Bab.3

20 1 0
                                    

Hanifa telah anggun dengan gamis panjang bewarna merah maroon dengan gambar bermoti bunga sakura, di bagian bawahnya. Khimar Hanifa yang  menutupi rambutnya menambah kesan anggun.

Tok-tok-tok
Pintu kamar Hanifa diketuk pelan dari luar. Hanifa melangkah menuju pintu dan membukanya.
"Masyaallah, adik kakak cantik banget!" Ujar Hanafi memuji kecantikan Hanifa.
Hanifa hanya tersenyum manis.
"Yuk,berangkat!." Ujar Hanafi sambil tersenyum.
Hanifa mengangguk patuh dan mengikuti langkah kakaknya dari belakang.
"Ma, Hanafi  berangkat dulu ya ke pengajian!" Ucap Hanafi sambil menyalami Mamanya yang sedang menonton siaran islami.
"Iya,hati-hati ya!" Kata mama.
"Ma, Hanifa juga mau pergi ikut kak Nafi!" Ucap Hanifa sambil menyalami mamanya dan mencium pucuk kepala mamanya.
"Iya sayang, jaga mata jaga hati ya!" Pesan mama sambil tersenyum.
Hanifa menanggapi perkataan mamanya dengan senyuman manis.

Kini, Hanifa dan Hanafi sedang berada di dalam mobil BMW sport milik Hanafi.
"Kak..." panggil Hanifa sambil menatap mata kakaknya.
"Ya sayangku, ada apa?" Tanya Hanafi sambil fokus menyetir.
"Aku...aku mencintai kak Azmi!" Ucap Hanifa terbata-bata.

Hanafi tersenyum tulus. "Sejak kapan?. Apa Azmi tau?"

Hanifa menggeleng lemah. "Sejak kakak memperkenalkan ku pada kak Azmi. Apa kakak marah pada ku?"

Hanafi kembali melempar senyum pada adiknya." Tentu saja tidak, itu hal yang wajar. Lagipula kakak sudah mengetahuinya dari dulu!"

"Terimakasih, kak!" Ucap Hanifa lirih.
Ia begitu sangat menyayangi kakak kembarnya yang sangat perhatian. Hanifa bersyukur telah diberikan seorang kakak yang sangat baik dan berakhlak mulia.

Hanafi tersenyum tulus pada adiknya.

Mencintaimu dalam diamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang