Chapter 13 Revisi

13.1K 739 241
                                    

.

.

...

.

.

Luhan merebahkan kepalanya diatas kepala Sehun berucap lirih, "Maaf.."

Suara lembut itu langsung mengobati rasa sakitnya, begitu juga meluruhkan emosinya. "Aku hanya mencintaimu.."

Akhirnya!

Sehun mendapatkan kesempurnaan cintanya. Sehun mengangkat kepalanya dari Luhan, menengadah untuk menatap mata cantik dari balik minimnya pencahayaan didalam ruangan itu.

Sekarang, Sehun bisa melihat mata itu masih menyimpan cinta untuknya. "Luhan.."

Luhan mengangguk, mengulas senyum lembut. "Seluruh hidupku hanya mencintaimu, dan tidak akan pernah berubah."

Adakah rasa bahagia yang belum didapati Sehun selama hidupnya, dan inilah kebahagian yang paling berharga menurutnya, Cintanya berbalas.

Sehun menegakkan punggungnya, menangkup kedua pipi Luhan, "Katakan sekali lagi, kau mencintaiku.." senyum Sehun tak tertahankan.

Luhan tertawa begitu cantik disela tangisnya. "Luhan hanya milik Oh Sehun..."

Menghangat, dan lebih hangat dari sinar mentari dipagi maupun disenja hari. Perasaan Sehun tercurahkan lewat debaran jantungnya yang temponya tidak bisa ia imbangi. Sehingga itu membuatnya cukup gugup.

Sehun menyatukan kedua kening mereka.

Harapannya terwujud manis. "Terimakasih Luhan," napas Sehun beraroma alkohol meliuk liuk menerpa permukaan wajah Luhan.

Anggukan Luhan sudah menanggapinya, "Aku sangat mencintaimu, sangat." Aku Sehun berulang kali.

Sehun yang berdiri diambang kehancurannya, perlahan kokoh kembali ketika kekuatannya memilihnya.

"Aku tahu.." desis Luhan, menarik senyumnya.

Sehun mengambil jaraknya dari Luhan, menatap sedikit lama satu persatu bentuk susunan fitur paras isterinya. Bila keadaan ruangan tidak dalam remang remang, Sehun pasti melihat rona hebat dipipi Luhan.

"Aku bahagia, Luhan.."

Luhan menyimpan anggukan malunya dibibirnya yang terlipat kedalam. "Aku juga..." balasnya tercicit.

Sehun menggeram rendah. Dan langsung meraup kedua belah bibir Luhan dengan lahap, namun penuh kelembutan. Menekan tengkuk isterinya untuk menciptakan ciuman dalam yang bergairah.

Ragu, Luhan menghargai sentuhan suaminya dengan mencoba membalas ciuman Sehun yang menuntutnya, semampunya. Gerakan spontan jemari Luhan yang meremas bagian depan kemeja Sehun menunjukkan betapa besar ukuran gairah suaminya, merangsangnya.

Sesekali jari panjang Sehun mengelus leher jenjang Luhan.

Melumat dagu runcing isterinya dengan sapuan lidahnya, lalu kembali memagut bibirnya.

"Engg,,,"

Lenguhan Luhan menyuruh Sehun menghentikan kegiatannya. Sehun cukup pengertian, Luhan butuh ruang napas untuk mengisi rongga dadanya yang mendadak kering.

Napas mereka saling bersahutan intim, saling memandang dalam. Dan, Sehun tersenyum setelahnya, dan kembali mengecup bibir bernada gugup itu beberapa kali.

"Sehun..."

Mendapat teguran. Sehun menyudahinya sembari terkekeh singkat.

Semburat merah dikedua pipi isterinya menggelitik ujung ujung jari jari Sehun untuk menyentuhnya.

Love is a complicated ||HunHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang