Part 7

1 0 0
                                    

Happy reading

Setelah kejadian itu Aina diantar pulang oleh Juna. Sebenarnya Aina sudah menolak ajakan Juna tapi kedua sahabatnya itu terus membujuknya agar pulang bareng Juna.

Aina menatap langit langit kamarnya. Ia masih mengingat kejadian tadi rasanya malu dan ingin marah. Tapi dipikir pikir lagi kejadian itu lucu juga melihat tingkah konyol Juna dkk.

Drt drrt... Ponsel Aina bergetar menampilkan nomor asing yang tak diketahui.

"Hallo, ini siapa ya"

"Hallo" terdengar suara bariton yang amat ia kenali. Seseorang yang dari tadi terus dipikirannya.

"Ini Aku Juna"

"Oh Juna, dapet nomor gue dari siapa?" tanya Aina.

"Itu mah gak penting dapet dari siapa."

"Ooh.. Ada apa kok nelpon malem malem gini?"

"Aku gak bisa tidur"

"Sama" batin Aina.

"Kenapa?" tanya Aina.

"Ada bayangan seseorang yang terus muncul ketika aku mulai terpejam."

"Siapa?"

"Kamu"
Jawaban yang singkat padat tapi mampu membuat hati Aina berdesir hebat. Entah apa artinya tapi mampu membuat Aina tersenyum.

"Gombal"

"Ini serius Aina" jawab Juna.

"Oh..."

"Boleh aku tebak?"

"Apa?"

"Ehm kamu pasti lagi mikirin aku jugakan."

"Iya... Ups!!" ucap Aina keceplosan.

"Haha ternyata bener kan"

"Nggak"

"Ah bohong orang tadi kata iya kok"

"Ih nggak Juna"

"Iya"
"Nggak"

"Udah ngaku aja"

"Iya deh" jawab Aina pasrah.

Sedangkan disebrang sana Juna sedang tersenyum bahagia.

"Besok aku jemput ya?"

"Nggak bisa Juna besok aku berangkat bareng Bang Nichol "

Dear A & ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang