Berita terkini. Kemarin malam telah terjadi penangkapan pengedar narkoba beserta para pemakai yang diringkus setelah menerima pengaduan dari masyarakat. Sempat terjadi baku hantam antar petugas ketika beberapa pengedar mencoba melarikan diri da.....Klik
Suara TV yang sengaja dimatikan mengalihkan perhatian Veranda menuju kearah belakangnya.
Terlihat Naomi yang baru saja bangun dari tidurnya dengan wajah dihiasi kapas dan plester karya Veranda selama Naomi pingsan semalam yang sudah memegang remote TV.
"jangan nonton berita ini lagi. Aku gak suka" ujar Naomi pelan sambil sesekali menahan sakit yang masih terasa disudut bibirnya.
Naomi berjalan pelan menuju Veranda yang masih diam disofa sambil memperhatikkan pergerakan Naomi yang sudah duduk disebelahnya.
"jangan nonton berita ini lagi yah" pinta Naomi.
Mata Veranda memerah menatap senduh pada wajah Naomi. Selama mereka bersama dan selama dia mengetahui Naomi bekerja sebagai seorang kurir, baru kali ini dia pulang dalam keadaan babak belur seperti semalam. Hati Veranda otomatis merasa perih melihat Naomi dalam keadaan seperti ini, apalagi semalam dia pulang dalam keadaan pingsan di dekapannya membuat Veranda menangis semalaman karena terlalu mengkhawatirkan keadaan Naomi.
"kumohon Naomi. Berhentilah dari pekerjaan ini" kini gantian Veranda yang meminta. Sungguh tak kuat hatinya melihat Naomi terluka.
Naomi menghela nafas mendengar permintaan Veranda. Mungkin ini saatnya mengatakan tentang niatnya yang memang ingin berhenti dari dunia gelap ini.
"aku akan berhenti Ve. Tapi gak sekarang.."
"kenapa gak bisa sekarang ? Apa bedanya sekarang sama hari yang akan datang ?" tanya Veranda memotong perkataan Naomi.
"aku berencana 2 bulan lagi berhenti dari pekerjaan ini, setelah itu aku bebas. Aku udah bilang sama Ayah dari 1 bulan yang lalu, dan lagi pula aku belum mengatakkan apa-apa sama yang lainnya"
Veranda memejamkan mata dan mulai menghapus air matanya yang mulai turun sebelum dilihat oleh Naomi.
"kumohon Ve. Hanya tinggal 2 bulan lagi aku keluar dari dunia yang kamu benci ini, dan setelah itu aku akan memberikan seluruh duniaku untukmu"
Veranda mengalihkan pandangannya tak sanggup menatap Naomi yang menatapnya memohon. Naomi memang bersungguh-sungguh dan Veranda tau itu.
"aku mohon Naomi. Berhentilah sekarang, aku takut kamu kenapa-napa nanti. Polisi bisa menyamar dan berbaur menjadi masyarakat biasa yang tak bisa dilacak keberadaannya. Aku takut saat kamu transaksi mereka..." Veranda tak sanggup melanjutkan perkataannya, otaknya mulai membayangkan hal menyeramkan itu terjadi. Dia sangat takut.
Naomi diam mendengarnya, dia mengerti ketakutan Veranda tapi dia juga harus menjalankan tugasnya dan tak mungkin Naomi menolak tugas yang dimandatkan oleh Ayah yang sudah berbaik hati membiayai sekolahnya. Dia begitu menghormati Ayah, bahkan saat Naomi berencana berhenti menjadi seorang kurir ,Ayah yang selalu dia ingat selain Veranda.
"ini bukan kali pertama kita seperti ini Naomi. Aku selalu mencoba sabar dan menunggu hingga kamu mau berhenti dari kerjaan kamu, tapi melihat kamu pulang dalan keadaan babak belur semalam membuat aku harus memaksamu untuk berhenti"
Naomi menatap kaget pada Veranda. Memang ini bukan kali pertama mereka berdebat karena pekerjaan Naomi, dan mungkin hari ini kesabaran Veranda telah habis untuknya.
"Veranda, plis jangan seperti ini. Aku masih ada tanggung jawab disana, aku gak mau mengecewakan ayah..."
"tapi kamu hampir membuatku kecewa juga Naomi"