Heartbeat

41 0 0
                                    

    Aku pun menghubungi kakak agar kakak tidak menjemputku, karna aku akan pergi dengan darren untuk mencari restaurat dan membuat reservasi.
   Kak jay sempat tidak mengizinkan ku, tapi setelah caca dan teman teman ku meminta izin pada kak jay, akhirnya kak jay memberikan ku izin,

    "Akhir akhir ini kok kayak nya kak jay khawatirin lo banget ya ces?"
Tanya caca pada ku

    "Gue juga gak tau ca sensi banget dia sekarang" jawabku pada caca.

    "Hm.... Jadii kita semua pulang dulu.. Yang ngurus reservasi darren sama cessa..  Kalau kalian udah dapat restaurant nya kabari kita yaa.. Jam berapa dan alamat nya dimana.. Oke?? " cetus asihta

    "iaia"jawabku.

"Ok! Let's go cessa" ucap darren,  dan aku langsung naik ke dalam mobil nya.
.
.
    Saat dijalan aku dan darren pun mengobrol,  membicarakan hal yang biasa, lalu darren membahas tentang tristan..

    "Hmm.. Cessa, menurut aku tristan serius yang dilapangan tadi" ucap darren tiba tiba dengan wajah yang serius

    "Ha? Serius apanya..  Lo sama caca kok mikir gitu sih..." tanya ku sambil tertawa kecil.

    "Soalnya gak gampang teriak sekeras itu tanpa malu dan keberanian di tengah tengah lapang cess.. " jawab darren dengan wajah yakinnya.

     "Ginii ya darre...
Tristan itu laki laki yang udah biasa teriak teriak.. And shy? Semua orang juga tau dia gak pernah malu selagi itu bisa menghibur diri dia sendiri dan orang lain,  dan soal keberanian?  Apa yang gak berani dia lakukan? Gak ada kan" balasku menjelaskan pada darren.

     "Tapi kalau udah perasaan..  Semua bisa berubah cessa.. " cetus darren.

    "Hahaha... Iih lo lucu banget sih..
Ayo dong darre kita udah tau kepribadian nya tristan itu kayak mana, perasaan?  Dia aja kadang ngomong asal ceplak tanpa tau perasaan orang kayak mana, dan suka atau pun cinta...  Duhh aku yakin dia benar benar belum mikirin hal hal kayak gitu" jawab ku sambil tertawa.

  "Hmm..  Jadi gitu.. "Balas darren.

  Dan aku pun hanya mengangguk.
.
.
.
Tidak lama kami pun sampai ke restaurant nya dan langsung membuat reservasi,
    Setelah itu kami langsung berangkat untuk pulang..

  Di perjalanan kami hanya mengobrol dan tertawa..

   Sampai sampai darren hanya memperhatikan ku tertawa dan tidak memperhatikan jalan.

    "Darren awas!! " teriakku dengan histeris, sekejap tawa ku langsung lenyap.

    Dan dengan sigap darren memberikan tangannya di depan ku agar kepala ku tidak terbentur

   Untungnya darren langsung berhenti, dan ia juga melihat seorang nenek yang hendak menyebrang jalan,

Langsung saja aku yang masih terkejut dengan kejadian barusan hanya bisa tardiam dan terpelongo dengan rasa takut.

Tapi darren langsung keluar dari mobil dan sangat meminta maaf pada nenek tersebut juga menyebrang kan nya.

    Lalu darren masuk dan hanya melihat wajah bodoh ku dan berkata..

    "Are you oke? "

  "Ha?? iaia " jawabku sambil memegang jantungku yang terus berdegub kencang.

    "Aku benar benar minta maaf, karna aku kita hampir kecelakaan" ucap darren pada ku meminta maaf.

    "Yaudah gakpapa..  Makanya pandangan nya fokus kedepan aja" jawabku dengan rasa khwatir.

    "ia.. " jawab darren dengan raut wajah merasa bersalah pada ku.
.
.
   Tidak lama sampai dirumah ku, dan kak jay melihat kami dan menyuruh agar darren juga ikut masuk ke rumahku.

The queen of broken heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang