Bukan Aidan namanya jika betah di rumah. Meskipun ia bolos hari ini, tujuan utama Aidan bukan rumahnya melainkan perpustakaan. Perasaanya khawatir jika ia meninggalkan Angel di kampus tanpa dirinya. Sosok Angel yang begitu lemah dan selalu pasrah dengan sikap teman-temannya membuat Aidan harus waspada di sekitar Angel meski harus menjaga Angel dari kejauhan agar tidak menimbulkan kecurigaan dari siapapun.
Aidan duduk di kursi yang terletak di pojok kanan perpustakaan. Tempat itu sudah dideklarasikan sebagai tempatnya dan siapapun dilarang menduduki tempat itu saat Aidan datang.
Tak sendirian, Aidan ditemani buku tebal yang bersangkutan dengan mata kuliah yang ia ikuti di kampus lain.Tidak ada yang tahu jika seorang Aidan Alexander adalah mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan S2 nya di salah satu universitas swasta ternama. Mereka hanya tahu jika Aidan adalah mahasiswa abadi di kampusnya saat ini. Sengaja Aidan kuliah di dua kampus sekaligus. Satu kampus untuk melindungi Angel dan kampus yang lain untuk masa depannya.
Tentu saja Aidan laki-laki dewasa yang memikirkan masa depannya dan orang yang akan menemaninya sampai hari tua, merawat anak-anaknya kelak. Pendidikan yang ia tempuh itulah yang akan menjadi bekalnya untuk mereka yang akan bersamanya kelak, tinggal dalam satu atap bersama keharmonisan rumah tangga.
"Lo tahu Angel kan? Gue gak yakin deh kalau dia itu asli kayak gitu. Mukanya aja yang sok alim, paling kelakuannya gak jauh dari jalang," Aidan mendengar dengan jelas suara seorang perempuan yang tengah membicarakan Angel.
Ditutupnya buku yang tengah ia baca. Aidan mencoba menajamkan pendengarannya agar bisa mencuri dengar segerombolan mahasiswi yang duduk santai di lantai, tepatnya di balik rak yang berdiri di samping Aidan."Bener banget, dan gue tebak Angel adalah target Aidan selanjutnya. Rasain aja angel bakal disakiti oleh Aidan. Biar tahu rasa tuh si munafik," Aidan mengepalkan tangannya kuat-kuat. Berani-beraninya mereka membicarakan Angel dan juga dirinya.
"Cantik sih, tapi kalau munafik mah gak menarik. Gue juga nebak Aidan lagi ngincer Angel. Sengaja si Angel cuek pas Aidan sama Rangga berantem, biar Aidan makin penasaran kali"
Suara gelak tawa tertahan terdengar diantara tiga mahasiswi yang tengah asyik membicarakan Angel dan Aidan. Mereka tidak tahu jika Aidan berdiri di balik rak buku dengan amarah yang siap membuncah.Bruk.
Ketiga mahasiswi itu mendongakkan kepala saat sebungkus kacang kulit mendarat di hadapannya. Mereka menelan salivanya susah payah saat melihat Aidan berdiri di hadapannya dengan tangan terlipat di dada dan bahunya yang bersandar pada rak buku.Ketiganya langsung pucat pasi melihat kedatangan Aidan yang tak terduga.
"A---aidan kenapa Lo di situ? Dan ini kacang apa maksudnya?" satu diantara tiga mahasiswi itu ternyata masih mempunyai keberanian untuk berbicara pada Aidan. Dan Aidan cukup salut dengan keberaniannya."Kenapa? Masalah?"
"Aidan--- kita gak maksud kayak gitu. Sorry kalau Lo dengar ucapan kita-kita. Niatnya mau ngomongin Angel kok, bukan Lo. Mana mungkin kita ngomongin Lo," ujar mahasiswi itu lagi. Aidan tidak tahu siapa namanya.
"Makan tuh kacang, biar mulut Lo semua ada kerjaan selain ngomongin orang. Sekali lagi Lo ngomongin gue sama Angel, jangan tanya lagi" tegas Aidan lalu meninggalkan ketiga mahasiswi yang menunduk takut memainkan jemarinya.
Aidan kembali ke tempatnya untuk mengambil tas punggungnya. Mood belajarnya sudah hilang. Ketiga mahasiswi yang tidak dikenalnya itu sukses membuat Aidan kesal. Untung mereka perempuan, mereka selamat dari kekerasan tangan Aidan.
Arghhh---- Aidan kesal. Kenapa hari ini yang membuatnya kesal semuanya adalah perempuan. Membuatnya tidak bisa melampiaskan amarahnya lewat pukulan.∆∆
"Aidan! Lo tega banget! Lo udah baperin gue dan sekarang Lo mau tinggalin gue yang lagi baper-bapernya sama Lo?!" Gerutu mahasiswi cantik dari fakultas yang berbeda dengan Aidan. Namanya Anggita, cantik dan berhasil jatuh cinta pada Aidan dalam waktu pendekatan tidak lebih dari tiga hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady Killer
Novela Juvenil[ tanpa edit ] Aidan Alexander playboy, bertindak semau sendiri, dan tidak suka ucapannya dibantah. Angelina Arfina. lemah lembut, penyabar, selalu menuruti perkataan Aidan. Mereka backstreet. Yang Angel tahu tentang Aidan adalah cowok baik, peny...