Telah ku harungi serata bumi
demi mencari ubat luka ini.
Telah ku ratakan masa ke celahan luka
dengan penuh rasa pedih dan nyilu
detik mendatar perlahan
jarum berlari laju
dan luka ini berdarah lagi
ketika tidur tiada mimpi.
Aku berjalan lagi.
Telah ku temukan luka dan alam
mereka berjabat mesra
menyapa lembut kehampaan mereka
dan luka ini masih mengalir merah
menyanyi rindu dalam senyuman.
Aku berjalan lagi.
Telah ku lemaskan luka di lautan dalam
jeritan luka kedengaran
dengan lembut laut membisik – ini baik untukmu
jeritan tergoncang layu
wajah melakar sendu
luka menitis lagi
pada hati yang tiada rasa lagi.
Aku hentikan perjalanan
dan bertanya – apakah luka ini hanya perlu aku untuk sembuh?

YOU ARE READING
Sejarah Dari Mata Pengalah
PuisiKumpulan puisi dan prosa tulisan M. Firdaus Kamaluddin.