My first story in wattpad. Hope you like this...
***
Aku mendesah lelah, dengan bosan meniup ujung poniku yang tertata rapi didahiku. Aku sungguh ingin pergi dari pesta ini. Seandainya Lila bisa menyelamatkanku dari pesta ini aku pasti akan berterima kasih padanya. Namun nyatanya sahabatku itu tak bisa melakukan apa-apa. Dia hanya menertawakanku dan sangat bersemangat untuk membiarkan aku mati kebosanan di pesta tak penting ini. Sentuhan lembut dilenganku menyadarkanku dari kegiatan tak penting yang sedari tadi aku lakukan. Kakak laki-lakiku – Ethan – tersenyum bodoh sambil merebut gelas yang aku pegang.
“Kamu bosan sugar?”
Aku meliriknya dengan kesal, kak Ethan dengan sekali tegak menghabiskan minuman digelas bening yang dipegangnya lalu meletakkan gelas kosong itu keatas nampan yang dibawa para pelayan yang bertebaran di pesta ini.
“Lebih baik kakak bawa aku pulang sekarang juga. And stop call me sugar, i’m not sugar.”
Aku merajuk, melihat mama dan papa yang terlihat masih sangat sibuk berbincang dengan orang-orang di ruangan itu.
“Tapi aku lebih suka manggil kamu sugar.” Kak Ethan mengedipkan matanya padanya.
“Dan lagi sugar, aku juga berharap segera pergi dari sini. Tapi ada hal lain yang tak ingin aku lewatkan begitu saja.”
Kak Ethan mengedipkan sebelah matanya padaku, dan aku hanya memutar mata sebagai balasanya. Sama sekali tak mengerti maksud perkataan kakakku itu. Oke, jadi karena stupid party ini aku jadi sedikit tak terlalu peka. Aku sama sekali tak memiliki ide kenapa papa dan mama yang biasanya sama sekali tak pernah memaksaku untuk ikut segala macam pesta-pestaan yang sering mereka ikutin tiba-tiba saja memintaku ikut – atau lebih tepat disebut memaksa sekaligus mengancam akan mencabut semua fasilitas yang mereka berikan seandainya aku menolak untuk ikut pesta kali ini, klasik memang tapi aku bersumpah aku tak akan pernah mau berurusan dengan pencabutan fasilitas .... lagi – jadi disinilah aku sekarang, berdiri disamping kakakku yang sedari tadi tersenyum aneh sambil melihat orang-orang berpakaian serba rapi berdasi, berjasa, bersepatu licin dan tak lupa aku sekarang memakai gaun yang sumpah membuat aku tak nyaman. This is creepy. Aku bukannya tak menyukai memakai dress aku suka, tapi bukan dress seperti ini. Dress selutut berwarna hitam yang dengan sempurna memamerkan bentuk tubuhku. Aku sama sekali tak nyaman dengan tatapan beberapa orang yang mencuri pandang kearahku, malah ada yang terang-terangan memperlihatkan ketertarikan mereka lalu tersenyum sok menggoda. Cih, aku tak akan tergoda.
“Sugar, siapkan dirimu segera.”
Kak Ethan tiba-tiba berbisik ditelingaku, aku menoleh meminta penjelasan untuk kata-katanya tapi dia hanya mengangkat bahu sambil tersenyum misterius. Aku menghembuskan nafas sedikit keras.
“Sweetheart, ada yang ingin bertemu dengan kamu.”
Oke, ada apa dengan keluargaku dan semua panggilan manis yang mereka berikan padaku. Aku bukanya tak suka atau gimana, tapi apa mama dan kak Ethan seharusnya tahu panggilan seperti itu lebih tepat untuk anak sekolah dasar dan bukannya anak berusia 22 tahun seperti aku. Aku mengerutu pelan dalam hati, merasa semakin kesal.
“Sweetheart kamu denger mama kan?” Suara mama kembali menarikku dari lamunanku yang melantur entah kemana.
“Aku denger mama.”
Aku mendongakkan kepalaku dan melihat mama berdiri didepanku dengan senyum mengembang yang aku yakin sebentar lagi bisa mencapai telinga apabila tak segera menghentikannya – oke, aku tahu ini sedikit berlebihan – tapi wait terakhir kali mama tersenyum seperti itu, aku ingat dengan baik kalau itu .....
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped
RomanceAku membenci Tyler sepenuh hati. Laki-laki itu mengacaukan hidupku. Pertama dia mencuri ciuman pertamaku lalu membuat hubunganku dengan pacarku berantakan. Dan sekarang saat Tyler datang lagi dalam hidupku aku tahu ini tak akan mudah. Aku harus menj...