Biru, pagiku diguyur hujan. Tidak ada matahari terbit. Sejak aku membuka pintu, yang kulihat hanyalah awan mendung.
Jika hujan aku selalu teringat tentangmu. Apa kamu juga pernah teringat tentang aku? Ketika kau menatap senja, misalnya.
Aku sering bertanya-tanya dalam hati, "apa yang membuatmu sangat jatuh hati pada hujan?".
Sebab bagiku sekuat apapun hujan yang tetap jatuh tanpa mengaduh, tetap saja ia menjadi lambang duka. Menjadi tempat banyaknya menyembunyikan air mata.
Aku lebih suka langit cerah dengan matahari. Sebab dengan begitu, aku bisa leluasa untuk menatapmu. Kau ada hanya jika langit sedang bahagia.
Biru, walaupun aku tidak suka hujan tetapi aku selalu berdoa kala hujan turun. Sebab katanya hujan punya keajaiban dapat mengabulkan pinta. Maka ketika hujan turun aku selalu cepat-cepat berdoa, lirih dalam hati kuberucap,
"Hujan tolong sampaikan pada Tuhan, jangan buat aku bersedih lebih dari ini dan semoga hidupku dan biru akan tetap baik-baik saja".
"Tuhan, terima kasih karena kau sudah memberiku kesempatan untuk mengenal biru. Jagalah bahagianya. Sebab aku suka ketika melihat dia tengah bahagia".
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepada biru
PoetryBiru, aku belajar satu hal menyakitkan tapi tidak bisa aku elakkan. Ialah perasaan. Aku belajar bahwa seingin apapun aku memilikinya, dia tetap tidak bisa aku genggam. Dia terlalu jauh. Bahkan ketika dia tengah hadir menghiburku pun dia tetap terasa...