eighteen

33 6 0
                                    

"Baiklah semuanya.. aku sudah siap". Ujarku dengan memutar badanku menggunakan mini dress berwarna putih itu, dengan rambut yang terurai itu membuatku lebih terlihat elegan. Tak lama kemudian, nenek mengikutiku ke ruang tamu. Dimana ada fais disitu. "Nak tolong jaga dia ya, dia suka ga nurut soalnya". Ujar nenek shinta dengan tersenyum pada fais. " nenek ini bicara apa sih nek, shinta ini sudah besar nenek". Ujarku dengan memeluknya. "Shinta pergi dulu ya nek??". Ujarku dengan mencium pipi nenek.

"Baiklah sayang, hati hati ya ". Ujar nenek dengan mencium keningku.
"Nak jaga dia ya!". Ujar nenek dengan mengatakan hal itu kepada fais. "Pasti nek, aku bakal janji sama nenek kalo aku bakal jaga dia". Ujar fais dengan menyakinkan nenekku.

Dan akhirnya kami pun pergi dengan menaiki mobil fais.

Di dalam mobil aku bertepuk tangan sambil tertawa terbahak bahak.
"Jago banget ya lo kalo jadi sok kalem?". Ujarku dengan membenarkan rambut dan tak berhenti tertawa.
"Olok olok aja gue sepuas lo!". Ujar fais dengan menyetir dan memasang wajah cuek. Dan aku mungkin merasa kasihan kepadanya, sehingga aku berhenti tertawa dan mengajaknya berdamai. Karena jika kita berdua nggak baikan mungkin suasana di dalam mobil itu akan menjadi sangat sangat hening. Dan jika aku tidak meminta maaf secepatnya, maka hal itu akan benar benar terjadi.
"Okee okee maafkan aku ya, yang tadi aku cuma becanda dan ga lebih kok?". Ujarku dengan menatapnya dari samping kirinya. Dengan wajah tak bersalah dia hanya diam dan tak menghiraukan aku sama sekali. "dasarrr kingkong...." . Ujarku dengan nada pelan dan mengalihkan pandanganku. "kau berkata sesuatu...???". Ujarnya dengan suara yang tiba tiba muncul, itu pasti membuatku reflek dan langsung sangat terkejut. Jika masalah seperti ini saya masih susah untuk diatasi, lalu bagaimana dengan masalah ini lagi. "Ya tuhan aku mohon selamatkan aku dari kingkong ini !". Batinku dengan mengusap tangan di wajahku seperti amin pada saat berdoa.

"Apa yang kau lakukan??". Ujar fais dengan melihat sekeliling jalan.
"Tidak ada apa apa, hanya berdoa untuk keselamatan". Ujarku dengan memasang ekspresi yang sulit diungkapkan. Cukupp shin!!! Sekali aja lo kejebak kaya gini. Tak lama kemudian kita sampai disebuah restoran yang sangat mewah. Lalu fais memarkirkan mobilnya, setelah itu dia dengan sengaja membukakan pintu mobil dibagianku. Aku hanya bisa berbicara dalam hati, "untuk apa dia berbuat seperti jika dia masih marah?? Dasaar anehh.!!!" Ujarku didalam hati. Dan lagi lagi dia membukakan pintu mobilnya dengan pura pura tidak melihatku, dia memang sengaja memalingkan pandangannya dari wajahku. Tanpa basi basi dan aku sudah lelah dengan semua ini akhirnya aku langsung bergegas jalan sendiri tanpa menghiraukan dia.

"Mau jalan sendiri???". Ujar fais dengan menutup pintu mobilnya. Dan pada saat itu aku langsung berhenti seketika. Lalu menoleh dengan sebagian wajah dan berkata
"Bukannya kamu yang dari tadi ngga mau sama aku??". Ujarku dengan nada kesal dan berhenti dengan menunggunya menyusul. Lalu seketika aku kaget karena ada tangan yang melingkar dibahuku, tanpa aku sadari dia adalah fais. Lalu aku menoleh kearahnya.
"Maafkan aku ya, aku tidak mau dibilang jomblo gara gara jalan sendiri.". Ujar fais dengan tersenyum kepadaku. Bagaimana aku tidak memaafkannya, saat aku melihat senyumnya hatiku serasa meleleh seperti es yang mencair. "Dasarrr ". Ujarku dengan mencubit tubuhnya.
"Hahaha". Ujarnya dengan sedikit meliukkan badannya.

FaiSintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang