Chapter 18

946 44 4
                                    

Sementara di kantor Swara, Swara sedang bernyanyi sembari mengerjakan tugas untuk pengeditan majalah.

Haan aa.. o..

Main jaan ye vaar doon
Har jeet bhi haar doon
Keemat ho koi tujhe
Beinteha pyaar doon (Repeat once)

Saari hadein maine meri
Ab maine tod di
Dekar mujhe pataa
Awaargi ban gaye

Haan hasi ban gaye
Haan nami ban gaye
Tum mere aasmaan
Meri zameen ban gaye

Haan aa.. o..

Rupanya, saat Swara bersenandung ria. Seseorang sedang mengamatinya dari belakang, pria itu tersenyum melihat gadis yang baginya seperti dewi hatinya itu bernyanyi, ia merasa bahwa suara gadis bernama Swara ini bagai suara seorang bidadari.

Saari hadein maine meri...

Ditengah nyanyiannya, Swara terkejut kala seseorang menutup matanya dengan kedua tangannya. Sontak itu membuatnya terkejut dan menghentikan nyanyiannya.

"Siapa kau?" Tanya Swara meremas, mencoba msmbuks tangan orang itu. "Siapa kau? Cepat katakan...!!" Ucapnya berdiri. Geram tak ada respon, Swara pun menendang kaki orang itu.

"Aww... " Kejutnya melepas kedua tangannya yang semula menutup mata Swara.

"Ups..." Swara menoleh, dan terkejut mendapati Saanskar yang sedang memegang kakinya sambil meringis kesakitan. "Kau? Sedang apa kau disini..?"

"Tadinya Ku mau beri kejutan untukmu... Tapi malah kau rusak!!" Keluhnya dengan paras kesakitannya yang terlihat imut itu. Swara yang gemas pun mencubit pipi Saanskar.

"Heyyyy!!!! Lepaskan!! Apa2an kau... Sakit tahu... Kau sudah menendangku.. Sekarang mencubitku.. Bsk apalagi..?" Protesnya membuat Swara tertawa.

"Aku akan melayangkanmu ke langit.. Yangggg tingggiiiii sekali, lalu aku akan jatuhkan...hihi" Swara kembali membuat Saanskar kesal. Saanskar pun hanya diam dan pergi. "Eh mau kemana?" Saanskar hanya menoleh lalu membuang muka. Swara yang melihat itu hanya menahan tawa.

Diruangan ber-AC nampak Saanskar terduduk membaca E-Mail masuk, tepatnya saat ini ia ada di ruangan Laksh. Tak lama, terdengar suara ketukan pintu. Saanskar pun menyilakan masuk orang itu.

Masuklah orang itu, dilihatnya seorang wanita dengan mengenakan saari berwarna pink manis, dan dupata yang menutupi wajahnya berjalah ke arahnya membawa nampan yang diatasnya terdapat, sepiring Aloo Puri, Pakhodaa, dan secangkir coklat. Wanita itu menaruh nampan dengan makanan2 lezat itu ke meja didepan Saanskar, sementara Saanskar masih berpikir siapa dia.

Wanita itu mengundurkan kakinya dan merundukan tubuhnya lalu pergi. Namun langkahnya terhenti saat suara lembut nan lantang itu menyerunya untuk berhenti.

"Berhenti!!" Wanita itu berhenti, "Siapa kau? Aku belum pernah bertemu denganmu disini?" Wanita itu berbalik dan mendongakan kepalanya yang tertutupi dupata. Saanskar pun hanya dapat melihat senyum wanita itu.

"Swara..." Serunya membuat wanita itu terdiam merunduk, dan berbalik berniat pergi. "Kau mau kemana? Mau mengerjaiku dengan cara menyembunyikan wajahmu dg dupata... Heh, tdk mungkin bisa... Aku ttp bisa mengenalimu... Berbaliklah!" Gadis itu berbalik, dan dengan pelan Saanskar membuka dupata wanita itu. Dan ternyata benar, dia adalah Swara. Saanskar pun tersenyum.

"Bagaimana kau tahu ini aku?" Tanya Swara heran, yang terbalas dengan senyuman dari Saanskar.

"Dari mata hatiku Swara..." Ia memegang dadanya sembari tersenyum. Swara pun hanya membuang pandangan. "Ada apa?"

