Part 12: The War Flag

25.4K 2.5K 141
                                    

Dan Elena yang menyembunyikan gundahnya. Berakhir dengan membiarkan harinya berjalan seperti biasa seiring langkah ringan kaki jenjangnya yang berbalut celana panjang dan kaus kaki tebal. Bahkan musim dingin tak mampu membuat Elena gemetar sekalipun tiap dia melihat Ansell dikunjungi istrinya ke Akademi, mendadak hatinya terasa perih. Elena hanya memandang dan seringkali menemukan mata hijau Ansell yang menatapnya...entah penuh rindu atau apa. Kenyataannya, keadaan wanita itu...bukan semakin membaik. Di mata El, entah mengapa wanita bernama Corine itu terlihat makin pucat dengan lingkaran hitam di matanya yang kian tebal.

Di kelaspun gosip mulai memudar seperti embun yang memang harus luruh seiring pagi yang menjelang, seiring tugas-tugas akhir semester yang menumpuk. Sekarang semua sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti praktek kerja di lapangan. Elena menolak tawaran Ayahnya untuk di tempatkan di Leandro Hotel dan Resort dan kenyataan bahwa teman-temannya begitu mengincar peluang itu, Elena bergeming. Memilih berada di hotel lain dan membantu akses sebagian besar temannya untuk bisa masuk ke hotel keluarganya.

Elena mengibaskan bedak yang menempel pada baju chef-nya. Baju berwarna putih bersih dengan garis hitam yang baru saja dia terima dari akademi untuk praktek kerja lapangan. Elena dan beberapa temannya akan memulai segalanya pagi ini di hotel yang menjadi salah satu rekomendasi tertulis pihak Akademi.

"El...kita berangkat sekarang?"

Seorang temannya melongok dari balik pintu. Elena mengacungkan ibu jarinya dan menghembuskan napasnya berulangkali mengusir gugup.

Dari Akademi Elena dan kawan-kawannya yang berjumlah 6 orang menaiki mobil Akademi menuju hotel Starlight Heaven di pusat kota Manhattan. Elena menghargai keputusan Christy yang begitu penurut pada Justin yang merekomendasikan hotel keluarga Leandro sebagai tempat praktek. Sesaat kemarin Elena berpikir, mengapa bisa Christy begitu penurut pada Kakaknya itu?

Elena memasuki hotel dengan sumringah. Senyumnya mengembang saat memasuki ruang breafing. Dan secepat senyum itu mengembang, secepat itu pula senyum itu lenyap dari bibirnya saat melihat Miss Dabria Scott ada di ruangan itu. Lengkap dengan baju Chef kebesarannya. Seakan ingin menunjukkan pada semua bahwa dialah yang berkuasa.

Seorang teman Elena menyenggol bahu Elena. Elena mengendikkan bahu karena setahu Elena, pendamping mereka adalah Mrs Debby Rich bukan Miss Dabria Scott.

Dan saat breafing berlangsung, semua menjadi jelas bahwa ada pertukaran posisi antara Mrs Rich dengan Miss Scott untu sebuah alasan.

"So...mari berperang..."

Elena menggumamkan kalimatnya pelan namun cukup untuk membuat teman di sampingnya, Betty Swan cekikikan. Mereka keluar dari ruangan sambil berbisik.

"Kau tahu El. Seminggu lalu Miss Scott adu jambak rambut dengan istri Mr Giuliano."

Gadis bernama Betty Swan berbisik pada Elena.

"Oh ya? Dan siapa pemenangnya?"

"Tentu saja istri Mr Giuliano. Aku heran kenapa Miss Scott diam saja sambil menahan amarah seperti itu?"

Elena mengendikkan bahu. Mengambil kesimpulan bahwa kehadiran Dabria di hotel ini sebagai pendamping mereka adalah untuk mengerjai Elena. Dan Elena tertawa dalam hati. Ada kalanya, dia harus menggunakan kekuatan keluarga Leandro. Dalam hal ini kekuasaan Kakeknya....Ethan William Leandro. Kakeknya akan tersenyum begitu manis dan setelahnya akan terjadi sesuatu yang mengejutkan. Huuuh....

Dan...benar saja!

Elena nyaris mengumpat keras saat Dabria dengan sengaja memberi beban pekerjaan yang lebih daripada teman-temannya dan selalu mencari-cari kesalahan Elena dengan suara keras. Betty Swan bahkan terlihat lebih kesal daripada Elena yang dikerjai.

DROWNING IN PASSION  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang