Pagi ini seperti biasa, Rafa berjalan kaki menuju sekolah. Jalan kaki adalah pilihan paling tepat karena jarak rumahnya yang dekat. Selain menikmati udara pagi, bisa sekalian berolahraga, begitu pikirnya.
Cih..cewek itu lagi, setiap pagi selalu berdiri di dekat gerbang sekolah, curi-curi pandang ke gue sambil senyam senyum gaje.
Rafa melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah dengan pasang wajah jutek.
Tuh kan bener, cewek itu masuk gerbang juga, ngikutin gue dari belakang. Apa sih maunya? Setiap hari kayak gitu.
Tingkah Fersya yang selalu menunggunya setiap pagi membuat Rafa mau tak mau mulai memperhatikannya. Biasanya cewek yang naksir dia pasti bakal mencoba mendekat, mengajak ngobrol, atau merayunya, tapi beda dengan cewek satu ini. Fersya hanya memandanginya, lalu tersenyum malu sambil menunduk tiap kali mereka bertemu pandang.
Rafa jadi teringat obrolannya dengan Dimas, sepupunya yang tinggal di luar kota, beberapa hari yang lalu.
"Udah punya cewek belum? Dari dulu kok jomblo terus lo"
"Apaan sih? Tiba-tiba nanya kayak gitu. Gue nggak mikir cewek."
"What?? Jadi maksud lo,lo mikirin cowok?" Dimas bergidik ngeri.
"Gue masih normal lah, maksud gue, cewek itu merepotkan. Gue juga mau jaga prinsip gue, nggak akan pacaran." jawab Rafa penuh percaya diri.
"Lah terus lo mau langsung nikah gitu? Hello..hari gini langsung nikah udah nggak zaman,bro. Lo kan cakep, pinter, jago olahraga juga, rugi kalau nggak bisa manfaatin kelebihan lo itu." ujar Dimas sambil terkikik.
Hhmmm..Rafa tak peduli omongan Dimas, dia tetap asyik memainkan ponselnya.
"Gimana kalau kita taruhan? Lo harus ngenalin pacar lo ke gue pas liburan kenaikan kelas ntar." kata Dimas sambil merebut handphone dari tangan Rafa.
"Eh, lo apa-apaan sih? Balikin sini hp gue." Rafa berusaha merebut kembali ponselnya.
"Kita taruhan, kalau lo menang, lo boleh ambil mobil gue." ucapan Dimas barusan berhasil membuat Rafa menoleh menatapnya.
"Kalau lo nggak bisa ngenalin cewek lo, gue bakal bilang ke keluarga besar kita kalau lo itu gay yang nggak tertarik sama cewek." lanjut Dimas sambil terbahak.
Gue tahu, Rafa nggak bakal nolak karena dia udah dari dulu naksir mobil gue. Penasaran banget gue, gimana tipe cewek si Rafa yang super cuek itu. Pasti bakal seru banget.
Dimas cengengesan sambil menunggu jawaban Rafa."Oke kalau itu mau lo."
"Yess.. Buruan cari cewek sana!" kata Dimas sambil bersorak.
--------
Melihat tingkah Fersya yang memandanginya diam-diam, memunculkan ide di kepala Rafa.
Cewek ini beda dari cewek lain yang terang-terangan ngejar gue, dia juga kayaknya pendiem, nggak kebanyakan ngomong, penampilannya juga sederhana.
Ide Rafa adalah menjadikan Fersya sebagai pion untuk memenangkan taruhannya, bukan sebagai pacar, tapi sebagai teman.
Rencana telah tersusun matang di kepala Rafa, diapun tersenyum.
"Gue bakal dapat mobil baru"gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Destiny
Teen FictionFersya, Seorang gadis pemalu yang diam-diam mencintai cowok tercuek di sekolahnya. Dia memiliki misi untuk mencairkan hati cowok itu. Disaat mereka mulai dekat, muncul laki-laki dari Korea yang mengaku sebagai tunangan Fersya.