Melati baru saja selesai memasak untuk makan malam. Sore ini dia sudah lebih sehat. Tidak mual muntah lagi. Tapi masih cuti mengajar. Vino masih belum mengijinkannya untuk berangkat kerja.
Membuka pintu rumah dan mulai menyapu teras rumah Vino. Hari ini Vino pulang sore dan Melati tidak harus menginap di rumah kontrakannya lagi.
"Sore mbak Mel."
Suara Pak Lek Rahmat. Penjual angkringan yang ada di depan rumahnya membuat Melati tersenyum."Sore Pak Lek. Moga ndak ujan ya jadi laris nanti."
"Iya mbak. Mugo-mugo ya mbak. Mau tak buatin susu jahe mbak Mel?"
Melati menggelengkan kepalanya.
"Ndak usah. Nanti rugi kalau tiap sore beri saya susu jahe terus."
"Ya ndak. Wong saya ikhlas kok."
Melati tersenyum lagi. Sejak menempati rumah ini memang warga sekitar sangat ramah kepadanya dan membuat Melati betah berada di rumah Vino ini.
"Assalammualaikum."
Melati baru saja meletakkan sapunya di balik pintu saat mendengar suara itu.
"Waalaikumsalam."
Melati membalikkan tubuhnya dan menatap pria yang kini sudah berdiri di depan pagar rumahnya."Melati kan?"
Pria itu tersenyum ramah saat Melati menyipitkan matanya. Pria tegap dan tinggi itu kini membuat Melati teringat sesuatu."Ehmmm.."
Melati menggumam saat melangkah ke pagar dan membukanya. Pria itu kini sudah tersenyum lebar saat Melati sampai di depannya.
"Beneran kamu Melati ya? Yang dulu ompong itu."
Melati langsung memberengut. Tapi teringat sapaan itu. Matanya langsung membulat.
"Kak Bara ya?"
Pria itu menganggukkan kepalanya dengan antusias.
"Bener. Aku nyasar tadi. Tapi alhamdulilah sampai juga. "
Pria di depannya itu menenteng tas ransel dan memakai topi yang menyamarkan wajahnya."Boleh aku masuk? Aku capek nih langsung dari bandara."
Melati menatap sekeliling. Pak Lek Rahmat sudah sibuk melayani pembeli. Lalu kembali lagi kepada Bara.
"Please."
Permintaan Bara itu akhirnya membuat Melati membuka pintu pagar dan mempersilakan Bara masuk.
Dia mendahului Bara menuju teras dan duduk di sofa yang tersedia di situ. Bara mengikutinya. Bara langsung membuka topi nya dan kini Melati mengenalnya lebih jelas.
"Pasti di suruh ibu ke sini kan?"
Melati langsung ke pokok masalah. Dia tidak mau memberi harapan kepada Bara kalau tujuannya adalah menuruti keinginan kedua orang tua mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
seputih Melati
RomanceMelati. Dia menepi ketika seluruh dunia sepertinya hancur di depannya. Kematian kakak kandungnya yang sangat di sayanginya sangat memukulnya. karena semua itu terjadi karena dirinya. Mengasingkan diri dari keluarganya adalah satu-satunya jalan yang...