You're The One I See

1.2K 149 13
                                    

Kim Namjoon hanyalah mahasiswa di sebuah universitas terkenal di Seoul, memilih jurusan music production dan mengenal musik lebih dalam lagi. Kesehariannya tak berbeda dengan mahasiswa-mahasiswa lainnya. Menghadiri beberapa kelas, mengerjakan tugas tiap mata kuliah, dan bekerja paruh waktu -- walau tak semua.

Kehidupan mahasiswanya biasa-biasa saja, tak ada yang spesial. Bahkan, ia lebih sering fokus pada kegemarannya bermusik dan memilih untuk lebih produktif.

Walau pada akhirnya, Namjoon memutuskan untuk lebih peka terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Termasuk orang-orang yang selama ini tak pernah ia perhatikan sama sekali walau sudah sering ia temui.

***

Seorang Namjoon sudah pasti selalu menyibukkan dirinya, tak peduli dimana ia berada. Setidaknya, akan membuatnya sekalian peka terhadap lingkungan sekitarnya.

Tak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua sudah diatur dari awal. Bahkan sebelum kau berada di perut Ibumu. Mereka yang percaya akan garis takdir, sudah pasti mengerti akan hal ini. Kebanyakan dari mereka percaya bahwa ada sehelai benang merah diantara dua manusia yang berbeda.

Sekali kedua mata menangkap hal yang menarik, mereka akan selalu menatapnya. Tak ada yang bisa mencegah itu terjadi, bahkan diri kita sendiri. Apakah kau pernah memilih untuk tidak melihat sesuatu yang menurutmu menarik? Percayalah, kau akan melihatnya lebih lama dari apa yang kau rencanakan di awal dan kau tak akan menghiraukannya begitu saja.

Begitu takdir bekerja, kau akan kehilangan dirimu sendiri dalam sekejap. Duniamu seakan-akan berhenti ketika melihat seseorang yang menarik hatimu. Itulah yang Namjoon rasakan saat ini.

Kelopak mata Namjoon hampir sama sekali tak bergerak. Hampir tak berkedip sama sekali. Sosok itu begitu menarik di matanya. Rambut pendeknya yang hitam, kedua mata yang indah, hidung mancung dan sepasang bibir berwarna merah muda yang berisi. Kulitnya putih, namun bersemu merah.

Ada kata yang tiba-tiba muncul dan dapat mendeskripsikan tentang sosok itu di kepala Namjoon.

Cantik.

Adalah kata yang cocok untuk sosok itu. Sosok yang mungkin saja selalu ia temui, namun tak pernah ia sadari keberadaannya.

Namjoon tak habis pikir jika ada sosok lelaki yang seperti itu. Cantik dan mempunyai wajah yang menurutnya terlampau sempurna. Bahkan terlihat begitu tampan.

Sebagai seorang lelaki, rasanya tak baik jika ada lelaki lain yang menarik hatinya. Namun, apalah arti suka? Menyukai tak perlu memandang siapa dan apa jenis kelamin mereka. Tak ada yang salah untuk menyukai seseorang. Selama kata 'suka' bukanlah suatu kejahatan.

Jujur saja, Namjoon ingin sekali lebih lama memandang sosok itu dan mengaguminya lebih lama pula. Namun, sosok itu telah pergi walau mata dan hati tak bisa berhenti memandangnya sampai sosok itu menghilang dari pandangan.

Seketika jantung Namjoon berdegup lebih kencang dan dengan tak sadar, wajahnya bersemu merah muda. Entah apa yang terjadi, namun ia tahu jika dirinya baru saja merasakan jatuh cinta. Rasa yang selama ini absen di hatinya.

***

Sudah lewat jam 12 malam dan Namjoon tak bisa berhenti memikirkan sosok yang ia temui siang tadi. Wajah sosok itu pun selalu terbayang di kepalanya. Bagaimana ia tersenyum atau air mukanya yang berubah-ubah ketika sedang berbicara.

Namjoon menarik salah satu ujung bibirnya, menggelengkan kepala tak percaya jika ia sedang jatuh cinta. Jatuh cinta yang pertama ia rasakan selama ia berada di universitas.

Ingin rasanya mengenal sosok itu lebih jauh, bahkan berbicara dengannya, selama apapun yang Namjoon inginkan. Mengagumi setiap gambaran di wajah sosok itu lebih dekat, tak habis mengatakan hal-hal manis yang tak bermutu dan membuatnya tertawa di setiap hal-hal kecil yang tak berarti.

(PG - 13) You're The One I See (Oneshot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang