Aku ingin menjelaskan, namun kamu tidak memberikanku kesempatan. Jika kamu mampu melihatnya, kuharap air mataku mampu mengatakan. mengungkapkan seberapa besar aku mengharapkanmu ada disini. Memelukku. Menghapus air mataku. Dan menciumku lembut seperti yang biasa kamu lakukan.
***
Malam dengan hujan deras, petir menyambar dan angin bertiup kencang. Langit tampak menghitam tanpa setitik cahaya yang memberikan penerangan. Langkah kakinya gemetar dan giginya bergelutuk saling beradu karena kedinginan. Baekhyun berjalan dengan kaos putih tipis, menembus jalanan yang basah penuh dengan genangan air. Matanya memerah dan tampak jelas bahwa ia sedang menyembunyikan tangisnya. Tangan mungil yang berjari jari ramping itu, ia bawa menuju dadanya, meremat kuat kaos tipis yang ia kenakan. Hatinya ngilu. Terluka dengan parah. Hatinya hancur sampai ingin meledak rasanya. Baekhyun terjatuh, duduk bersimpuh diantara genangan air dijalan raya. Ia menangis, menumpahkan kesedihan hatinya yang sudah lama ia pendam. Malam itu. Jalanan tampak lengang. Hanya terdengar suara gemercik hujan dan tangisan pilu seorang byun baekhyun. Malam ini. Malam terburuk untuknya. Malam ini malam terberat untuknya. Malam ini seperti akan menjadi malam terakhir ia merasakan cinta..
***
Chanyeol berlari menyusuri lorong rumah sakit. Tampak dengan jelas raut khawatir diwajah tampannya. Kemeja putih polos yang ia kenakan terlihat basah, dan kemungkinan besarnya ia menerobos hujan dan memasuki gedung rumah sakit itu. Nafasnya tersengal mendapati sepasang suami istri yang sedang menangis di depan sebuah ruangan. Hatinya ngilu. Dan perasaannya menjadi kacau. Chanyeol mengajak rambutnya frustasi dan sesegera mungkin menghampiri sepasang suami istri yang mengalihkan pandangannya ke arah chanyeol yang baru saja sampai."Bagaimana keadaannya om? Tante?, kuharap tidak ada sesuatu yang buruk terjadi" chanyeol bertanya dengan suara yang bergetar .
Dan sang istri yang berada dalam pelukan suaminya memilih bungkam tidak sanggup bersuara bahkan hanya sekedar menjawab pertanyaan chanyeol.
"Om belum tau keadaannya, sudah satu jam berlalu, dan ruangan operasi belum juga terbuka" lelaki berum 50 tahunan itu menjawab seraya memandang ruangan operasi dengan penuh harap dan cemas.
"Maafkan chanyeol om. Harusnya chanyeol lebih memperhatikan keadaan Irene sehingga tidak akan terjadi hal seperti ini" chanyeol meminta maaf dan membungkukkan badannya dalam. Lelaki hampir tua itu yang dipanggil tuan Bae adalah seorang pemilik perusahaan besar tempat chanyeol bakerja. Chanyeol merasa menyesal tidak mampu melaksanakan tugas yang diberikan untuknya.Menjaga jiwa dan raga gadis cantik putri tunggal tuan bae.
Chanyeol memandang ruang operasi dengan penuh penyesalan dan hatinya semakin ngilu mendapati ia berlari kearah yang salah. Jantungnya berdebar hebat sembari memandang keluar gedung rumah sakit dari jendela kaca yang menjulang besar. Diluar hujan deras. Angin kencang. Dan terutama, petir yang meraung hebat.
Baekhyun.
Baekhyunnya berada diluar sana sendirian. Baekhyunnya tidak bisa kedinginan. Baekhyunnya yang takut petir. Dan baekhyunnya yang tidak terbiasa kehujanan. Bahkan setetes hujanpun tak pernah chanyeol biarkan menghampiri lelaki mungil itu. Chanyeol akan memayunginya dengan hati yang berbunga. Namun sekarang, apa baekyun kehujanan itu yang dipikirkan chanyeol. Lama bergelut dengan pikirannya, chanyeol tersadar oleh tepukan pelan yang menghampiri bahu lebarnya. Ia menoleh mendapati tuan bae yang memandangnya dengan pandangan berbinar. Chanyeol berusaha memfokuskan atensinya untuk tuan bae.. Berharap baekhyunnya baik-baik saja disana.
"Chanyeol, operasinya berjalan lancar. Irene akan segera dipindahkan keruang rawat. Terimakasih chanyeol. Telah bertindak cepat menelepon ambulance, jika tidak om tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada irene" tuan bae berucap tulus sembari memandang mata sembab chanyeol. Dan memilih mengabaikan mata sayu lelaki jangkung itu. Bolehkah ia egois.
Egois untuk hati putri cantiknya.
Egois untuk hidup putri yang teramat disayang nya.
Chanyeol mengangguk. Tapi tunggu, menelepon ambulance. Ah. Baekhyun. Chanyeol tidak melakukannya. Baekhyunlah yang menelepon ambulance itu. Dan kenyataan itu seakan menampar telak chanyeol, merutuki kebodohan dan ketidak berdayaannya.Baekhyun, aku ingin berlari dari sini. Aku ingin memelukmu. Maafkan aku.
***
.
.
.
..TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending like You Want (CHANBAEK)(YAOI)
FanfictionBaekhyun mencintai chanyeol lebih dari apa yang ada didalam dirinya. Baekhyun mempercayai chanyeol, bahkan jika ia harus menyangkal penglihatannya. Baekhyun mendambakan chanyeol bagaikan mimpi indah yang ingin ia jaga. Baekhyun selalu ingin mengutam...