Swara menggeleng. "Aku sudah membuat Aloo puri. Pakhodaa, dan coklat hangat.. Makanlah, ini sebagai permintaan maafku.." Swara berbalik, namun langkahnya terhenti kala Saanskar menggenggam tangannya erat.

"Kau mau suapi aku??" Swara terbelak, dan segera menatap Saanskar. Saanskar pun melepas genggaman dan mengambil tisu lalu membersihkan tangannya, dan mengambil Pakhodaa dan ia suapkan ke Swara. "Makanlah... ! Kau pasti juga lapar.." Lanjutnya menyuapi Swara dan memberi tatapan manis.

Swara yang tak bisa mengelak pun menerima suapan Saanskar. Setelah ia memakannya, ia mengambil tisu dan juga membersihkan tangannya, lalu mengambil Aloo puri.

"Kau juga..." Ucapnya menyuapi Saanskar sambil tersenyum manis. Terlihat Saanskar begitu menikmatinya.

"Apa ini kau yang masak?" Swara mengangguk, "Dimana kau masak..?"

"Dirmh.. Tpi piringnya dr sini..." Lanjut Swara masih mengunyah makanannya.

"Kau pintar masak juga...! Tidak rugi aku memilihku menjadi calonku..." Swara tersenyum.

"Besok lusa hari Diwali, aku akan kembali ke Mumbai.. Ke rumah ibu Pantiku.. Ibu Ishita, bersama Ragini" Saanskar terkejut.

"Kau mau meninggalkanku?" Swara sedikit terkekeh melihat ekspresi sedih Saanskar.

"Aku kan hanya pergi 5 Hari.."

"5 Hari, Hanya??? Kau tidak sedang sakit kan... Itu lama sekali, lagi pula kau kesana dengan apa? Dengan kereta yg kemarin? Kalau keretanya knp2? Bagaimana? Dan kalau kau digoda laki2 lain bagaimana? Ak..." Telunjuk Swara membungkam Saanskar.

"Selama kau percaya padaku, selama cintamu bersamaku, selama doamu menemaniku, selama kau percaya pada Tuhan bahwa Ia akan melindungiku.. Aku akan baik2 saja..." Ucapnya menghilangkan kepanikan Saanskar. "Lagipula pria mana yang mau menggodaku.. Aku ini calon istrinya Saanskar.. Bisa2 mereka dihajar habis olehmu!!! Hahahaha...." candanya membuat Saanskar tertawa.

"Lagipula... Selama aku pulang pergi ke Delhi Mumbai sebelum ini, tdk ada yg berani menggodaku.. Selain kau!"

"Tapi kau suka kan?" Swara tersenyum. Mereka berdua pun tertawa, sambil saling merangkul dan melanjutkan makan siangnya di ruangan Laksh.

****

"Hufft, semua sudah selesai sekarang kita pulang!!" Ucap Ragini menaruh belanja2annya di kursi cafe, disusul Laksh yang langsung di kursi satunya.

"Duduklah .. Kita makan siang!" Ragini terkejut dengan ajakan Laksh.

"Apa? Sekarang?" Kejutnya membuat Laksh memijit pelipisnya.

"Abad depan..." Ragini mengangguk paham. "Dasar konyol!! Ya sekaranglah!!"

"Makanya bicara yang jelas!" Ragini memindahkan barang belanjaannya ke lantai, dan duduk dikursi itu.

Datanglah pelayan yang membawa buku pesan makanan ke dua orang itu. Mereka segera memesan. Dan 10 menit kemudian, datanglah makanan pesanan mereka.

"Ragini.." Pekik Laksh, menghentikan aktivitas makannya. "Aku ingin cerita sebuah rahasia padamu ... Kuharap kau bs menjaganya...!"

"Walau aku menyebalkan, dan ketus, tp aku bisa mnjadi teman curhat dan... Penjaga rahasia orang! Tenanglah.. Ceritakan padaku..."

#Bersambung.

Cieee.. Ada yang khawatir ma Swara nih..? Dan... Ada yg mau share sama Ragini nih..? Kira2 apa yg mau dikatakan Laksh ya?

i See The Love 💞 (END) [PINDAH KE KBM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang