WATEROSE INN, BROADWAY ROAD, UPPER SIDE
TANIA
Di ruang makan malam hari itu, ia sengaja menyiapkan menu tambahan karena tumben sekali Charlotta ingin meluangkan waktunya untuk makan bersama dan tidak bekerja. Awalnya ia terkejut sebetulnya, tapi karena wajah CS ketika itu sangat serius, ia mulai mengerti, sepertinya ada yang tidak beres.Menu terakhir, Sop Daging Sapi dengan kuah susu diturunkannya dari panci. Tepat kala itu, CS, keluar dari kamarnya yang berada dekat dengan ruang makan dengan baju kekecilan khas dan celana pendeknya, duduk di kursi sambil menyapa dirinya.
“Aku tak tahu kalau kau masih muat pakai baju itu,” komentar Tania setengah menahan senyum sambil mengembalikan celemek dan duduk bersebrangan di depan meja bundar sederhana itu.
“Aku juga tidak tahu kalau kau bisa masak menu sebanyak ini setiap hari,” balas CS sambil menenggak air putih.
“Aku memasak sebanyak ini karena kau bilang ingin makan bersama. Aku tahu kau ingin memanjakan perut selama hampir sebulan kita tidak makan bersama.”
“Ah, terima kasih bibi, kau selalu mengerti keadaanku. Tetapi, kurasa ini adalah makan malam terakhir kita,” ujar CS yang tiba-tiba membuat sekitar ruang makan mendadak hening sesaat.
Tania yang sedang mengambil mangkuk untuk menuangkan sup kepada CS seketika berhenti di udara, ia menatap anak perempuan itu perlahan-lahan dan menemukan tatapan matanya mengosong di satu titik. Seperti berpikir.
“Maksudmu?”
CS balik mengangkat wajah menatapnya setengah getir.
“Terima kasih atas semua kebaikan ini, tapi kau tahu, aku harus berhenti dan mencari jalan hidupku sendiri. Aku tidak bisa bergantung padamu terus,” sahutnya lancar tanpa cekatan, membuat tenggorokan Tania entah kenapa menahan sebuah gelagak yang menyakitkan. Berusaha menahan reaksi yang berlebihan, Tania kembali melanjutkan menuangkan supnya dan meletakkannya di sebelah piring CS.
“Makan saja, kita bicarakan ini setelah selesai makan,” gumamnya mendadak tidak ingin menatap wajah gadis yang disebrangnya itu. Entah kenapa, ia kehilangan selera makan terhadap bebek panggang yang tadi di belinya di salah satu kios besar Central Market.
“Bibi, maafkan aku.”
Dada Tania terasa ditusuk ribuan jarum. Ia merasa hidungnya beringsut cukup dalam membuatnya harus menahan napas. Dengan berani, ia menatap gadis itu.
“Kenapa, CS? Ada apa?”
Mata Charlotta menatapnya penuh harap. “Tidak ada apa-apa, bibi. Aku hanya tidak ingin terus-menerus merepotkanmu.”
“Kau sama sekali tidak membuatku repot, CS. Kau itu seperti anakku sendiri!”
“Tapi aku bukan anakmu.” Ucapan CS terasa pedas di ujung lidahnya. Tapi pada kenyataan itu, ia harus sadar. CS, bukan anaknya.
Selama hampir empat tahun mengenalnya, berbagai petualangan dari gadis penuh ambisius ini mewarnai separuh hidupnya di flat kecil yang berdiri di pojok Broadway. Tak ada satupun hal yang bisa ia sadari selain menyambut orang-orang asing yang ingin tinggal di flat sempit dan murah ini. Walaupun segalanya masih di syukuri, tetapi, mengenal CS adalah dunia baru penuh warna yang ia temui. CS bukan lagi orang asing dengan perut kelaparan yang disambutnya. Ia adalah seseorang yang paling baik untuk berbagi cerita. Sama-sama hidup sebatang kara, baginya, saling menuangkan curahan hati pada masing-masing pihak sangat membantu untuk perkembangan diri. Tapi ternyata ia salah.
Ia hanya membuat tempat khusus dalam hatinya, ketika CS hanya menganggapnya seorang bibi. Tidak lebih. Seharusnya ia tahu dari awal. CS bukan seseorang yang bergantung. Tekadnya sekuat baja, bahkan ia tidak akan menangis jika itu sama sekali tidak diperlukan. Dia adalah gadis terkuat sepanjang empat tahun ini yang dikenalnya. Padahal umurnya masih dibawah dua puluh. Tapi ia memiliki impian besar dan ia sedang berjalan ke arah sana.
“Aku akan berada di Crown Garden jika kau mencariku suatu saat nanti.”
Tania tersentak. “Crown Garden?” segala kekhawatirannya seketika lenyap ketika mendengar nama itu.
CS yang sedang menyeruput supnya mengerjap bingung. “Ya. Kenapa? Kau tahu?”
“E---eh, tidak. . . aku tidak tahu sama sekali. Di mana itu? Kau akan tinggal bersama siapa?” alih Tania. Padahal dalam hati ia heran sekali.
Charlotta terlihat malas menjawab, ia menurunkan pandangan pada nasi di atas meja. “Dengan seorang teman.”
“Pria atau wanita?”
Ada jeda sejenak setelah suara CS kembali bersuara, “pria.”
Sudah pasti.
“Kau. . .yakin pada keputusanmu?”
Charlotta kembali makan dengan serius tanpa mimik ceria dan heboh seperti biasanya. “Ya, kemungkinan besok aku akan pindah.”
“Besok? Kenapa aku baru mengetahui sekarang?!” ujarnya terkejut.
“Karena ini juga perihal yang sangat mendadak.”
Tania mengerutkan dahi, antara bingung dan curiga. Charlotta ke Crown Garden? Kalangan orang Asia mana yang tidak tahu Crown Garden? Dan setelah mendengar kalau CS akan pindah ke sana, ada apa gerangan? Kenapa CS bisa masuk ke dalam keluarga Asia itu?
“Perihal, ya.” Tania kembali melanjutkan makannya sambil terus berpikir. Tetapi, kenyataan ia akan kehilangan CS dari hadapan itu artinya sebentar lagi. Tidak ada lagi selamat malam untuknya yang kelelahan, atau tidak ada lagi susu sapi pagi hari yang biasa ia buatkan sebelum berangat sekolah, atau mungkin tidak ada lagi pertanyaan mengenai pelajaran geografi Amerika yang sering di tanyakan gadis itu. Ia harus siap untuk merindukan itu semua.
Tapi ia harus rela.
Setidaknya, besok ia memiliki rencana untuk mengikuti CS apakah benar gadis itu pindah ke sana bersama Tuan muda yang di maksudnya, atau itu hanya akal-akalan gadis cerdik ini . . .
“Tenang saja, bibi. Aku yakin aku akan mengunjungimu sesekali,” kata CS kali ini menatapnya dengan seulas senyum yang menenangkan, “setidaknya, ketika itu, aku sudah bisa berada dalam proses mencari orangtuaku.”
***
Guys, boleh minta votesnya ya?
Yeay hari ini up. Adakah yg menunggu? Yah, kalo gaada gapapa kok. Hehe targetnya ini kelar supaya aku bisa fokus sama Maple. Oh ya, buat yang belum tahu, Maple ku mau diterbitkan lohh! Yosh sebelum ku delete semua partnya, mending di ampiri terus nabung untk POnya nanti. Hehe jangan sampai ketinggalan beritanya yah!Thanks a lot guys!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince's Girlfriend (Re-Work)
Novela JuvenilCompleted. Sebuah Perjanjian Mutualisme menyatukan hubungan Karry Wang dan Charlotta Smith yang saling membenci itu. Berkat masing-masing tujuan--Karry yang ingin melepas perjodohan dengan seorang gadis licik dan Charlotta yang berambisi tinggi untu...