CHAPTER 3

47 2 0
                                    

Rachel merebahkan dirinya di atas ranjang. Terlihat raut lelah diwajah cantiknya, ya bagaimana tidak selama 8 jam dia menaiki kereta dia tidak bisa memejamkan mata barang semenitpun, ia hanya bersandar di pundak kakaknya tanpa bergerak. 5 menit dalam kesunyian, ia mulai memejamkan matanya. Namun hampir 10 menit ia memejamkan mata, tetap saja Rachel tidak bisa tidur, mungkin efek kamar yang ia tempati ini terasa asing baginya, atau mungkin karena ingatan tentang perkataan pria itu yang membuatnya sedikit sakit hati.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

1 jam yang lalu

Pria itu masih memandang Rachel dengan tatapan shock, beberapa detik kemudian Aksa gantian menatap Arlan dengan tatapan tajam, bahkan Rachel yakin jika seandainya tatapan Aksa bisa membunuh seseorang, kakaknya pasti sudah tewas sekarang.

"Ada yang ingin kau jelaskan padaku?" Tanya Aksa pada Arlan masih dengan tatapannya yang tajam, setajam samurai kalau bisa diibaratkan.

"Saya tahu anda pasti merasa tidak suka jika saya membawa seorang wanita kesini, tapi saya melakukan ini karena tidak punya pilihan lain, Tuan Aksa." Jawab Arlan

"Lalu?" Aksa masih menunggu jawaban selanjutnya yang akan keluar dari bibir Arlan.

"Dia adalah adikku. Anda tau kan kalau saya anak yatim, kami berdua hanya memiliki seorang ibu. Tapi ibu kami meninggal beberapa hari yang lalu karena sakit, itulah alasan kenapa kemarin saya buru-buru pulang tanpa pamit kepada anda. Sekarang Rachel hanya memiliki saya. Tidak mungkin saya meninggalkannya dikampung, kami berdua tidak memiliki siapa-siapa lagi. Bahkan kami tidak memiliki saudara, karena ayah dan ibu kami sama-sama anak tunggal, orang tua dari ayah dan ibu kami pun sudah tidak ada. Kami benar-benar hanya berdua." Arlan terdiam sesaat. "Jadi, saya mohon ijinkan dia untuk tinggal disini sementara waktu sampai saya bisa membelikannya sebuah tempat tinggal yang layak didaerah sini. Dia bisa membantu mengerjakan pekerjaan rumah disini. Dia bisa memasak, mencuci, dan mengerjakan rumah lainnya. Saya sudah membicarakan ini dengan Rachel dan dia tidak keberatan untuk melakukannya. Jadi saya mohon kepada Tuan Aksa, tolong ijinkan dia untuk sementara waktu tinggal disini, tidak perlu didalam rumah, bahkan di paviliun pun tidak apa-apa." Sambungnya.

Aksa hanya diam sambil memandang Arlan dengan wajah tanpa ekspresi. Percayalah ekspresi Aksa saat ini benar-benar membuat Arlan hampir depresi, sementara Rachel sendiri tidak tahu harus berbuat apa jadi dia memilih diam.

"Kau tahu kalau aku sangat benci jika ada perempuan asing di rumahku." Ucap Aksa kemudian. "Kau adalah asisten pribadiku sekaligus orang yang aku percaya. Jadi, seharusnya kau tahu hal ini bukan. Aku benci melihat wanita asing di depan mataku, apapun alasannya. Tapi mengingat pengabdianmu yang begitu besar padaku, aku sedikit berubah pikiran. Dia boleh tinggal di paviliun mansion ini." Lanjut Aksa.

Arlan menatap tuannya dengan wajah terkejut dan tidak percaya.

"Anda serius Tuan Aksa?" Tanya Arlan memastikan. Dia masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

Aksa menangguk seraya menunjukkan wajah angkuhnya.

"Aku mengijinkan dia tinggal disini dengan beberapa persyaratan. Hei kau, siapa namamu?" Tunjuk Aksa pada Rachel.

Rachel yang sedari tadi hanya diam mulai membuka suaranya dengan gugup. Sebenarnya Rachel tidak hanya gugup karena sifat angkuh dari Aksa tetapi juga karena jantungnya yang berdegup kencang ketika Aksa menatapnya tajam, semacam salah tingkah mungkin.

"Saya?" Rachel menunjuk dirinya sendiri. "Nama saya Rachel Ayunda. Anda bisa memanggil saya Rachel." Lanjutnya lagi dengan nada yang sedikit bergetar.

"Baiklah Rachel, seperti permohonan kakakmu. Kau bisa tinggal di paviliun. Karena kau satu-satunya wanita disini, jadi aku punya syarat-syarat khusus yang harus kau taati. Syarat yang pertama kau jangan mengajakku berbicara, kecuali jika aku yang mengajakmu bicara duluan, kau tidak boleh dekat-dekat denganku apalagi meyentuhku dibagian manapun dari tubuhku, jarak berdirimu dariku minimal harus 5 meter tidak boleh kurang dari itu. Syarat yang kedua, kau harus membantu para pelayan di sini untuk mengerjakan pekerjaan rumah, tidak perlu kau lakukan semuanya, kau cukup memasak dan membersihkan ruang tamu mansion ini. Jangan masuk kamar pribadiku karena aku tidak suka ada bau perempuan dikamarku. Kau bisa mulai melakukannya besok dari saat aku sudah berangkat ke kantor sampai sebelum aku pulang dari kantor kau harus sudah ada di paviliun. Kau mengerti?" Ucap Aksa panjang lebar.

"Saya mengerti Tuan Aksa." Jawab Rachel sembari menganggukkan kepalanya dengan cepat. Sebenarnya Rachel merasa sedikit terhina dengan ucapan Aksa yang bilang kalau Rachel tidak boleh mendekatinya apalagi menyentuhnya. Apakah Aksa menganggap kalau Rachel itu kuman yang harus dijauhi.

"Baiklah, kau bisa pergi ke paviliun sekarang. Pilih sendiri kamar yang ingin kau tempati. Arlan yang akan menunjukkan tempatnya."

"Terima kasih banyak atas pengertian anda Tuan Aksa, saya permisi ingin mengantarkan Rachel ke kamarnya." Ucap Arlan sedikit lega.

Aksa hanya mengangguk samar sebelum kembali menaiki tangga lantai 2 menuju kamarnya.

Sesampainya di paviliun, Rachel kembali melongo, bagaimana tidak paviliun ini benar-benar bersih dan indah. Bahkan paviliun ini lebih besar dari rumah mereka di kampung. Setelah memilih satu kamar, Arlan menyuruh Rachel untuk beristirahat dan meninggalkannya. Rachel mengira dia akan membersihkan dahulu kamar yang akan dipakainya karena biasanya ruangan di paviliun kan tidak terawat, tapi ternyata dugaannya salah. Kamar yang ditempati benar-benar bersih seakan-akan kamar itu sudah dipersiapkan untuknya, oke tingkat kepercayaan diri Rachel yang tinggi kembali lagi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Setelah kepikiran kejadian yang tadi, Rachel memutuskan untuk tidur dan berusaha untuk melupakannya. Sejujurnya tubuhnya sudah sangat lelah jadi dia bisa dengan mudah terbang ke alam mimpi di atas ranjangnya yang nyaman dan empuk.

BERSAMBUNG

#############################

Apa alurnya terlalu lambat?

Sebenarnya saya suka cerita yang santai dan tidak terburu-buru jadi alurnya memang sengaja dilambatkan 😂😂😂😂

LOVE'S PHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang