terburu buru karena aku terlambat berangakat tadi. Itu semua gara gara aku bertengkar dengan kaka laki-lakiku. Ya hampir setiap hari kami bertengkar gara-gara hal yang sepele.

Aku mengeluarkan nafasku yang tersenggal senggal Karena habis berlari dari rumah yang jaraknya lumayan jauh. saat sampai di kelas aku merasa sangat beruntung karena guru yang terkenal killer di sekolah ini belum datang, aku merasa bersyukur. Aku menyeka keringatku di dahi dengan cengiran di mulutku.

"selamat pagi Ruka! Tak seperti biasanya kau datang ke siangan." Sapanya sambil menyindirku.

"Pagi Lily.. yah seperti biasanya si brengsek itu membuat emosi ku pecah. Mungkin lain kali aku harus mengajaknya salto di gunung everest". Candaku, masih dengan cegiran khas ku.. kamipun tertawa bersama.

Ya dia teman baik ku Lily, dia seorang gadis berumur 16 tahun yang baik hati, memang baik hati namun perilakunya dapat di bilang kurang sopan.. beda denganku yang sikapnya sedikit pemalu.

Bel masuk berbunyi.....

"Cepat duduk di bangku masing masing, dasar kalian itu bukan bocah lagi yang harus di atur atur". Ucapnya guru mia dengan lantang. Dialah guru killer yang ku sebut tadi. Karena dia guru ekonomi,maka dari itu ia sangat menghargai waktu.

"Hei kau yang di pojok sana!" ucap bu Mia sambil menunjuk Rifan..

"Aku bu?" ucap ucap Rifan sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya kamu, memangnya siapa lagi yang duduk di pojok sana selain kamu hah?". Rifanpun menggaruk tenguknya yang tidak gatal sambil tercengir.."Ada apa bu?" ucapnya dengan polos.

"Nanti pada saat istirahat siang datanglah ke kantor, jangan ada alasan telat sedetikpun!". Iapun mengangguk lemah karena nanti ia tidak dapat makan siang.

***

TBC

IG : fikkyitsbatul

Black Shadow [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang