(12) Pretty Silent

1K 82 18
                                    

Story by @KageMizukii
Copyright © 2018

Dipersembahkan untuk @isroie106
Maaf jika kurang memuaskan 🙏

Ps. : Baca sampai akhir.

================================


Your traces that my heart is filled with, makes me able to breathe

When the long night, is colored by the moonlight

Will the inescapeable wait all end?

I wish for a miracle, and ask and answer myself

Kedua mata teduh itu menatap kosong ke arah langit malam yang memayungi kepalanya, menjadi atapnya. Ia mengerjap beberapa kali dan kembali melihat ke bawah, menoleh pada dua infus di sepasang tangannya, Donghae mengerang kecil. Menoleh pada beberapa pasien lain yang masih terjaga. Mereka yang sudah cukup sehat memilih untuk jalan-jalan dan menikmati malam yang panjang ini.

Menarik napasnya perlahan dan berjengit kecil, mengalihkan tatapannya pada beberapa suster dan dokter yang berlalu-lalang. Ia menunggu, menunggu seseorang untuk datang padanya dan membebaskannya dari semua ini.

Melajukan kursi rodanya sendiri, Donghae menyusuri lorong-lorong panjang rumah sakit yang cukup ramai.

Beberapa orang menatapnya, yang sehat berdecak melihat keadaannya. Keadaannya yang menyedihkan, keadaannya yang berbeda. Ia dulu tampan, sangat tampan. Tapi ketampanan itu perlahan hilang oleh penderitaan panjangnya.

Dan di sana, ia melihatnya, sosok cantik itu. Sosok yang selalu datang setiap dua hari sekali, dan mengunjungi kamar 207, tidak keluar dari sana hingga berjam-jam, dan akan pulang sekalinya ia keluar.

Donghae sendiri tidak tahu, dan tidak mengerti, kapan ia mulai jatuh cinta pada sosok itu. Ia tidak pernah mengundang perasaan ini, ia tidak pernah menginginkannya, karena bagaimanapun juga, ia tidak pantas.

Sosok cantik itu berhenti berjalan dan menatap Donghae dengan agak kaget ketika mereka berpapasan. Tatapan ketakutan dan agak jijik dari mata coklat itu terasa mengiris hatinya. Melukainya lebih dalam lagi, lebih sakit lagi. Donghae terbiasa dengan rasa sakit, sungguh. Tapi yang ini, tidak ada dokter yang bisa menyembuhkannya.

Ia hanya mengharapkan satu hal, keajaiban. Ia hanya menginginkan sosok itu bicara padanya, atau jika itu terlalu berlebihan, ia hanya ingin mata coklat itu memandangnya dengan sayang. Bukan dengan jijik dan ngeri seperti itu.

Donghae sendiri tidak tahu kapan ia mulai mengagumi sosok itu. Ia tidak pernah tahu. Ia hanya berharap, dan bertanya pada dirinya sendiri kapan keajaiban itu akan datang?

Oh, I want to reach your heart, I can't tell you about that

Like the stars hidden behind the cold clouds

I love you

In the end, this painful confession that lingers at the edge of my lips

Ended up in tears

Donghae tidak tahu, seberapa besar keinginannya untuk menggapai hati sosok cantik itu. Ia sendiri tidak bisa membayangkannya, seberapa besar cintanya sudah tumbuh untuk malaikat itu. Seberapa keras ia berusaha untuk mengungkapkannya.

Keputusasaan menguasainya setiap kali ia berusaha mengucap kata itu. Tidak ada cara untuk melakukannya, ketika mendekatinya pun sosok itu tidak sudi. Donghae meraih secarik kertas yang ditinggal ibunya di atas meja, mengambil pulpen yang ada di laci dan mencoba menulis.

Haehyuk Short Romance Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang