Larian ini semakin perlahan
di kala hidup menjelang senja
menelan dewasa yang masih
mencari erti kehidupan fana.
Larian ini kadang kala
berwarna amarah dendam
apakah kau marahkan dunia
yang melukaimu
atau dirimu sendiri?
Larian ini kadang kala
berbau ragu
katanya kau mahu ke kanan
bisik halus menghala mu ke kiri
namun kau masih di persimpangan tidak berganjak
memikirkan segala hal yang tidak pasti.
Larian ini membuat
kaki kananmu bersiul acah berani
kaki kirimu terus menyanyi nyali
apakah kau berlari menuju sesuatu
atau dari sesuatu?
Larian ini semakin perlahan
di celahan sisa senja ini
akalmu menafsir lagi
jiwamu masih mencari-cari
garis lurus yang menjadi
amali kehidupan ini.

YOU ARE READING
Sejarah Dari Mata Pengalah
PoetryKumpulan puisi dan prosa tulisan M. Firdaus Kamaluddin.