Pertemuan

22 4 2
                                    

~Terimakasih karna sudah mempertemukanku dengan orang orang baik~ Normalissya Putri

Putri pov.

Saat itu, dimana aku mengenakan seragam putih biru dan dia mengenakan putih abu abu. Hari dimana aku merasakan kecewa yang teramat. Malam dimana aku memutuskan untuk pergi dari rumah. Aku berjalan tak tentu arah dengan mata panas memerah. Aku melihatnya mengendarai motor sport hitam dengan gila gilaan.

"Itu orang naik motornya kayak dikejar setan. Kalo jatuhkan bahaya" gumam ku.

Dan Brakkk!!

Ya Tuhan, apa yang terjadi? Aku melihatnya terkapar dijalan aspal. Saat itu juga, aku menghampirinya. Aku melihat cairan merah itu mengalir deras dari pelipisnya.

"Ya Tuhan, aku harus bagaimana? Aku ingin menolongnya tapi aku takut pada darah" gumam ku dengan nada frustasi.

'Putri, kamu harus lawan rasa takutmu. Kamu pasti bisa!' Batin ku menyemangati diri sendiri.

"Kakak, bangun!" Ujarku mencoba membangunkannya.

"Hey kalian, apa tidak ada yang mau membantuku?!" Ujar ku frustasi.

Tapi tak ada seorangpun yang mempedulikan ucapanku.

'Ya, apa mereka tuli, apa mereka buta, apa mereka tidak punya hati? Disini ada orang sekarat, tapi mereka seakan benar tak melihat' Geramku dalam hati.

"Dasar kalian semua tidak berguna!!" Teriakku lantang.

Meraka yang berlalu lalang di depan ku berhenti. Menatap ke arahku sebentar, detik berikutnya mereka kembali pada aktivitas masing masing tanpa rasa simpati.

"Aku harus bagaimana?" Tanya ku pada diri sendiri.

Aku terdiam memikirkan hal apa yang harus aku lakukan. Hingga pada menit ke 20, dia mulai membuka mata.

"Lo siapa?" Tanyanya.

"Aku Putri, kak. Kakak gak papa kan? Putri takut kakak kenapa napa." Ucapku.

"I'm fine. Pulang gih!" Ujarnya, aku menggeleng lemah.

"Pulang, gue anter!" Aku kembali menggeleng.

"Enggak!! Putri enggak mau pulang!! Putri enggak suka liat mereka!" Ujarku.

"Putri boleh ikut kakak aja enggak? Putri janji enggak bakal ngerepotin kakak, suer" ujarku sambil menunjukkan jari telunjuk dan tengah membentuk :v.

"Gk!" Sahutnya cepat.

"Ya udah, mending Putri pergi aja. Biar aja Putri di culik! Enggak ada yang peduli juga sama Putri" ujarku, melangkah pergi.

"Stop!!" Sebuah suara menginterupsi langkahku, membuatku reflek berhenti.

"Naik!" Ujarnya, yang sudah ada disamping ku dengan motor sportnya. Aku masih diam ditempat.

"Oke, gue tinggal!" Ujarnya bersiap siap pergi. Dengan cepat aku naik ke jok belakang. Tanpa aba aba motor itu melaju membelah jalanan kota Jogja.

Bersambung....

Maaf ya, kalo ceritanya garing banget kek keripik singkong.
Mohon di maklumin ya, Hehe...

Diandiyun_

Yogyakarta, 29 September 2019
Salam manis,
Norma Ade Saputri.

Bring It Back!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang