RS 11

9 1 0
                                    

Running Story
======================
Judul : Love Warning
Genre : Teenfictiom

———————————————

Elma Syatun,  atau yang akrab di sapa Elma ini benar-benar merasa bingung dengan tindakan keempat cowok-cowok di depannya saat ini.

Pergelangan tangannya benar-benar sakit,  bagaimana tidak, Ia tadi sedang mencari-cari anggota OSIS untuk dimintai tanda-tangan.  Giliran dia menuju ketiga cowok itu,  mereka malah berdiri dan menarik-narik tangannya  seperti kuda liar yang lepas dari kandang,  tentu saja hal itu membuat dirinya merasa sangat kesal. Dia ingin melawan tapi mana bisa kekuatan cewek  mengalahkan kekuatan cowok yang begitu besarnya,  kecuali kalau dirinya memiliki kekuatan wonder women mungkin saja maka ia akan dengan mudahnya melempar cowok cowok aneh ini.

Elma meringis menahan sakit, "eh, lepas dong! Sakit tau! " Seru Elma kesal.  Cowok yang menariknya ini tidak peduli bagaima keadaannya. Mereka terus menyeret dirinya menuju  rooftop.  Semua orang yang melihatnya di seret,  terus mengikutinya dari belakang.  Mungkin mereka ingin menyaksikan peristiwa ini, hal itu membuat Elma jengkel menjadi bahan tontonan.

Tiba tiba.....

-Ellen

Mereka menatap Elma dengan tajamnya. Sedangkan sang gadis mulai risih dengan tatapan ketiga cowok ini, seakan ingin menelanjanginnya.

"Lu Elma Syatun Astan, kan. Anak dari CEO Hiwara.cop dan perusahaan terbesar No 3 di dunia dan pertama di indonesia?" tanya panjang lebar cowok yang lebih pendek dari ketiga cowok tersebut, tetapi masih tinggian cowok itu dari pada dirinya.

Ia menyengit bingung. Pasalnya ketiga cowok ini sudah mengetahui asal-usulnya. Padahal, ia ingin menyembunyikan identitasnya dan sekolah pada umumnya. Sampai ia tidak memakai nama terakhirnya.

Elma Mengangguk tanpa rasa takut. Toh, dari kecil ia sudah di ajarkan beberapa ilmu bela diri untuk jaga-jaga.

Ketiga cowok yang menatapnya tajam, sekarang sudah membungkuk hormat layaknya bawahan. Tentu Elma tambah bingung dengan sikap kakak-kakak kelasnya.

"Mulai sekarang kami adalah bodyguard anda, Nona Elma," ucap cowok dengan telinga kanan di tindik dan makai seragam ala badboy.

Elma diam mematung. Ia mencerna setiap kata yang barusan di bilang.

"Hahh!!" teriak Elma, membuat ketiga cowok itu reflek menutup telinga.

-Rere

"Nona Elma, tolong jangan berteriak," kata salah satu dari ketiga cowok itu.

"Eh, apaan sih? Gue gak mau pokoknya. Gak!"

"Harus, ini perintah dari seseorang." Elma membulatkan matanya dan menggelengkan kepalanya.

"Gak mau! Gak butuh!" Elma berbicara cukup kencang, sehingga ketiga cowok itu kembali menutup telinga mereka.

-DE-

"Ini adalah perintah, Nona," ujar salah satu pemuda berambut cepak yang bernama Ditto.

Elma berjalan menjauhi ketiga orang tersebut sambil berteriak, "Persetan sama perintah! Gue ngga mau dan ngga butuh kalian semua!"

"Izinkan kami mengikuti anda," ujar Ditto yang hendak melangkah namun diinterupsi oleh suara peringatan Elma.

"Kalian maju selangkah buat ngikutin gue, dijamin gue bakal lapor ke papa. Gue tahu ini akal-akalan papa biar gue ngga bandel kaya sewaktu SMP. Dan kalian, ngga berhak ngekang gue dengan embel-embel perintah dari papa!"

—R_mhd

"Kami tidak bermaksud seperti itu, Nona. Kami memang diperintahkan oleh tuan untuk mengikuti dan mengawasi nona." Elma semakin kesal dengan jawaban pengawal yang "dikirim ayahnya".

Wajah Elma memerah, menahan amarah yang bergejolak. Tiba-tiba ia berbalik dan berkata, "Selangkah lagi kalian mendekat, saya tidak akan segan-segan menembak kalian." Sebuah pistol diacungkan ke hadapan mereka, entah sejak kapan Elma memegang senjata api itu. Refleks, semuanya berhenti dan terdiam.

-HD-

Elma menaikkan satu alisnya angkuh melihat ketiga lelaki yang tidak ia kenali itu menatapnya terperangah. Tangannya masih menodongkan pistol seolah memang sudah terbiasa.

Ditto melirik ke arah kedua temannya seperti memberi isyarat tertentu yang hanya bisa dimengerti oleh mereka.

Lelaki dengan setelan baju yang paling rapi di antara keduanya mengangguk paham dan menatap Elma tanpa rasa takut karena pistol yang masih ada di hadapan siap meluncurkan pelurunya. "Tolong tenang dulu, Nona. Jika ada pihak sekolah yang tahu anda membawa senjata--

Elma memotong cepat perkataan lelaki itu. "Emangnya ada yang berani sama gue? Kalo pun ada gue sama sekali gak takut!"

-An💕

" Gue berani sama lo " Ucap Thomas yang merupakan kakak kelasnya

"Jadi tolong  turunkan senjatanya. SEKARANG! " ucapnya sambil menekan tiap kalimat

Elma pun berbalik dan menatap tajam ke arah Thomas.

Siapa dia? Berani banget nyuruh nurunin senjata gue - batin Elma

" GAK MAU. Siapa lo? Kenal? Kagak kan? Gausah ikut campur deh " ucap Elma. Ia pun berbalik badan menatap bodyguardnya masih memegangi pistol

Thomas pun menghampiri Elma selangkah demi selangkah dengan perlahan

"Aw!!! " Rintih Elma karena kesakitan tangannya di pelintir oleh Thomas

"Makanya turunin senjata kalo gamau pake cara kekerasan, sayang " ujar Thomas

Tiba tiba ingatan Elma tentang masa lalunya berputar tanpa sengaja di otaknya

- Nurulia

Entah apa yang menbenturnya, semua berputar di otaknya seperti kaset rusak, tidak ada yang bisa ia lihat dan dengarkan dengan baik. 

Semua hanya sekadar bayang - bayang abu -abu membuatnya menerka nerka sendiri .

Dalam bayangannya ia hanya bisa melihat seorang anak kecil menggambar di kertas polos, seorang diri hingga sesosok pria menghampirinya dari ujung sana. 

-jeje

Lalu Elma tersadar dari ingatannya.

'Huh? Apa itu? Siapa anak kecil tadi? Ada sesuatu yang aku lupakan,  tapi apa?' ucap Elma pada dirinya sendiri, lalu ia sadar kini tangannya masih dipegang erat oleh laki-laki tadi.

"WOI! Lu gatau bahasa manusia apa, hah? Gue bilang lepasin! Lu paham ga sih?" teriaknya pada lelaki itu.

Lelaki tadi sontak menarik tangan Elma sehingga membuat keduanya semakin dekat. Elma dapat melihat dengan jelas warna kedua bola mata lelaki ini.

"Nama gue bukan 'WOI'. Gue punya nama, nama gue Thomas. One more, gue juga paham bahasa manusia." jawab lelaki tadi sambil melepaskan tangan Elma dan berjalan menjauh.

"Lu tau ga sih gua siapa, hah?" bentak Elma.

Lelaki tadi berhenti tanpa menoleh. "Lu? Hhhhhh lu itu manusia kan? Kenapa masih tanya?" jawab lelaki tadi dengan santai sambil berjalan kembali.

Elma kehilangan kesabarannnya. Kini ia berjalan dengan cepat menuju lelaki tadi.

-lalaa

Elma terus berjalan mendekat tanpa rasa takut.
"Lu siapa berani nentang gue? Lu gak ada hak buat ikut campur urusan gue karena apa pertama gue gak kenal lu, kedua lu bukan siapa-siapa gue, ketiga kita gak bakal pernah kenal sampai kapan pun jadi lu jangan pernah ikut campur sama hidup gue!" bentak Elma.

Mereka saling menatap hingga Thomas memutuskan tatapannya lalu pergi tanpa berkata apapun.

Elma masih tidak bergeming dari tempatnya. Dia juga penasaran sebenarnya siapa cowok tersebut.-Pio🐣

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Running Story AuthorIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang