just one chapt

5 4 0
                                    

"Hiks hiks ".
Suara isak tangis memecah keheningan malam. Isakan itu berasal dari sebuah kamar di lantai atas,  tepatnya dari seorang gadis kecil yang menghuni kamar itu.  Tak ada yang tahu, dalam keluarga yang bahagia itu,  dalam rumah yang hangat itu, sering terdengar suara isak tangis tertahan.  Ya,  Gadis kecil itu sering  menangis ketika malam telah larut.
Dimana semua penghuni rumah telah terlelap mengarungi pulau kapuk,  berenang dalam buaian mimpi.  Dia,  si gadis kecil akan menangis sampai lelah,  sampai air matanya kering. Dan menghabiskan berlembar-lembar tisu.  Setelah lelah  menangis ,dan akhirnya rasa kantuk akan  datang menyerang.
Sebelum dia jatuh terlelap karena kantuk, chub si gadis kecil mencoba bangun dari posisinya semula. (oh ya,  nama gadis kecil itu chub).
Sudah menjadi rutinitasnya setiap habis menangis dia akan pergi kedapur mencari es batu.  Seperti saat ini walau pun sudah ngantuk   chub tetap keluar kamar,  menuruni tangga memasuki dapur mengambil sebongkah es batu untuk mengompres matanya.
Agar keesokan hari ketika dia terbangun  di pagi hari matanya tak bengkak.  Hal ini selalu ampuh sehingga tak ada yang menyadari bahwa dia menangis semalam.
Setelah menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit untuk mengompres matanya  yang sembab itu,  Chub pun kembali kekamarnya, Menyusun perlengkapan sekolah untuk besok,  merapikan meja belajarnya dan setelah semuanya beres.
Chub pun merebahkan dirinya diatas kasur kapuk kesayanganya. Entah kenapa dirinya merasa lebih nyaman tidur diatas kasur kapuk yang keras itu ketimbang diatas sepring bed king size yang dibelikan ayahnya. Tak lama kemudian terdengar dengkuran halus yang teratur.  Menandakan bahwa gadis itu telah terlelap.

                              ***


      Chub merupakan orang yang selalu bangun lebih awal setelah bundanya.  Seperti pagi ini, sepagi apapun dia bangu pasti dia akan menemukan bundanya yang sedang sibuk di dapur, berkutat dengan peralatang perangya menyiapkan sarapan pagi.
Hal pertama yang dilakukanya ketika bangun pagi yaitu pergi ke dapur apakah dia bangun lebih awal dari bundanya atau bundanya telah bangun sebelum dirinya. Chub berjalan perlahan menuruni tangga dan kemudian berhenti diantara pintu dapur.
Di sana terlihat sang bunda sedang membuat nasi goreng nuget kesukaanya. Setelah puas memandangi bundanya memasak,  chub mulai beranjak meninggalkan pintu dapur. Kembali ke kamanyar, merapikan tempat tidur , kemudian mandi dan  bersiap pergi sekolah.
Setelah merasa rapi chub pun meninggalkan kamarnya sambil menggunakan hodie abu abu kesayanganya serta tas ransel silver kesukaanya.  Sudah menjadi kebiasaan dalam keluarganya,  sebelum memulai hari semua anggota keluarganya harus sarapan.
Seperti pagi ini chub sedang sarapan bersama ayah,  bunda dan adiknya.  Seperti biasa,  ayah dan bundanya sibuk membahas pekerjaan sambil makan. Chub mulai menghabiskan sarapannya.  Setelah selesai,  dia berpamitan kepada kedua orang tuanya. "ayah bunda chub berangkat dulu ya."  sambil mencium tangan kedua orang tuanya.
“hati-hati dijalan ya sayang” kata sang bunda.
"saying, motornya udah di isi bensin belum?" tanya sang ayah.
"udah  Ayah." sahut chub.
"chub berangkat sekarang  Ayah bunda".
"hati hati di jalan sayang, jangan ngebut." pesan ayah dan bundanya.
"sip pasti Ayah bunda Bye-bye” sahut chub sambil melambaikan tangannya.

Chub pun mengeluarkan matic beat biru kesayanganya dari garasi,  memanaskan mesinya dan kemudian berangkat sekolah. Jarak tempuh dari rumahnya kesekolah  lumayan lama, sekitar 30 menit.

                            ***



P.s Gaje banget..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang