Dinginnya udara pagi hari di musim semi membuat kelopak mata Jadyn terbuka. Mengerang sekaligus menarik tangannya keatas untuk meregangkan ototnya yang kaku karena tidur terlalu larut semalam.
Ia menengok kearah nakas yang menampilkan jam weker masih menunjukkan pukul 6 pagi.Jadyn turun dari ranjang Queen size nya dan melangkah menuju dapur untuk sekedar membuat green tea di pagi hari. Lalu berjalan menuju ruang tamu. Setiap duduk di sofa ruang tamu,ia selalu teringat akan kehadiran Chale dulu yang bertamu ke apartemennya ini. Kemudian ia mengingat setiap masa yang mereka habiskan bersama di New York. Senyumnya mengembang tapi kemudian ia mengerjap setelah mengingat Kelyn.
Jadyn menghembuskan nafas panjang. Seharusnya ia tidak boleh memikirkan hal yang tidak pantas untuk dipikirkan. Ia menggeleng kemudian beranjak untuk sekedar berolahraga pagi. Setelah siap dengan baju jogingnya, ia berlari kecil menuju taman kota. Disana matahari masih tampak sedikit,musim semi yang sempurna.
Setelah satu jam ia menghabiskan waktunya untuk berolahraga ringan dan joging,ia terduduk di sebuah bangku panjang taman tersebut. Meneguk air mineral dan melemaskan otot kakinya kemudian mengelap peluh keringat dengan handuk kecilnya. Jadyn merasakan ponsel yang ia bawa itu bergetar. Disana satu panggilan masuk dari Ayahnya. Dengan semangat empat lima,Jadyn mengangkat telfon itu.
"Hallo,Dad." sapa Jadyn dengan senyum lebarnya.
"Hai putriku,que estas haciendo?" tanya Smith di seberang sana menggunakan bahasa Spanish.
*(que estas haciendo = kau sedang apa)
"usai lari pagi,Dad. Dan sekarang aku sedang berada di taman"
"Em,rutinnya putriku olahraga pagi"
"Harus itu Dad. Aku harus menjaga kesehatan tubuhku seperti saran Mommy,ya kan?" Jadyn terkekeh.
"Kau ini. Oh ya Jadyn,Mom and Dad ada kejutan untukmu"
"Kejutan? Haruskah aku pergi ke New York untuk memgambil kejutan itu?"
"Tentu tidak,lihat saja nanti" kata Smith sok misterius.
"Ah Daddy,membuatku penasaran saja" gerutu Jadyn.
"sepertinya Daddy salah menelfonmu pagi ini,kau jadi kepikiran tentang kejutan sampai kau lupa untuk pergi bekerja."
Seketika Jadyn menjauhkan ponsel dari telinganya dan melihat jam yang tertera di ponselnya,dengan mata terbelalak ia mengatupkan bibirnya,jam sudah menunjukkan pukul 7 tapi Jadyn masih belum bersiap untuk pergi ke kantor.
"Kau membuatku terlambat,Dad!" setelah mengatakan itu,suara gelak tawa Smith memenuhi telfon yang masih tersambung.
"Okay-okay. lo siento. Sekarang cepat pulang dan bersiaplah, take care,Bebe"
*(lo siento = Maaf)
"Iya, Dad. Salam to Mommy." Jadyn memutuskan sambungan setelah mendapat jawaban dari Ayahnya.
Ia melenggang pergi meninggalkan taman menuju apartemennya. Tanpa ia sadari,sedari tadi ada sepasang mata yang sedang memperhatikannya dan mengawasinya.
***
Gerald asik memperhatikan putranya yang sibuk berkutat pada laptopnya. Chale duduk di sofa,karena ayahnya itu ikut ke Perusahaan. Gerald sekarang berada di ruang kerja Chale.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretary Tease Like a Wine - Robert Series [COMPLETED]
RomanceMature content 21+‼️⚠️ Privat acak! Follow sebelum baca. "Tubuhmu begitu mempengaruhiku, kau selalu terlihat menggoda, like a wine." "Jangan tatap aku seperti itu, jangan melihatku bagaikan jalang yang siap kau terkam." "Seharusnya aku tidak pernah...