Naruhina Fanfiction
Disclaimer Masashi Kishimoto
Sumber gambar: google images
Romance and Hurt
AU
Sequel TIDAK CINTA? PERGI SAJA!Seperti kata peribahasa saat runcingnya paku tertancap pada pagar kayu, masih bisakah dilepas? Tak diragukan lagi hanya satu jawaban, masih! Namun apa yang tertinggal di sana? Jejak perbuatan si pelaku! Sebuah luka! Akankah lenyap? Tidak akan musnah sebelum pagar itu menjadi arang. Begitupun saat kau menebar bulu sepanjang jalan setapak yang kau lalui, bisakah langkahmu berbalik memungut kembali apa yang telah melayang tersapu angin? Sama sekali mustahil! Tak ubahnya luka. Ingatkah definisi luka? Luka tak lain hanyalah konsekuensi dari terputusnya kesinambungan jaringan akibat cidera. Begitu banyak sinonim yang sanggup bersanding sebagaimana rasanya. Tak ada satupun torehan yang mampu lenyap karena ulahnya. Namun tanpanya kata maaf tak akan tercipta dan manusia tak kan mendewasa. Siapa sangka luka fisik mudah mereda? Malahan dalam kasus tertentu mampu menumbuhkan keloid. Momok operasi menjadi salah satu alternatif melenyapkannya. Jangan memandang remeh luka. Jika yang kasat mata saja berujung panjang bagaimana dengan yang tersembunyi?
Hinata kembali dengan memboyong luka terpendam dalam keangkuhan. Lincah kedua tangannya tetap menyihir bahan makanan segar menjadi godaan kelezatan sajian. Gerak raganya gesit tetap menyapu bersih debu bandel yang bertebaran di sudut ruangan. Aroma lavender kegemarannya kembali semerbak di sudut ranjang. Hinata tak berniat melalaikan tugas seorang istri yang bahkan untuk sekarang hanya sebuah kewajiban bukanlah wujud kepedulian.
Setelah kejadian yang menghantam kesadarannya akan cinta itu, Hinata selalu terjaga dini hari lalu meninggalkan ranjang beserta sosok di atasnya yang tengah melepas lelah. Hinata akan menghampiri sudut ruang tengah dan meringkuk di sana ditemani buram layar televisi. Saat fajar menggeliat Hinata telah merampungkan berbagai sajian pengisi tenaga sang suami sebelum melangkah keluar. Hinata telah berbenah diri sebelum sang suami menyambut pagi lalu menyisakan secarik kertas setelah kepergiannya berbelanja. Hinata akan menapakkan kakinya pada kediamannya menjelang siang. Hinata mengelak tingginya frekuensi penampakan Naruto yang tak wajar. Sosok itu tak pernah lagi menginjak kantor pagi-pagi buta dan mengetuk pintu saat larut tiba. Saat senja belum bergulir tubuh jangkung itu telah hadir. Wajah tak nampak penat menebar sorak riang saat menatap penampakan Hinata. Hinata hanya menanggapi sambil lalu mengabaikan risih yang menggelitik kalbunya. Rasa enggan yang mengundang berbagai alasan melangkah keluar. Raga Hinata pulang namun jiwanya berpetualang.
Ketika menjelang sore Hinata telah bersiap menyambut taman, media penyaluran lamunan. Hanya duduk macam pengangguran yang kurang kerjaan. Termenung riang menyelami parodi hidup yang kian kelam. Saat hilang alasan dalam sebuah bangunan, rumah tak lagi nyaman untuk pulang. Iris lavendernya menyorot gamang akan barisan kereta bermesin yang lalu-lalang. Retina besar itu bergulir pelan seolah meneliti lonjakan kendaraan dalam hitungan.
Seorang yang sama meletakkan punggungnya pada sandaran bangku taman, "Kau kesini lebih awal Hinata!" sapanya santai sembari melirik jam berlapis emas di lengan kirinya.
Hinata menoleh tak minat, "Hn!" matanya kembali berpikir pada ramainya jalanan di hadapannya.
Toneri terkekeh, "Kau semakin suram saja, cantik!" godanya, "Benar kau sudah kembali ke rumah suamimu?" terka Toneri penasaran. Apa yang diharapkannya dari jawaban Hinata? Kesempatankah? Kepedihankah? Toneri hanya mampu bertaruh pada rasa ingin tahunya.
Hinata mengangguk namun pandangannya tak berpaling dari padatnya timbunan kendaraan bermesin pada jalanan.
Toneri meraih gula-gula aroma buah dari saku jas hitamnya lalu mengulurkannya ke hadapan Hinata, "Mau?" tawarnya santai, "Aku bukan orang asing lagi, ingat?" candaannya berlagak melucu tanpa memancing tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIKA CINTA! TETAPLAH ADA! (Squel TIDAK CINTA? PERGI SAJA!)
FanfictionHinata belum mampu menerima permintaan maaf Naruto. perasaan hampir seumur hidupnya terasa menguap entah kemana. Masihkah Hinata bertahan ataukah kembali menghilang? Romance, Hurt, AU, Squel TIDAK CINTA?PERGI SAJA!