Rasa Bodoh
Sekarang jadi kau matahari
Biarlah jadi aku embun
Saat mau bergerayang
Saat terbit
Harus kucair
Karena takdirku
Hanya mampu merasakan hangatmu
Melihat dari batang jati
Yang akan meluncurkanku
Akhirnya
Aku mampu merasakan dari celah bumi
Meski kamu harus tahu
Ini adalah rasa nyata
Meski ini rasa bodoh.
Pria, tempat keperkasaan sekaligus keegoisan, perilaku bodoh tak terhingga.
Cinta yang hancur, sakit hati, pengkhianatan, kelamnya bersama wanita sekaligus sentuhan manusiawi menjadi alasan paling utama untuk mengakhiri magnet bersama wanita dan memilih pria lain.
Ketika pria sudah mendapatkan pasangan sesamanya, muncul satu keinginan yang secara alamiah mustahil diwujudkan.
Memiliki anak.
Sebuah kebijakan ekstralogika dan ekstrarasa. Bahkan, sangat menjungkirbalikan keduanya. Tidak ingin dianggap sebagai keluarga ilegal, sesuatu anggapan yang sejalan dengan ide-ide konservatif dalam stigma itu. pembenaran yang sangat mustahil dan purnatuna susila. Setidaknya, pasti kejiwaan anak ditumbalkan atau bahkan dicampakan dalam tong sampah peradaban.
Hardi Handriansyah (29), seorang novelis, pernah mempertanyakan arti pernikahan bila sesama pria saling bertaut rasa. Meski ia akui kalau memiliki perasaan dengan pria, namun ia tidak setuju bila hubungan itu berlanjut hinga jenjang pernikahan karena tidak bisa menjamin adanya kelangsungan keturunan. Sekarang, ia memiliki istri dan seorang anak meski di sanubarinya, masih tersimpan rasa pada pria.
Lain pula dengan Lambang (26), teman kuliahku sekaligus dosen jurusan tempatku belajar. Menurutnya, ada keinginan untuk menikah dengan wanita. Namun, ia selalu terbayang-bayang dengan parasnya David (26), sahabatnya sekaligus pacarnya. Kuakui, Lambang dan David bagaikan teh dan gula. Bisa memberikan keindahan rasa yang sangat menyejukan. Sebenarnya, mungkin saja bagi Lambang untuk menikah dengannya, namun David sekarang sudah punya istri dan anak. Kalau ia memaksa David bercerai dengan istrinya, itu mustahil dan tidak mungkin sosok istrinya David dalam bayangan anaknya bisa digantikan dengan dirinya.