Hari yang sangat sial

8K 472 2
                                    

'kau datang membawa kebahagiaan dan saat kau pergi membawa keburukan'

~f.y

***

"sebaiknya aku harus segera kembali." Pikirku. Tapi sebelum itu aku menatap dulu wajah polos gadis yang sedang tidur tersebut. Entah apa yang ia rasakan sekarang, ia merasa tak ingin kembali, ia ingin berada di sisi gadis itu. Namun ia mengurungkan niatnya untuk diam disana, ia harus kembali ke tempatnya berasal.

Saat bersamaan dengan menghilangnya wujud pria tersebut, alex menggumamkan

"sampai ketemu nanti..."

Lalu menghilanglah alex dari kamar tersebut.

***

Ruka pov...

Aku terbangun dari tidurku dengan lesu, ingatanku kembali pada apa yang terjadi kemarin. Aku melihat bayangan diriku di depan cermin, mata bengkak, baju kusut,dengan muka acak acakan

"aku sungguh malas untuk pergi ke sekolah. Tapi aku harus belajar."ucapnya dengan lesu.

Aku melangkahkan kaki untuk pergi ke kamar mandi. Hanya butuh beberapa langkah untuk sampai ke kamar mandi, Karena letak kamar mandi itu berada di kamarku.

Kulepaskan bajuku dan langsung ku nyalakan shower dan membasahi tubuhku. Tak butuh waktu yang lama bagiku untuk mandi. Setelah itu akupun keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambutku menggunakan handuk. Aku memakai baju seragamku yang satunya lagi karena yang kemarin sudah tak layak di pakai.

Saat di depan tempat rias, aku hanya menyisir rambutku, aku tak memoleskan apapun pada wajah mulusku.

Tok tok tok...

"nona apakah nona sudah bangun?." Ucap paman yang ada di sebrang

"bukankah sudah kubilang jangan memanggilku nona." Ucapku dengan tajam.

"m-maaf kan saya.. non- maksudku ruka, apa kau baik baik saja? Kelihatanya kau kurang sehat. Apakah perlu ku panggilkan dok-"

"tidak perlu" potongku cepat.

"baiklah kalau begitu.. sarapanmu sudah siap di meja."ucapnya hormat.

"aku tidak lapar. Aku akan langsung pergi."

"tapi anda perlu mengisi perut anad terlebih dahulu." Ucap paman

"apa kau sekarang mencoba untuk memkasaku paman?" ucapku selidik.

"t-tidak ruka, maafkan saya."

Akupun melangkahkan kakiku menjauh dari paman.

Ray pov...

"cih pagi pagi begini ruka sudah mengeluarkan suara geledeknya." Ucapku kesal. Lalu akupun pergi keluar kamarku.

Ada apa dengannya dia terlihat seperti bertengkar dengan paman. Karena penasaran.. Akupun menguping pembicaraan mereka.

"m-maaf kan saya.. non- maksudku ruka, apa kau baik baik saja? Kelihatanya kau kurang sehat. Apakah perlu ku panggilkan dok-"

"tidak perlu" potongnya cepat.

"baiklah kalau begitu.. sarapanmu sudah siap di meja."ucapnya hormat.

"aku tidak lapar. Aku akan langsung pergi."

"tapi anda perlu mengisi perut anda terlebih dahulu." Ucap paman

"apa kau sekarang mencoba untuk memkasaku paman?" ucapnya.

"t-tidak ruka, maafkan saya."

Huh aku kira mereka bertengkar soal apa, pembicaraan yang tidak berguna, ucapku dalam hati.

"Tapi apakah benar adikku kurang sehat?" gumamku.

Setelah aku melihat adikku menjauh dari paman, akupun dengan jahilnya melempar bantal dari atas ke kepalanya.

"aww..." rintihnya.

"hei dasar bodoh! Kenapa kau melempar bantal baumu ini ke kepalaku? Dasar menjijkan!." Ucapnya lalu pergi dengan eksperi yang kesal.

"sepertinya dia baik baik saja.. apanya yang sakit?" ucapku dalam hati

"Hei tak bisakah kau tak perlu marah pada kakakmu yang tampan ini hah? Dan lagi pula bantalku ini tidak bau! Ini bantal terharum sedunia!." Teriakku dari jarak yang cukup jauh dengan adikku..

Ruka pov...

"Hei tak bisakah kau tak perlu marah pada kakakmu yang tampan ini hah? Dan lagi pula bantalku ini tidak bau! Ini bantal terharum sedunia!." teriaknya

"cih dasar kakak bego.. dan apa ia bilang? Bantal harumkah? Dasar.. apakah dia tak punya hidung hah?." Ucapku kesal. Semabil mulai memasang headphone di kepalaku. Akupun mulai memutar lagu untuk menetraisirkan kembali emosiku. Karena aku tak mau marah marah sendiri di jalanan seperti orang gila .

Tak terasa aku telah sampai di sekolah. Banyak orang yang menyapaku di sana, aku hanya menjawab dengan anggukan kepalaku saja.. karena setelah kehilangan orang berharga, membuatku tak semangat untuk hidup.

Brukk...

"maafkan aku.. aku tak sengaja." Ucap pria tersebut.

"oh tidak apa apa." Ucapku biasa.

"hei kau cewek tengil! Apa yang kau lakukan pada arvan?" ucap gadis berwajah menor itu sambil menilai ku dari bawah ke atas dengan tatapan tak suka padaku.

"hei sudahlah, ini bukan salahnya, ini salahku yang tidak memerhatikan sekitar jadi aku tak sengaja menabraknya."

"kau bisa dengar itukan cewek centil? Ini salahnya. Bukan salahku." Ucapku tak suka.

"hei apa barusan kau bilang hah? Cewek centil? Aku cewek centil menurutmu begitu?"

"..." aku tak menanggapinya. Aku hanya berjalan lurus ke kelasku sambil menikmati lagu favoritku.

Baru saja aku melangkahkan kakiku kea rah pintu kelasku. Tiba tiba..

Grep..

"ruka!!!... hua aku kira kau terluka karena kau tak mengangkat telepon dariku!" ucapnya masih terus memelukku.

"maaf lily, aku hanya sedang malas memainkan teleponku." Ucapku sedikit merasa bersalah namun mukaku tak menunjukkan ekspresi bersalah sedikitpun. Lilypun menggelengkan kepala.

"tak apa, yang penting kau baik baik saja." Ucapnya samba tersenyum manis.

Singgg...

"arrrgghh" erangku sambil memegang leher bagian kananku.

"h-hei ruka kau tak apa? tanya lily khawatir

"a-aku tak apa. Anu lily bisakah kau menyimpankan tasku di bangkuku? Aku ingin ke kamar mandi dulu." Ucapku. lily pun menganggukkan kepalanya.

"apa perlu ku antar? Tawarnya. Aku pun menggelengkan kepalaku

"tak perlu" ucapku cepat lalu berlari menuju kamar mandi.

Di kamar mandi...

"arrrggh... ! cahaya tanda ini lagi. Sial, apa aku sudah gila?.. ini hari yang sangat sial!" Ucapku sambil menahan rasa sakit.

"dasar tanda terkutuk! Pergi kau dari leherku!" ucapku setengah teriak. Keringat dingin pun muncul membasahi badanku. Karena tak kuat menahan rasa sakit yang amat menyiksa, matakupun mulai remang remang. Badanku sudah tak dapat ku tahan lagi. Hingga akhirnya aku tumbang di pelukan sesorang.

"bertahanlah.." ucap seseorang yang tak asing suaranya.

Black Shadow [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang