Introduction (1)

4 5 1
                                    

Pagi yang cerah diiringi sinar lembut sang mentari menyusup di setiap bilik jendela. Seolah menyapa setiap insan yang ada dihadapannya. Nara, gadis yang sedang tertidur pulas ini seakan tak ingin melewatkan mimpi indahnya. Ia masih setia menutup matanya, memeluk erat bantalnya dengan selimut tebal ditubuhnya. Seakan tidak ingin bangun. Membiarkan dirinya tenang di alam mimpinya. Namun, hal itu diabaikan oleh Nancy, sang mama. Ia membuka pintu kamar Nara dan membangunnya putri kesayangannya itu.

Gadis itu menolak bangun, semakin menenggelamkan kepalanya didalam selimut. Membuat Nancy memeluk gadis itu. Yahh, dengan cara itu Nara akan bangun. "Pelukan" sang mama yang mampu melunturkan tekat bulat tidur panjangnya hari ini.

Nara yang merasakan pelukan itu kemudian terbangun. Lalu melihat kearah sang ibu. Sedikit kesal memang. Tapi, sejak kecil apabila Nara susah dibangunkan, dengan pelukkan mamanya, Ia akan segera bangun. Entah karena faktor apa, namun itulah faktanya.

****

Waktu menujukkan pukul 06.15 WIB. Nara yang sudah siap dengan seragam SMA, tengah duduk dimeja makan bersama keluarganya. Yakni papa, Dery adalah seorang karyawan di salah satu perusahaan minuman ternama di Jakarta. Dafa Alessandro, kakak pertama seorang mahasiswa tingkat akhir dijurusan Teknik. Kemudian, Darel Antonius sang kakak nomor dua. Sudah tamat SMK. Namun, tidak berniat untuk kuliah. Karena sejak SMK, Ia telah berniat ingin membuka usaha. Terakhir, Nara. Nara Abigail, seorang siswi kelas IX disalah satu SMA Negeri di Jakarta.

****

Pagi itu, seisi rumah telah selesai menyantap nasi goreng buatan Nancy. Mereka siap beraktivitas seperti biasanya. Dan seperti biasa, Nara berangkat bersama Dery sang ayah mengenakan motor Verza-nya. Karena, lokasi perusahaan dan sekolah Nara yang satu arah.

Seperti penjelasan diatas bahwa, Nara tidak berasal dari keluarga yang berada. Hidup didalam kesederhanaan jauh lebih damai ketimbang hidup berkelimang harta namun tidak damai (Karena pusing ngurusin harta doang, wkwk).

Lagi, selain berasal dari keluarga yang sederhana. Disekolah, Nara adalah murid pendiam yang biasa biasa saja . Cantik? Yaaa lumayan lah ya. Dan tidak terlalu pintar juga bodoh. Belum pernah mendapatkan prestasi disekolah dan dimanapun ityu. Dia juga tidak mencolok, tenar, up, hitz, dan se-kece para selebgram di dunia maya. Yahhh, walaupun demikian, dia sangat beryukur dengan kehidupannya sekarang. Setidaknya dia nyaman, menjalani masa SMA yang katanya "INDAH" itu tanpa ada gangguan sedikitpun.

****

Don't judge the book by its cover. Istilah pepatah itu seakan nyata dalam diri Nara. Dibalik sifat pendiamnya, Nara adalah gadis yang jago dalam permainan basket. Yah, hal itu tak terlepas dari kedua kakaknya yang masing masing dulunya adalah ketua team basket saat dibangku SMK.

Sang kakak yang tidak mengerti bermain Barbie juga Masak-masakan lah yang mengajarkannya permainan basket. Oleh sebab itulah, sejak SD tangan Nara sudah ahli dalam men- dribble bola basket. Ajaibnya sekarang, Nara tidak menunjukkan talent nya itu dimanapun Ia berada. Dia cenderung tidak menganggap hal itu luarbiasa.

Padahal, sekarangpun Ia mampu mengalahkan kedua kakaknya dalam merebut dan memasukkan bola ke dalam ring dari jarak yang cukup jauh. Sekali lagi, Nara bukanlah seorang yang suka pamer talent seperti kebanyakan orang diluar sana. Dia lebih suka menyendiri dan berbicara seadanya saja. Baginya itu sudah lebih dari cukup.

------

Introduction dulu. Kalo ada kemajuan, bakal update lagi. Hehe
Silahkan di likes atau dikomen, minusnya dimana.
Hehe

Gbu

STRUGGLESWhere stories live. Discover now